Cara Penggunaan Alat Ukur Listrik- Arus
listrik adalah aliran muatan-muatan listrik yang melalui suatu
penghantar. Dalam suatu rangkaian listrik, dapat terjadi arus listrik
jika terdapat beda potensial listrik (beda tegangan listrik). Semakin
banyak muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu dikatakan semakin
besar (kuat) arus listriknya. Arah arus listrik dalam suatu rangkaian
listrik yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah. Kuat arus
listrik dapat diukur dengan alat amperemeter, yang dapat dirakit dari
alat basic meter yang dipasang dengan Shunt. Beda potensial listrik
dapat diukur dengan alat voltmeter, yang dapat dirakit dari alat basic
meter yang dipasang dengan Multiflier.
1. Cara membaca skala hasil ukur amperemeter dan voltmeter
a. Amperemeter
Amperemeter
adalah alat ukur arus listrik. Amperemeter sering dicirikan dengan
simbol A pada setiap rangkaian listrik. Satuan arus listrik dalam satuan
SI adalah ampere atau diberi simbol A. Amperemeter harus dipasang seri
dalam suatu rangkaian, arus listrik yang melewati hambatan R adalah sama
dengan arus listrik yang melewati amperemeter tersebut. Pada gambar
5.16 amperemeter juga mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya
ampere-meter tersebut menyebabkan arus listrik dalam rangkaian sedikit
berkurang. Idealnya, suatu amperemeter harus memiliki hambatan yang
sangat kecil agar berkurangnya arus listrik dalam rangkaian juga sangat
kecil. Komponen dasar suatu amperemeter adalah galvanometer, yaitu suatu
alat yang dapat mendeteksi arus kecil yang melaluinya. Galvanometer
mempunyai hambatan yang sering disebut sebagai hambatan dalam
galvanometer, Rg. Amperemeter mempunyai skala penuh atau
batas ukur maksimum. Dalam kenyataannya kita harus mengukur arus listrik
yang nilai arusnya jauh lebih besar dari batas ukur maksimumnya.
Susunan suatu amperemeter dengan menggunakan galvanometer jika dipakai
untuk mengukur arus yang lebih besar dari batas ukurnya maka harus
dipasang suatu hambatan paralel terhadap galvano-meter (sebagai
amperemeter) ditunjukkan pada Gambar 5.17.
Gambar 5.17. Susunan suatu amperemeter dengan menggunakan galvanometer G dengan hambatan dalam Rg dan suatu hambatan Rp
Jika arus yang akan diukur I = nIG maka arus yang melalui hambatan pada galvanometer adalah IG, sedang arus melalui hambatan yang dipasang paralel adalah (n – 1) IG. Dengan menggunakan Hukum I Kirchhoff maka diperoleh:
I = IG (n-1)IG
Pada hubungan paralel maka beda potensial sama, maka:
IG.Rg = (n – 1) Ig .Rp
Sehingga:
Rp = (Rg) / (n – 1)
dengan RP adalah hambatan paralel, dan RG adalah hambatan dalam galvanometer (amperemeter).
Sebelum
Anda mempraktikkan penggunaan amperemeter dan voltmeter, perhatikan
contoh membaca hasil ukur dengan amperemeter dan voltmeter berikut.
Alat ukur listrik Amperemeter
Keterangan:
Batas ukur maks = 1A
Hasil ukur = (12/50) x 1A = 0,24 A
b. Voltmeter
Voltmeter
adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan dengan
simbol V pada setiap rangkaian listrik. Voltmeter harus dipasang paralel
dengan ujung-ujung hambatan yang akan diukur beda potensialnya.
