Wakil Bupati Luwu
Syukur Bijak, dilapor atas tuduhan
perbuatan tak
menyenangkan oleh seorang pensiunan pegawai negeri sipil bernama JR Parentah
(64). Korban, warga Bulo, Kecamatan Walenrang, Luwu ini, melaporkan telah
diludahi oleh Syukur saat berada di terminal kedatangan Bandara Sultan
Hasanuddin, Makassar, pada Rabu (22/5) malam.
Korban melaporkan kasus
ini ke Polsek Bandara Hasanuddin, namun penanganannya dialihkan ke Polres
Maros.
Kapolres Maros AKBP
Hotman Sirait, mengonfirmasi via telepon (23/5), laporan korban dalam
penanganan pihaknya.
"Kasusnya sudah
ditangani Reskrim Polres Maros dan sementara dalam lidik," katanya
singkat.
Korban menuturkan,
kejadian bermula saat korban dan ponakan Syukur, Nurhati Luddu Pawindu (46)
beserta Akib Sabbarang (58), anggota DPRD Luwu, menunggu Syukur yang datang dari
Jakarta, di Cafe Serambi terminal kedatangan Bandara Sultan Hasanuddin. Waktu
tiba, Syukur menghampiri ketiganya, dan tanpa diduga ia langsung marah
menunjuk-nunjuk ke arah Parentah.
Selanjutnya, Syukur
meludahi korban dan mengenai wajahnya. Seraya iapun berkata "Kau tidak
syukur-syukur saya angkat istrimu jadi kepala sekolah," kata korban dalam
laporannya menirukan Syukur.
Selang beberapa saat,
Syukur kembali meludahi Nurhati dan mengenai kerudungnya. Nurhati, belakangan
diketahui adalah ponakan Syukur.
Tak terima diperlakukan
seperti itu, korban melapor ke Polsek Bandara. Berselang sehari, kasus ini
diambil alih Polres Maros.
Syukur Bijak yang
dikonfirmasi via telepon, sore kemarin, membantah meludahi Nurhati Luddu
Pawindu di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebagaimana diberitakan
sebelumnya. Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPC Demokrat Luwu itu hanya bernada
sedikit keras terhadap anak kakak kandungnya itu.
"Tidak ada sama
sekali tuduhan itu. Saya pun bernada keras ke Nurhati tidak ada kaitannya dengan
politik. Pasalnya dia keponakan saya jadi wajarlah kalau saya menegurnya,"
tutur Syukur via telepon selulernya yang mengaku masih di Makassar, Kamis
(23/5).
Atas informasi yang
tidak bertanggung jawab itu, ia menduga ada oknum-oknum yang secara tendensius ingin menyudutkan
dirinya.
"Bagaimana mungkin
saya ludahi. Dia itu perempuan. Apalagi, dia juga anak kakak kandung saya yang
selama ini tinggal dan besar bersama keluarga saya di rumah. Bahkan, ibu saya
yang membesarkannya, saya menilai ini adalah bagian konspirasi yang hanya ingin
mencederai saya," tutur Syukur.
Sementara itu, Nurhati
membantah telah melapor ke polisi. Yang terjadi kata dia, pihak kepolisian yang
datang ke rumah Nurhati untuk diboyong ke polsek dan diminta agar melapor
karena ada informasi yang masuk.
"Jadi bukan dia
yang melapor. Nurhati juga bukan warga biasa. Jadi, saya tegaskan bahwa dia
anak kakak kandung saya. Sehingga, adapun teguran itu hanya sebatas
kekeluargaan. Bukan yang lain," tegas Syukur.
Nurhati sendiri
membenarkan bahwa kejadian itu hanya kesalahpahaman.
"Saya juga tidak
tahu kalau ada ludah di kerudungku. Mungkin beliau tidak sengaja. Makanya saya
tidak permasalahkan,” aku Nurhati.
Kejadian itu, sebut
dia, mungkin secara kebetulan saja. Sebab, Nurhati sangat yakin, adik kandung
ibunya tersebut tidak mungkin mau berbuat sekeji itu. Adapun kejadian malam
itu, Syukur hanya menanyakan kenapa dia bisa ada di bandara.
"Kalaupun
demikian, saya juga tetap maafkan. Beliau itu om saya. Adapun teguran malam itu
hal yang wajar sebagai bentuk perhatian ke saya selaku keponakan,"
katanya.
Ia justru menduga ada
oknum yang sengaja mau mengadu domba keluarganya.