Sudah dapat dipastikan bahwa yang
akan bertarung pada pilkada Gorontalo 2017, hanya tiga pasangan calon,
yakni; Rusli Habibie-Idris Rahim (NKRI), Zainudin Hasan-Adhan Dambea
(Zihad), dan Hana Hasanah Fadel-Tonny Yunus (HATI). Masing-masing
memiliki basis masa tersendiri.
Keunggulan dan kekurangan para calon menjadi ajang perbincangan dimana-mana, seakan tak ada habisnya. Apalagi di Rumah Kopi. Berbagai latar belakang pendidikan, etnis, agama, dan suku, berkumpul di Rumah Kopi. Hampir semua bicara soal pasangan calon yang paling kuat dan dipastikan menang. Tak ada satu pun yang mau kalah dengan jagowannya.
Namun ada Colotehan Rumah Kopi yang cukup menarik dan mengundang tawa. “Nenek saya fanatik sama Hana Hasanah Fadel,” ujar salah satu pengunjung Rumah Kopi. Ia pun mulai mengurai ceritanya.
Cucu : Nenek…, sapa yang ti Nenek mo pilih di pilgub mendatang?
Nenek : Kita mo pilih ti Hana.
Cucu : Ti Hana mana?
Nenek : Te Fadel p maitua.
Cucu : Astaga…, ti Nenek mo beken apa mo pili pati Ibu Hana…?! Dia itu bukan orang Gorontalo. Waktu perjuangan pembentukan Provinsi Gorontalo, ti Pak Fadel mangaku bukan orang Gorontalo. Baru ti Nenek mo pilih orang bagitu..? Coba ti Nenek tanya sama para pejuang pembentukan Provinsi Gorontalo.
Nenek : (Nenek diam. Mukanya mulai memerah. Matanya mulai melotot. Ia memperlihatkan kemarahannya) Seketika ia berkata, “eh.., ngana tau…! Gorontalo sampe maju seperti ini, gara-gara te Fadel. Gorontalo jadi top dan terkenal di dunia. Jangan ba fitnah ngana uwti..!”
Cucu : Wih.., ti Nenek ini tidak parcaya juw…! Ti Pak Fadel itu Cuma jago ba jual. Tidak butul dia bilang itu!
Nenek : Ngana harus tau uwti…, bahwa Gorontalo jadi maju, gara-gara milu (jagung-red). Petani jadi kaya dan sejahtera. Sapa yang lakukan itu? Debo te Fadel uwti..!
Cucu : Ah.., himbulo itu Nenek. Hasil milu Gorontalo itu Cuma sadiki. Lebih banyak dari luar daerah. Baru ti Pak Fadel bilang milu Gorontalo.
Nenek : (Emosi Nenek semakin naik). Wey..! Apapun yang ngana bilang uwti, Nenek tidak parcaya. Lebih baik ngana kaluar dari sini..! Atau kita mo bage dengan sapu ini ngana..?! Pokoknya kita debo ti Hana. Te Rusli dengan te Zainudin kita tidak suka. Titik.
Cucu : (Terpaksa sang Cucu hanya diam dan pergi tinggalkan Neneknya duduk sendiri di teras rumah. Ia takut jangan sampai Neneknya akan lebih marah. Ia pun takut sama ayahnya, jangan sampai ayahnya akan ikut marah. Ia sedih mendengar neneknya yang tidak mau mengubah pilihannya) “Yach…, mau apa lagi…” ***
SUMBER BACAAN : " http://mediacerdasbangsa.com/nenek-saya-fanatik-mati-sama-hana-hasanah/
Keunggulan dan kekurangan para calon menjadi ajang perbincangan dimana-mana, seakan tak ada habisnya. Apalagi di Rumah Kopi. Berbagai latar belakang pendidikan, etnis, agama, dan suku, berkumpul di Rumah Kopi. Hampir semua bicara soal pasangan calon yang paling kuat dan dipastikan menang. Tak ada satu pun yang mau kalah dengan jagowannya.
Namun ada Colotehan Rumah Kopi yang cukup menarik dan mengundang tawa. “Nenek saya fanatik sama Hana Hasanah Fadel,” ujar salah satu pengunjung Rumah Kopi. Ia pun mulai mengurai ceritanya.
Cucu : Nenek…, sapa yang ti Nenek mo pilih di pilgub mendatang?
Nenek : Kita mo pilih ti Hana.
Cucu : Ti Hana mana?
Nenek : Te Fadel p maitua.
Cucu : Astaga…, ti Nenek mo beken apa mo pili pati Ibu Hana…?! Dia itu bukan orang Gorontalo. Waktu perjuangan pembentukan Provinsi Gorontalo, ti Pak Fadel mangaku bukan orang Gorontalo. Baru ti Nenek mo pilih orang bagitu..? Coba ti Nenek tanya sama para pejuang pembentukan Provinsi Gorontalo.
Nenek : (Nenek diam. Mukanya mulai memerah. Matanya mulai melotot. Ia memperlihatkan kemarahannya) Seketika ia berkata, “eh.., ngana tau…! Gorontalo sampe maju seperti ini, gara-gara te Fadel. Gorontalo jadi top dan terkenal di dunia. Jangan ba fitnah ngana uwti..!”
Cucu : Wih.., ti Nenek ini tidak parcaya juw…! Ti Pak Fadel itu Cuma jago ba jual. Tidak butul dia bilang itu!
Nenek : Ngana harus tau uwti…, bahwa Gorontalo jadi maju, gara-gara milu (jagung-red). Petani jadi kaya dan sejahtera. Sapa yang lakukan itu? Debo te Fadel uwti..!
Cucu : Ah.., himbulo itu Nenek. Hasil milu Gorontalo itu Cuma sadiki. Lebih banyak dari luar daerah. Baru ti Pak Fadel bilang milu Gorontalo.
Nenek : (Emosi Nenek semakin naik). Wey..! Apapun yang ngana bilang uwti, Nenek tidak parcaya. Lebih baik ngana kaluar dari sini..! Atau kita mo bage dengan sapu ini ngana..?! Pokoknya kita debo ti Hana. Te Rusli dengan te Zainudin kita tidak suka. Titik.
Cucu : (Terpaksa sang Cucu hanya diam dan pergi tinggalkan Neneknya duduk sendiri di teras rumah. Ia takut jangan sampai Neneknya akan lebih marah. Ia pun takut sama ayahnya, jangan sampai ayahnya akan ikut marah. Ia sedih mendengar neneknya yang tidak mau mengubah pilihannya) “Yach…, mau apa lagi…” ***
SUMBER BACAAN : " http://mediacerdasbangsa.com/nenek-saya-fanatik-mati-sama-hana-hasanah/