A. Arti Budaya Organisasi
Budaya akan memberikan suatu ciri khas tersendiri pada suatu organisasi. Budaya organisasi akan memberikan karakteristik dan identitas pada suatu organisasi. Budaya organisasi ini masuk kedalam setiap bagian dan tertanam didalam organisasi. Budaya organisasi inilah yang akan membedakan dari organisasi satu dengan yang lainya. Dimana budaya akan mempengaruhi organisasi dan organisasi akan dikelola oleh organisasi.
Pengertian budaya organisasi tersendiri meiliki arti sesuatu yang dapat mengikat organisasi tersebut dalam satu kesatuan. Menurut Pfister, budaya organisasi memiliki empat karakteristik yaitu : pemahaman bersama di antara anggota kelompok; interaksi para anggota suatu kelompok; bersifat implisit ataupun eksplisit; dan didasarkan sejarah serta tradisi. (Heidelberg: Springer, 2009), disini nilai dan norma adalah yang terpenting dalam organisasi. Nilai bagi organisasi ini sangat di junjung tinggidan sangat diyakini dalam setiap anggota-anggotanya, sedangkan norma inilah akan mengatur setiap nilai-nilai dan perilaku pada organisasi.
Selain itu Geert H. Hofstede mengemukakan Budaya organisasi merupakan pemrograman pikiran yang bersifat kolektif, dalam mana budaya organisasi ini membedakan anggota (manusia) di satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sisitem nilai (values), keyakinan, asmsi-asumsi, norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggotanya dalam organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Dalam budaya Organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota-anggotanya , menjiwai orang per orang di dalam organisasi . Denagn demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Kilmann dkk, 1988).
Pada dasarnya setiap konsep dalam budaya organisasi mementingkan adanya nilai, norma dan asumsi yang berlaku didalam organisasi, diamana konsep tersebut akan mengatur pola perilaku, pola pikir dan merasuk kedalam organisasi dalam rangka beradaptasi dengan lingkungan eksternal maupun membangun integrasi didalam organisasi.
Dalam mengkaji lebih dalam Kebudayaan Organisasi terdapat lapisan-lapisan budaya organisasi dimana menelaah setiap konsep dari budaya organisasi. Schein membagi lapisan budaya organisasi menjadi 3 tingkat yaitu Artifak, Keyakinan dan Nilai; dan Asumsi-asumsi.
Artifak
Artifak sesuatu paling mudah untuk dipahami, karena artifak ini merupakan seluruh fenomena yang bisa dilihat, didengar, dan diserap saat seseorang memasuki organisasi baru yang budayanya masih asing baginya. Artifak dapat dilihat dan bersifat nyata. Artifak ini berupa symbol-simbol, kebiasan-kebiasaan, norma-norma, bahasa, atribut. Misalnya : logo organisasi, seragam atau pakaian yang digunakan, aturan-aturan yang ditetapkan, jargon-jargon dan sebagainya.
Norma
Norma diartikan cara seseorang atau kelompok untuk berhubungan dan berperilaku dalam kegiatan yang rutin. Norma adalah hasil dari nilai, yaitu seputar bagaimana organisasi harus bertindak. Nilai termasuk pula cara seperti apa yang seharusnya digunakan dalam menggapai tujuan organisasi serta bagaimana kriteria pengalokasian kuasa dan status di dalam organisasi. Sebab itu, norma berupa aturan formal maupun informal di mana norma tidak dibakukan secara tertulis tetapi tetap mengatur bagaimana orang seharusnya berbuat ataupun berkomunikasi.
Nilai dan Kepercayaan
Nilai merupakan hubungan didalam organisasi untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainya. Setiap anggota saling berinteraksi maka akan timbul kepercayaan, selanjutnya kepercayaan akan membentuk pemahaman akan seseorang mengenai organisasinya tersebut.
Asumsi-asumsi
Asumsi adalah konsep yang paling abstrk dalam lapisan budaya organisasi yang sifatnya implisit. Asumsi yakni kepercayaan yang diterima dan merasuk kedalam individu tanpa perlu dipertanyakan. asumsi terkadang bersifat tidak disadari dan meliputi persepsi, pemikiran, dan perasaan yang bersifat “taken-for-granted.”
B. Fungsi Budaya Organisasi
1. Fungsi Pembeda
Budaya Organisasi memiliki suatu peran pembeda, Hal ini berarti budaya kerja menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lainya. Menurut Robbins budaya organisasi membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lainya. Setiap Organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam system dan kegiatan yang ada dalam organisasi.
2. identitas diri
menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi. Dengan budaya organisasi yang kuat, anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan cirri khas organisasi.
3. Mementingkan tujuan bersama
Mementingkan tujuan bersama, didalam anggota-anggota organisasi tumbuh komitmen pada kepentingan bersama daripada kepentingan individu.
4. Meningkatkan kemantapan system social
Dapat menjaga kestabilan organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi relative stabil.
Dengan demikan , fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota. Hal ini dapt berfungsi pula sebagai control atas perilaku anggota. Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan organisasi, sebaliknya yang lemah menghambat tujuan-tujuan organisasi.
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi dan Motifasi. Jakarta : Bumi Aksara
Miftah thoha.2009. Perilaku Organisasi (Konsep dasar dan perilakunya). Jakarta : rajawali press.
Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta : kencana.