Penggunaan voltmeter untuk mengukur beda potensial listrik ditunjukkan
pada Gambar 5.18. Satuan beda potensial listrik dalam satuan SI adalah
volt atau diberi simbol V. Voltmeter sendiri mempunyai hambatan sehingga
dengan disisipkannya voltmeter tersebut menyebabkan arus listrik yang
melewati hambatan R sedikit berkurang. Idealnya, suatu voltmeter harus
memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya arus listrik yang
melewati hambatan R juga sangat kecil. Komponen dasar suatu voltmeter
adalah galvanometer. Galvanometer mempunyai hambatan yang sering disebut
sebagai hambatan dalam galvanometer, Rg. Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan galvanometer ditunjukkan pada Gambar 5.19.
Gambar 5.19. Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan galvanometer G dengan hambatan dalam Rg dan suatu hambatan RS
Voltmeter
mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum. Dalam kenyataannya
sering kita harus mengukur tegangan listrik yang nilai tegangannya jauh
lebih besar dari batas ukur maksimumnya. Susunan suatu voltmeter dengan
menggunakan galvanometer jika dipakai untuk mengukur tegangan yang lebih
besar dari batas ukurnya maka harus dipasang suatu hambatan seri RS terhadap galvanometer (sebagai voltmeter) ditunjukkan pada Gambar 5.17. Jika tegangan yang akan diukur V = n Vg maka arus yang melalui hambatan pada galvanometer adalah Ig yang sama. Besar hambatan RS yang harus dipasang adalah : n Vg= VS + Vg, karena arus sama besar maka:
n Rg = RS + Rg atau RS = (n – 1) Rg …. (5.16)
dengan RS = hambatan seri dan Rg hambatan dalam galvanometer (voltmeter).
Alat ukur listrik Voltmeter
Keterangan:
Batas ukur maks = 10V
Hasil ukur = (40/50) x 10V = 8V
2. Dalam Rangkaian alat listrik
Dalam
serangkaian alat diperlukan cara tertentu. Untuk amperemeter harus
dipasang secara seri dengan alat listrik, sedangkan voltmeter harus
dipasang secara paralel dengan alat listrik. Perhatikan dibawah ini.
a. Rangkaian amperemeter
Rangkaian sebenarnya
b. Rangkaian voltmeter
Rangkaian sebenarnya
c. Ohmmeter
Ohmmeter
adalah alat ukur hambatan listrik. Satuan hambatan listrik dalam satuan
SI adalah ohm atau diberi simbol Ω. Pada pengukuran suatu hambatan
listrik dilakukan dengan menghubungkan sebuah sumber tegangan yang sudah
diketahui tegangannya secara seri dengan sebuah amperemeter dan
hambatan yang akan diukur, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.20.
Gambar
5.20. Pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan sebuah amperemeter
Hasil nilai ukur hambatan dapat dihitung dan nilai tegangan sumber ε
dan arus yang terbaca pada amperemeter, hasil alat ukur ini dikalibrasi
sehingga pembacaannya menunjukkan hasil dalam ohm meskipun sesungguhnya
yang diukur adalah arus. Suatu metode pengukuran suatu hambatan listrik
yang sangat teliti telah ditemukan oleh seorang fisikawan Inggris
Charles Wheatstone pada tahun 1843. Metode ini menggunakan suatu
rangkaian yang disebut sebagai metode Jembatan Wheatstone, seperti
ditunjukkan pada Gambar 5.21.
Gambar 5.21. Metode Jembatan untuk mengukur besar suatu hambatan
Rangkaian pada Gambar 5.21 menunjukkan rangkaian jembatan Wheatstone yang terdiri atas hambatan R1, R2 dan RS yang diketahui nilai hambatannya dan hambatan yang akan diukur RX, sebuah galvanometer G dan sumber tegangan. Pada pengukuran ini R1 dan R2 dibuat tetap, sedang hambatan RS dapat divariasi nilai hambatannya. Pada saat pengukuran, nilai RS diatur
sedemikian sehingga galvanometer menunjukkan angka nol. Pada kondisi
arus galvanometer menunjuk nol disebut jembatan dalam keadaan seimbang
atau potensial di titik P sama dengan potensial di titik Q sehingga
diperoleh:
I1.R1 = I2.RS dan I1 R2 = I2.Rx
atau:
Rx = (R2/R1) Rs