Komponen Ekosistem- Di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu ekosistem bahari (laut), ekosistem darat alami, ekosistem suksesi, dan ekosistem buatan.
LINGKUNGAN HIDUP EKOSISTEM. Bila
Anda amati kebun dan sawah pada Gambar 10.2, dapat Anda jumpai berbagai
jenis makhluk hidup. Pada kebun terdapat banyak tanaman yang sedang
berbunga dengan sepasang kupukupu sedang terbang lalu mengisap madu dan
ada beberapa burung sedang membuat sarang di atas pohon, serta seekor
burung elang bertengger di pelepah pohon kelapa sedang mengawasi
tikus-tikus memakan tanaman padi di sawah. Di sebelah kebun terdapat
tanaman padi terhampar di sawah dengan beberapa burung bangau sedang
terbang di atasnya dan banyak cacing tanah yang sedang membuat lubang di
sawah.
Jika kita perhatikan gambar
tersebut, maka setiap makhluk hidup selalu memerlukan suatu lingkungan
tertentu sebagai tempat hidupnya, seperti tanaman jagung habitatnya di
kebun, tanaman padi habitatnya di sawah, burung elang habitatnya di atas
pohon kelapa, cacing tanah habitatnya di sawah, dan sebagainya.
Tempat
hidup tanaman jeruk memerlukan sedikit air, berada di kebun, adapun
tempat hidup tanaman padi memerlukan banyak air, berada di sawah. Burung
elang berada di atas pohon, tetapi cacing tanah berada di lubang tanah
sawah. Tanaman jeruk dan padi atau cacing tanah dan burung elang tidak
dapat hidup di padang pasir (gurun). Jadi, setiap makhluk hidup
memerlukan tempat yang sesuai dengan cara hidupnya yang disebut niche.
Di
manakah niche lingkungan udang dan belalang? Coba pikirkan! Seekor
burung kutilang di atas pohon kelapa dan seekor burung elang bertengger
di pelepah pohon kelapa disebut sebagai individu karena terdiri
atas satu species makhluk hidup di tempat tertentu. Tetapi banyak
tanaman kelapa sedang berbunga dengan beberapa kupu-kupu yang terbang di
kebun disebut sebagai populasi karena terdiri atas kelompok individu lebih dari satu species yang menduduki areal tertentu.
Di
sawah terdapat beberapa populasi yang terdiri atas kelompok tanaman
padi dengan kelompok burung bangau sedang terbang di atasnya dan
kelompok cacing tanah membuat lubang tanah, serta kelompok tikus sedang
makan tanaman padi. Semua populasi berbagai macam species yang menempati
suatu habitat disebut komunitas.
Di
sawah itu juga terlihat adanya hubungan timbal balik antara tanaman
padi, cacing, burung bangau dan tikus sebagai komponen hidup (biotik) dan sinar matahari, iklim, suhu, udara, air, dan tanah sebagai komponen tak hidup (abiotik) atau dengan lingkungannya yang disebut ekosistem. Istilah ekosistem berasal dari kata oikos yang berarti rumah sendiri dan sistema yang
berarti terdiri atas bagian-bagian yang utuh atau saling mempengaruhi.
Jadi, ekosistem dapat diartikan sebagai sistem yang dibentuk di suatu
daerah dan terjadi hubungan timbal balik antara komponen hidup (biotik)
dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan lingkungan.
SATUAN-SATUAN DALAM EKOSISTEM. Dari penjelasan sebelumnya, Anda telah mengerti bahwa secara umum ekosistem terdiri atas komponen mahluk hidup (biotik) dan komponen benda-benda tak hidup (abiotik).
Satuan-satuan komponen biotik meliputi tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia, sedangkan satuan-satuan komponen abiotik meliputi sinar
matahari, suhu, udara, iklim, air, tanah, batu, dan lain-lain.
Di
dalam ekosistem, secara alami tidak pernah ditemukan adanya komponen
biotik yang hidup sendiri. Adakah tumbuhan atau hewan yang mampu hidup
sendiri? Jika ada sebutkan ekosistemnya! Pada contoh ekosistem di depan,
ditemukan banyak tanaman kelapa dan tanaman padi di sawah yang
merupakan kelompok tumbuhan hijau, sedangkan sepasang kupu-kupu, seekor
burung kutilang dan seekor burung elang di kebun, serta banyak cacing
tanah, tikus dan burung bangau di sawah merupakan kelompok hewan.
Kelompok tumbuhan hijau merupakan organisme yang dapat membuat makanan
sendiri, sedangkan kelompok hewan memperoleh makanan dari makhluk hidup
lain. Berdasarkan cara memperoleh makanan, maka komponen biotik dapat
dikelompokkan menjadi organisme autrotof dan heterotrof.
Organisme Autotrof. Organisme
ini memperoleh makanan dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik menggunakan energi yang berasal dari sinar matahari.
