Konferensi Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI) berakhir Selasa, 21 Mei kemarin. Selain mengukuhkan kembali HM Jusuf Kalla sebagai Ketua CAPDI, forum juga mengeluarkan 21 poin rekomendasi untuk dunia.
Ini merupakan periode ketiga JK memimpin organisasi yang beranggotakan para penggiat demokrasi dan perdamaian dari kawasan Asia Pasifik ini. Padahal sebelum pembukaan konferensi ini, JK sudah mengisyaratkan untuk menyerahkan jabatan ketua CAPDI ke anggota CAPDI lainnya.
Salah satu nama yang disebut-sebut sebagai calon penggantinya, yakni Perdana Menteri Malaysia, Datuk Najib Tun Abdul Razak, namun Najib berhalangan hadir dalam konferensi di Makassar lantaran situasi politik di negaranya saat ini masih memanas pasca pemilu.
Dalam sesi pemilihan ketua CAPDI yang berlangsung di ball room Hotel Aryaduta, Selasa, 21 Mei, JK tidak bisa menolak lantaran seluruh delegasi yang hadir dalam konferensi itu. Satu suara menunjuk JK untuk kembali memimpin CAPDI.
Presiden Majelis CAPDI, Makarim Wibisono, dalam sesi jumpa pers usai sidang, mengatakan, konferensi CAPDI yang diikuti 20 delegasi negara ini telah melahirkan beberapa keputusan. Salah satunya adalah memilih secara aklamasi JK sebagai ketua CAPDI hingga empat tahun ke depan.
Selain itu jelas Makarim, CAPDI yang beranggotakan para pemimpin dunia, juga melihat akan cukup banyak tantangan yang akan dihadapi ke depan sehingga delegasi sepakat untuk melakukan penguatan struktur organisasi serta mengembangkan fungsi riset organisasi.
"Dan telah disepakati Makassar Declaration (deklarasi makassar). Isi dari deklarasi ini merupakan kumpulan dari langkah-langkah strategis yang akan diambil CAPDI ke depan di bawah kepemimpinan JK," jelasnya.
Jusuf Kalla di hadapan para wartawan, menjelaskan, Deklarasi Makassar ini berisi 21 poin. Poin pertama masalah ideologi politik. "Inti poin ini adalah bagaimana supaya kita melaksanakan kepemimpinan yang moderat di kawasan Asia Pasifik agar tidak menimbulkan konflik-konflik," jelas JK.
Poin-poin lain jelas JK adalah menyangkut masalah keamanan, ekonomi, pendidikan, sosial dan lingkungan.
Poin dalam deklarasi Makassar ini kata JK, sekaligus menjadi program kerja CAPDI ke depan. CAPDI, sambung JK, merupakan organisasi yang unik karena ini merupakan organisasi pemerintah dan bukan pula NGO. "Ini adalah komunitas baru pertama yang menggabungkan antara pemimpin formal dari setiap negara, pemimpin masyarakat sipil, pemimpin politik dan tokoh sosial," papar JK.
Komposisi seperti ini lanjut JK sangat penting karena orang-orang CAPDI melihat, dalam menciptakan perdamaian, selalu sinergi antara para pemimpin formal, informal, masyarakat sipil, politisi maupun akademisi.
Mantan ketua parlemen Filipina, Jose de Venencia mengungkapkan, alasan anggota CAPDI memilih kembali JK sebagai Ketua karena CAPDI menginginkan seorang pemimpin yang paham politik, memahami ekonomi dan paham masalah sosial. "Jusuf Kalla memiliki semangat sebagai pencinta perdamaian. CAPDI melihat sosok itu ada pada diri Jusuf Kalla," ujar Jose.
Anggota CAPDI lainnya sekaligus Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sok An mengatakan, JK merupakan sosok yang sangat dihargai di CAPDI. "Beliau adalah sosok yang memberi inspirasi bagi para anggota CAPDI, khususnya dalam menciptakan perdamaian," kata Sok An.
Senator Pakistan, Mushahid Hussain Sayed menambahkan, terpilihnya kembali JK sebagai Ketua CAPDI, tidak terlepas dari track record dan pengalaman yang ditunjukkan JK selama ini. "Pengalaman Pak JK mulai saat masih menjadi wakil presiden cukup banyak, mulai dari penyelesaian kasus Aceh, kasus Palestina dan Myanmar dan lain-lain," tuturnya.
Konferensi CAPDI kali ini juga menetapkan tiga perguruan tinggi di Indonesia sebagai lembaga yang diajak bekerja sama di bidang riset. Ketiga kampus itu yakni Universitas Indonesia, Universitas Hasanudin (Unhas), dan Universitas Paramadina. Seluruh kegiatan riset atau kajian menyangkut berbagai aspek di kawasan Asia Pasifik akan melibatkan tiga universitas ini.
Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM), Hamid Awaludin yang turut hadir mengatakan, JK dipercaya memimpin kembali CAPDI karena alasannya cukup sederhana. Pertama katanya karena JK selama dua periode memimpin CAPDI dianggap cukup sukses.
"Sukses karena dia bekerja. Kedua, ini apresiasi terhadap JK sebagai seorang figur dengan kepribadiannya yang memiliki banyak prestasi. Ini memberi nilai tambah bagi Indonesia bahwa ada putra bangsa yang mendapat kepercayaan dari para pemimpin dunia maupun mantan kepala negara," ujar Hamid.