Ombak besar menghantam sebuah kapal laut angkutan orang hingga terbalik. Dari data sementara, delapan orang meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun, musibah itu terjadi kurang lebih lima mil dari Pelabuhan Paotere, dua hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Hal ini membuat Kapolres Pelabuhan, AKBP Aris Bachtiar bersama personel bergerak cepat turun ke lokasi kejadian.
AKBP Aris langsung memerintahkan, tim SAR Satpolai Polres Pelabuhan dipimpin KBO Polair, Ipda Samijan bergabung dengan Basarnas untuk turun ke TKP melakukan evakuasi. Mobil Kapolres Pelabuhan bahkan digunakan untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit.
Perwira Polres Pelabuhan, Ipda Asfada membenarkan musibah kapal karam tersebut. Menurut Asfada, sampa saat ini, Kapolres Pelabuhan masih siaga penuh di Pelabuhan Paotere dan memimpin langsung jalannya evakuasi.
Sementara itu, Kepala Basarnas Sulsel, Amiruddin, mengatakan, kapal berjenis Jolloro rencananya akan mengantar sekitar 45 orang penumpang ke Pulau Barranglompo, Kecamatan Sangkarran.
Hanya saja di tengah perjalanan, Kapal milik Raodah itu dihantam ombak besar, sehingga terbalik. "Dari informasi yang diterima, ada bilang jumlah penumpang mencapai 45 orang. Yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua," katanya saat ditemui di RS TNI Angkatan Laut, Rabu, 13 Juni.
Saat ini, Lanjut Amiruddin, ada enam orang yang masih dalam pencarian. "Sembilan orang dirawat di rumah sakit akademis, delapan orang meninggal, tujuh orang sudah ada di Pulau Barranglompo," ujarnya.
Raodah selaku pemilik kapal sedang menjalani perawatan medis di RS TNI AL. Kapal ini berangkat dari pelabuhan Paotere sekitar pukul 12.30 Wita
Informasi yang dihimpun, musibah itu terjadi kurang lebih lima mil dari Pelabuhan Paotere, dua hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Hal ini membuat Kapolres Pelabuhan, AKBP Aris Bachtiar bersama personel bergerak cepat turun ke lokasi kejadian.
AKBP Aris langsung memerintahkan, tim SAR Satpolai Polres Pelabuhan dipimpin KBO Polair, Ipda Samijan bergabung dengan Basarnas untuk turun ke TKP melakukan evakuasi. Mobil Kapolres Pelabuhan bahkan digunakan untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit.
Perwira Polres Pelabuhan, Ipda Asfada membenarkan musibah kapal karam tersebut. Menurut Asfada, sampa saat ini, Kapolres Pelabuhan masih siaga penuh di Pelabuhan Paotere dan memimpin langsung jalannya evakuasi.
Sementara itu, Kepala Basarnas Sulsel, Amiruddin, mengatakan, kapal berjenis Jolloro rencananya akan mengantar sekitar 45 orang penumpang ke Pulau Barranglompo, Kecamatan Sangkarran.
Hanya saja di tengah perjalanan, Kapal milik Raodah itu dihantam ombak besar, sehingga terbalik. "Dari informasi yang diterima, ada bilang jumlah penumpang mencapai 45 orang. Yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua," katanya saat ditemui di RS TNI Angkatan Laut, Rabu, 13 Juni.
Saat ini, Lanjut Amiruddin, ada enam orang yang masih dalam pencarian. "Sembilan orang dirawat di rumah sakit akademis, delapan orang meninggal, tujuh orang sudah ada di Pulau Barranglompo," ujarnya.
Raodah selaku pemilik kapal sedang menjalani perawatan medis di RS TNI AL. Kapal ini berangkat dari pelabuhan Paotere sekitar pukul 12.30 Wita