Berdasarkan sumber energi, organisme autotrof dibedakan menjadi dua.
- Organisme fotoautotrof, menggunakan sumber energi dari sinar matahari Contohnya alga, tumbuhan berklorofil seperti tanaman jeruk, padi, mangga, kelapa, dan sebagainya.
- Organisme kemoautotrof, menggunakan sumber energi yang berasal dari energi hasil reaksi kimia. Contohnya bakteri besi dan bakteri nitrit.
- Organisme Heterotrof
Organisme
ini memperoleh makanan yang telah dibentuk oleh makhluk hidup lain.
Contohnya kupu-kupu mengisap madu bunga, tikus makan padi, elang makan
tikus, dan lain-lain.
INTERAKSI DALAM EKOSISTEM. Anda
telah mengetahui bahwa di dalam ekosistem terjadi hubungan timbal balik
dan saling ketergantungan antara komponen hidup (biotik) dan komponen
tak hidup (abiotik) atau dengan lingkungan. Di dalam ekosistem tersebut
dapat dijelaskan terjadi saling ketergantungan antara komponen biotik
dengan komponen abiotik dan di antara komponen biotik sebagai berikut.
Interaksi antara Komponen Biotik dan Abiotik. Untuk memahami interaksi antara komponen biotik dan abiotik pelajari uraian berikut!
Tanaman
padi selain membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis
sebagai penghasil sumber makanannya, juga membutuhkan udara sekitar
untuk bernapas serta membutuhkan air dan tanah agar dapat tumbuh. Cacing
tanah membutuhkan sisa-sisa bahan fragmen (remukan) tanaman
padi sebagai makanannya dan membuat lubang tanah sebagai tempat
tinggalnya. Setelah cacing tanah mati akan terurai menjadi bahan organik
(zat hara) seperti karbon, nitrogen, oksigen, pospor, dan belerang di
dalam tanah atau yang terdapat di atmosfer bagi kebutuhan tanaman padi
untuk kelangsungan hidupnya. Dari contoh tersebut dapat Anda simpulkan
bahwa di antara komponen-komponen abiotik seperti udara, tanah, air, dan
cahaya serta komponenkomponen biotik, yaitu padi dan cacing terjadi
interaksi atau hubungan sehingga terjadi saling ketergantungan.
Interaksi Antarkomponen Biotik. Interaksi antarkomponen biotik dapat terjadi antara individu dalam populasi maupun individu dalam komunitas.
Interaksi Antarindividu dalam Populasi
Coba
Anda bayangkan sebuah daerah kebun kelapa seperti pada Gambar 10.2. Di
tempat tersebut ternyata terdapat populasi tumbuhan dan hewan. Coba
temukan adanya interaksi antara individu-individu itu! Setiap pohon
kelapa merupakan individu dan kumpulan seluruh pohon kelapa sejenis yang
tumbuh di kebun merupakan populasi. Di dalam populasi kelapa pada saat
berbunga, ketika angin bertiup akan menyebabkan serbuk sari berterbangan
dari pohon satu ke pohon lainnya sehingga terjadilah penyerbukan
silang. Peristiwa terjadinya penyerbukan silang merupakan interaksi
antarindividu di dalam populasi. Interaksi pada tumbuhan terlihat tidak
begitu jelas, interaksi akan terlihat jelas pada hewan atau manusia.
Coba
perhatikan di dalam kelas Anda! Setiap individu di kelas Anda merupakan
kelompok sejenis sebagai anggota kelompok populasi siswa SMA kelas X.
Pernahkah Anda berbuat sesuatu, memberi, atau menerima sesuatu dari
teman Anda? Pernahkah ada persaingan yang terjadi antarteman Anda untuk
berebut sesuatu? Bentuk memberi, menerima, ataupun persaingan antarteman
merupakan interaksi antara individu satu dengan yang lain dalam
populasi kelas X SMA. Coba Anda cari contoh interaksi yang terjadi di
antara Anda atau salah satu teman Anda selama pelajaran ini berlangsung!
Interaksi Antarindividu dalam Komunitas
Interaksi
antarindividu dalam komunitas dapat terjadi antarindividu sesama jenis
dalam populasi seperti yang baru saja kita bicarakan maupun interaksi
terjadi antarindividu berbeda jenis atau berbeda populasi. Ingat
kembali, komunitas terdiri atas kumpulan species populasi dalam suatu
habitat. Jika kita lihat di kebun kelapa juga terjadi interaksi
antarindividu dalam komunitas seperti pada Gambar 10.2. Pada saat
tanaman kelapa berbunga, datang sepasang kupu-kupu mengisap madu sebagai
makanannya, di kebun itu juga ada seekor burung kutilang yang sedang
membuat sarang di atas pohon, serta seekor burung elang bertengger di
pelepah pohon kelapa sedang mengawasi tikus-tikus di sawah sebagai
makanannya, karena burung elang sebagai predator juga dapat memakan
burung kutilang ataupun kupu-kupu di kebun itu. Dengan demikian dapat
dikatakan, setiap jenis makhluk hidup mempunyai fungsi masing-masing di
dalam ekosistem, yaitu makhluk hidup sebagai produsen, konsumen,
pengurai (perombak), dan detritivor.
