Setelah Elysa, kini giliran Rina Remilya yang mengklarifikasi transferan uang Ahmad Fathanah. Ia mengaku pernah menerima uang pria yang akrab disapa Ollong itu tetapi dalam status membayar utang.
Transfer dana dari Fathanah yang diduga terkait kasus pencucian uang mengalir ke rekening Rina Remilya sebesar Rp120 juta sebanyak sembilan kali. Tetapi menurut suami Rina, Salahuddn Sampetoding, kiriman uang itu merupakan pembayaran Fathanah ke istrinya.
"Pada 2004 lalu, Fathanah memimjam uang saya sekitar Rp1,1 miliar. Waktu itu dia beralasan akan membuka usaha voucher. Jadi aliran dana itu adalah pembayaran utang ke saya melalui istri," kata pria yang akrab disapa Annar Sampetoding itu kepada FAJAR kemarin.
Aliran dana ke rekening Rina (istri Salahuddin) tercatat mulai 16 Maret 2004-14 Oktober 2005. Dana itu ditransder melalui BCA oleh Fathanah. Annar bahkan menyebut, utang Fathanah ini belum seluruhnya dibayarkan karena masih ada tersisa ratusan juta rupiah.
Salah satu kandidat wali kota Makassar ini menjelaskan, dirinya mengenal Fathanah sejak kecil. Maklum, tersangka kasus dugaan korupsi itu termasuk salah satu keluarga dekatnya.
"Fathanah itu termasuk keluarga saya. Jadi waktu kecil itu dia anak yang baik dan rajin mengaji karena memang orang tuanya ustaz. Mungkin karena dia sudah terpengaruh dengan kehidupan ibu kota sehingga jadinya berubah seperti itu," kata Salahuddin.
Salahuddin bahkan mengaku kalau dirinya sedikit dikibuli oleh Fathanah. Pasalnya, dia pernah diberi cek kosong untuk membayar utangnya. Hanya saja, Annar tidak merinci berapa besar cek kosong yang sempat diberikan Fathanah itu. "Karena dia adalah keluarga, persoalan utang ini tidak sampai kami laporkan ke polisi. Kalau orang lain kan mungkin sudah kita laporkan ke polisi karena melakukan penipuan," paparnya.
Di Sulsel sendiri, setidaknya ada delapan orang dari 45 orang yang diduga menerima aliran dana dari atau ke Fathanah. Selain mahasiswa Hubungan Internasional Unhas, Elsya Putri Adiyanti yang mentransfer dana ke Fathanah sebesar Rp2 miliar, beberapa nama lainnya juga mulai muncul.
Nama lain yang dikait-kaitkan memiliki keterkaitan aliran dana dengan Fathanah yakni Amel Fadly. Orang ini diduga adik Fathanah yang menerima dana sebesar Rp1,271 miliar. Transfer dilakukan dua kali sejak 1 Januari 2011-1 Februari 2013.
Ada juga nama Andi Marniaty yang menerima aliran dana sebesar Rp47,5 juta lewat Bank BCA. Dana itu diterima sebanyak tujuh kali per 16 Maret 2004-14 Oktober 2005. Selanjutnya, Fatimah Samsi yang menerima Rp16,5 juta lewat Bank BCA. Transfer dilakukan delapan kali per 16 Maret 2004-14 Oktober 2005. Fatimah diketahui mahasiswa pascasarjana Perikanan Unhas.
Selain nama itu, ada lagi nama Nurmala Sari Dewi yang menerima Rp1,1 juta. Dana itu diterima satu kali pada 16 Maret 2004-14 Oktober 2005. Dia diketahui sebagai istri pengusaha gula di Makassar.
Aliran dana dari Fathanah juga dikaitkan dengan istri politikus PDIP Sulsel Rudi Piter Goni, Erna Komalaningrum yang diduga menerima aliran dana sebesar Rp25 juta lewat Bank Mandiri. Dana ditransfer satu kali per 1 Januari 2011-1 Februari 2013. Terakhir ada nama Erna yang menerima sebesar Rp53 juta satu kali per 1 Januari 2011-1 Februari 2013.
Semangat PKS
Di Jakartam Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta memberikan semangat kepada para kader PKS. Ia meminta mereka tetap berprasangka baik meskipun telah dirundung badai. Badai itu terkait dengan kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan tindak pidana pencucian uang yang menjerat bekas Presiden PKS, Lutfhi Hasan Ishaaq.
"Apapun pertama yang kita alami termasuk semua badai yang sekarang datang, harus tetap kita tafsirkan dalam konteks husnudzon billah (berprasangka baik, red) bahwa Allah tidak mempunyai prasangka buruk kepada kita," ujar Anis dalam pidatonya di gedung Bidakara, Jakarta, Jumat, 24 Mei.
Ia menerangkan, apa yang menjerat PKS adalah cuaca buruk yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun. "Cuaca ini adalah fenomena alam yang pengetahuan manusia tidak sampai pada derajat pengetahuan tentang cuaca ini. Dan itu berarti waktunya kita katakan kita akan terbang dalam cuaca buruk," kata dia.
Mantan Wakil Ketua DPR tersebut mengingatkan agar kadernya tetap berdoa untuk menyikapi persoalan yang menyeret PKS saat ini. "Dan sepanjang kita yakin semua peristiwa dikendalikan oleh Allah maka kita mempunyai hak intervensi melalui doa," pungkasnya.