Tadi subuh jam 05.00 saya di telpon oleh residen jaga anestesi, "Maaf dok, ada konsul cito, code blue, dari CVCU PJT"
Ku jawab:" oh iya. Kasus apa"
Res.:"ACS, riwayat HD Reguler, dok. Katanya kita kenal. Namanya Prof. Karim"
S: "hah ? Prof. Karim ???. Ya ..ya..ya.. saya segera ke sana". Lalu saya cepat panggil istri temani saya, lalu meluncur ke Pusat Jantung Terpadu RS Wahidin.
Sampai di RS sdg diresusitasi, pijat jantung. Qadarullah beliau meninggal dunia kira2 jam 05.45 pagi. Inna lillahi Wa Inna ilaihi raajiun. Semoga khusnul khatimah, diterima semua amalnya, diampuni dosanya, dilapangkan kuburnya, amin.
Saat penyelesaian administrasi di kamar jenazah, tiba2 saya teringat beberapa tahun lalu, di tempat ini di kamar jenazah ketika beliau masih sehat, berjaket warna coklat, berdiri sambil berkata:" Pak, tolong diselesaikan dgn cepat. Nanti saya yg selesaikan administrasinya." Begitulah ucapannya yg masih segar diingatanku ketika malam2 beliau datang utk membantu seseorang (saya lupa apakah itu teman atau keluarga). Ketika itu mayat agak tertahan krn masalah administrasi dan pembayaran.
Ini hanya contoh kecil, tipikal beliau yg selalu hadir utk menolong. Tdk terhitung lagi berapa banyak orang yg pernah ditolong dan diarahkan oleh almarhum. Beliau sangat dikenal sbg orang yg selalu mempermudah urusan. Di tangan Prof. Karim tdk ada urusan yg tdk selesai. Boleh dikata saat ini beliau adalah "jangkarnya" Fakultas Ekonomi Unhas. Di Fakultas Ekonomi hampir tdk ada yg tdk kenal dgn guru besar ini, krn sampai akhir hayatnya, bahkan ketika sdh sakit masih memikirkan dan aktif membimbing mahasiswa dan pengembangan pembukaan prodi baru terutama akuntansi dan keuangan. Saya prediksi akan banyak yg melayat, mulai kolega, relasi, mahasiswa bimbingan. Fakultas Ekonomi berduka, Unhas berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya.
Apa hubungannya dgn saya ?. Saya pernah bolak balik kerumahnya mengantar isteri utk konsultasi disertasi krn beliau adalah promotor utk program doktor istri saya. Tentu saja saya tdk bisa melupakan bagaimana baiknya beliau, membimbing dan memperlakukan kami layaknya anak sendiri, shg kami seakan bagian dari keluarganya.
Saya harus berterus terang bahwa beliaulah salah satu idola kami berdua, saya dan istri dlm mendidik. Jangan menyusahkan anak didik, jangan ditahan2 atau dihambat pendidikannya. Bantulah mereka, perlakukan seperti anak sendiri.
Apa yg hendak saya share adalah bahwa ketika selama hidup di dunia banyak berbuat baik dan menolong orang maka akan kita dapat balasannya. Saya melihat proses di RS cepat diselesaikan, administrasi di kamar jenazah tdk ada hambatan. Ambulance, proses penguburan sampai takziah Insya Allah lancar krn banyak yg berebut menawarkan bantuan.
Akhirnya kita ucapkan selamat jalan Prof. Karim. Semoga yg dirintis beliau dilanjutkan, dan semua bimbingan yg baik diamalkan sehingga menjadi amal jariyah buat beliau.
dr. Hisbullah/Prof. Mediaty
Ku jawab:" oh iya. Kasus apa"
Res.:"ACS, riwayat HD Reguler, dok. Katanya kita kenal. Namanya Prof. Karim"
S: "hah ? Prof. Karim ???. Ya ..ya..ya.. saya segera ke sana". Lalu saya cepat panggil istri temani saya, lalu meluncur ke Pusat Jantung Terpadu RS Wahidin.
Sampai di RS sdg diresusitasi, pijat jantung. Qadarullah beliau meninggal dunia kira2 jam 05.45 pagi. Inna lillahi Wa Inna ilaihi raajiun. Semoga khusnul khatimah, diterima semua amalnya, diampuni dosanya, dilapangkan kuburnya, amin.
Saat penyelesaian administrasi di kamar jenazah, tiba2 saya teringat beberapa tahun lalu, di tempat ini di kamar jenazah ketika beliau masih sehat, berjaket warna coklat, berdiri sambil berkata:" Pak, tolong diselesaikan dgn cepat. Nanti saya yg selesaikan administrasinya." Begitulah ucapannya yg masih segar diingatanku ketika malam2 beliau datang utk membantu seseorang (saya lupa apakah itu teman atau keluarga). Ketika itu mayat agak tertahan krn masalah administrasi dan pembayaran.
Ini hanya contoh kecil, tipikal beliau yg selalu hadir utk menolong. Tdk terhitung lagi berapa banyak orang yg pernah ditolong dan diarahkan oleh almarhum. Beliau sangat dikenal sbg orang yg selalu mempermudah urusan. Di tangan Prof. Karim tdk ada urusan yg tdk selesai. Boleh dikata saat ini beliau adalah "jangkarnya" Fakultas Ekonomi Unhas. Di Fakultas Ekonomi hampir tdk ada yg tdk kenal dgn guru besar ini, krn sampai akhir hayatnya, bahkan ketika sdh sakit masih memikirkan dan aktif membimbing mahasiswa dan pengembangan pembukaan prodi baru terutama akuntansi dan keuangan. Saya prediksi akan banyak yg melayat, mulai kolega, relasi, mahasiswa bimbingan. Fakultas Ekonomi berduka, Unhas berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya.
Apa hubungannya dgn saya ?. Saya pernah bolak balik kerumahnya mengantar isteri utk konsultasi disertasi krn beliau adalah promotor utk program doktor istri saya. Tentu saja saya tdk bisa melupakan bagaimana baiknya beliau, membimbing dan memperlakukan kami layaknya anak sendiri, shg kami seakan bagian dari keluarganya.
Saya harus berterus terang bahwa beliaulah salah satu idola kami berdua, saya dan istri dlm mendidik. Jangan menyusahkan anak didik, jangan ditahan2 atau dihambat pendidikannya. Bantulah mereka, perlakukan seperti anak sendiri.
Apa yg hendak saya share adalah bahwa ketika selama hidup di dunia banyak berbuat baik dan menolong orang maka akan kita dapat balasannya. Saya melihat proses di RS cepat diselesaikan, administrasi di kamar jenazah tdk ada hambatan. Ambulance, proses penguburan sampai takziah Insya Allah lancar krn banyak yg berebut menawarkan bantuan.
Akhirnya kita ucapkan selamat jalan Prof. Karim. Semoga yg dirintis beliau dilanjutkan, dan semua bimbingan yg baik diamalkan sehingga menjadi amal jariyah buat beliau.
dr. Hisbullah/Prof. Mediaty
FOTO LAINNYA :
SUMBER BACAAN : FACEBOOK Hisbullah Amin bersama Mediaty Muhammad dan 7 lainnya di Gedung Pusat Jantung Terpadu (PJT) RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.