1) Produsen
Di dalam ekosistem ada makhluk hidup yang dapat membuat/mencukupi kebutuhan dirinya sendiri yang disebut produsen primer (autotrof).
Jenis makhluk hidup autotrof ada dua macam, yaitu makhluk hidup
mensintesis makanannya dari molekul anorganik dengan bantuan energi
sinar matahari yang disebut fototrofik. Contohnya,
semua tumbuhan hijau, alga, dan bakteri belerang. Ada pada makhluk
hidup yang mensintesis makanannya dari molekul anorganik dengan energi
kimia yang disebut kemotrofik, contohnya bakteri pendaur nitrogen (Nitrosomonas).
Produsen primer ekosistem darat terdapat pada golongan tumbuhan tingkat
tinggi, yaitu dari golongan Angiospermae dan Gymnospermae yang
membentuk hutan atau padang rumput, sedangkan pada ekosistem air
terdapat golongan tumbuhan tingkat rendah, yaitu alga.
2) Konsumen
Konsumen di dalam ekosistem adalah semua makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri yang disebut heterotrof,
sehingga makhluk hidup tersebut hanya dapat menelan atau mencerna
sebagian, bahkan keseluruhan makhluk hidup lain sebagai bahan makanan
organik. Ada beberapa tingkatan untuk makhluk hidup heterotrof, yaitu
sebagai berikut.
a) Konsumen tingkat
pertama (primer). Organisme ini akan memakan organisme produsen
(tumbuh-tumbuhan) sebagai makanannya yang disebut herbivora.
Herbivora ekosistem darat meliputi Insekta, Aves, Reptil, dan Mamalia.
Herbivora yang termasuk dalam golongan Mamalia meliputi Ungulata (hewan yang berkuku ganjil atau genap seperti sapi, kerbau, rusa, kuda dan lain-lain) dan Rodentia (hewan pengerat dan penggerek seperti ulat penggerek daun pisang, daun jati, dan lainlain).
Sedangkan
herbivora air meliputi udang-udangan kecil dan Moluska, hewan dari
jenis ini ada yang pemakan fitoplankton, pemakan bubuk sampah dan
penyaring renik air seperti hepepoda, remis, larva kepiting, dan kutu
air.
Hewan-hewan itu bersama-sama
dengan Protozoa merupakan komunitas terbesar zooplankton sebagai pemakan
fitoplankton. Pada tingkatan ini ada tumbuhan yang hidup sebagai
parasit seperti tali putri yang hidup menempel di tanaman perdu atau
benalu yang hidup menumpang pada pohon inang.
b) Konsumen tingkat kedua disebut karnivora sekunder yang merupakan organisme pemakan produsen dan pemakan konsumen. Contohnya, kucing makan nasi kemudian makan tikus.
c) Konsumen tingkat ketiga disebut karnivora atau
sebagai predator karena organisme itu makan mangsanya dengan cara
berburu, menangkap, membunuh, dan memakannya seperti harimau memburu dan
menangkap rusa kemudian menerkam (membunuh) dan memakannya. Jika
predator itu lebih kecil dari mangsanya disebut parasit, contohnya
kutu yang menempel pada kerbau dan apabila sebagai pemakan hewan yang
telah mati disebut pemakan bangkai. Contohnya, heina dan burung nazar
yang memakan bangkai rusa.
Jika
suatu ketika Anda menemukan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan
keadaannya masih utuh (segar), apakah setelah selang beberapa hari atau
beberapa minggu bahkan sampai beberapa tahun keadaannya masih utuh atau
tinggal sebagian bahkan sudah hilang sama sekali? Tidak demikian bukan?
Setelah
beberapa waktu, tumbuhan atau hewan yang mati akan hancur menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil dan akhirnya akan hilang. Hal itu dapat
terjadi karena adanya kegiatan organisme pengurai (perombak). Organisme
pengurai mengeluarkan enzim selulosa, tumbuhan, atau hewan menjadi lunak
kemudian dirombak dan terurai menjadi bagian kecil-kecil lalu
diserapnya. Terdapat sisa-sisa bahan fragmen (remukan atau hancuran
kecil-kecil lembut) yang disebut detritus, kemudian ada
organisme yang masuk menembus ke dalam tubuh tumbuhan atau hewan itu
kemudian mencerna atau memakan detritus, organisme tersebut disebut detritivor.
Jenis-jenis detritivor darat bertubuh besar seperti keluwing, kutu
kayu, dan cacing tanah, sedangkan jenis detritivor renik seperti
belatung, rayap dan nematoda. Jenis-jenis detritivor pantai seperti
siput pantai, cacing pantai, dan tripang.