Saat anre Gurutta Haji (AGH) Ambo Dalle itikaf Tengah Malam di Masjid Mangkoso, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, di Malam ke-27 Ramadan, Tiba-Tiba sebercak cahaya terang berderang turun-Dari Langit.
Cahaya berkilauan di Tengah Kegelapan Malam ITU, maklum Waktu ITU Mangkoso Belum dialiri Listrik, MASUK Ke masjid lewat atap.
AGH Ambo Dalle Yang Sedeng tepekur, Duduk bersila di Tengah ruangan masjid, Tiba-Tiba dikelilingi Tujuh gumpalan cahaya. Masjid Jadi terang benderang.
Sejumlah Warga Yang menyaksikan Peristiwa ITU berlarian Ke masjid KARENA mengira masjid sedang Terbakar. Saat Warga ITU Tiba, cahaya ITU perlahan-Lahan melayang Ke Arah, kediaman AGH Ambo Dalle, Sekitar 50 Dari meteran Masjid ITU.
Peristiwa ITU Terjadi 77 Tahun Lalu, Malam ke-27 Ramadan, Tahun 1939 masehi. AGH Ambo Dalle mengalami Peristiwa Lailatul Qadar di Tahun Pertama development Pondok Madrasah Arabiah Islamiyah (MAI) Mangkoso, belakangan diubah Namanya Menjadi Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) hearts Pertemuan alim-ulama di Soppeng.
Masjid Tempat Yang ditempati AGH Ambo Dalle itikaf Saat didatangi Lailatul Qadar ITU kini Bernama Masjid Jami 'Addariah di Komplek Pondok Pesantren DDI Mangkoso.
"Peristiwa Luar spiritual biasa tersebut ditandai Oleh seberkas cahaya Yang memenuhi SETIAP Sudut masjid.Masyarakat Mangkoso Yang kebetulan Terjaga Malam ITU menyangka kalau masjid Terbakar. Gurutta Abdul Rahman Ambo Dalle mendoakan agar diberi ilmu Yang berkah Dan Tujuh generasinya Menjadi ulama gede Ahlussunnah Wal Jamaah, "Jelas pembina Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Ahmad Rasyid pendatang Said
Untuk review Mengenang Peristiwa ITU, empat dalam buah tegel di Tengah Masjid Jami 'Addariah dilengketkan Tanpa Campuran semen. "Di sinilah Gurutta Duduk Saat didatangi Lailatul Qadar," kata shalat Seorang jamaah Suatu Ketika.
Sebagian Warga Mangkoso, Yang Hidup di masa ITU, mengatakan, beberapa hari udara sumur di rumah AGH Ambo Dalle terasa Anda manis Dan lezat airnya Penghasilan kena pajak Peristiwa ITU.
AGH Ambo Dalle hijrah Ke Mangkoso Dari Sengkang untuk review mengembangkan pengajian di Soppeng Riaja differences permintaan Negara berkali-Kali Datu Soppeng Riaja, Andi Yusuf Dagong Petta Soppeng. Pengajian perdana dilakukan di Masjid Mangkoso hari Rabu Tanggal 29 Syawal 1357 H ATAU 21 Desember 1938 M.
Sejak ITU Mangkoso dikenal sebagai kota "pangngaji". Dijuluki Tempat Yang Tenang, penduduknya Hidup tenteram. Jangankan Perampok ATAU pencopet, pencuri sekecil apapun TIDAK PERNAH ADA. Bahkan, Bila ada di ANTARA Warga melakukan Perbuatan zina, Gurutta Langsung diberitahu. Beliau Lalu menyampaikan ditunjukan kepada 'masyarakat agar orangutan tersebut dikeluarkan Dari kampung.
Gurutta meminta agar Tradisi lama society Yang bertentangan
DENGAN Ajaran Islam, seperti memuliakan batu-batu Kubur Dan pohon-pohon gede Segera dihentikan. Gurutta bahkan memerintahkan agar batu-batu nisan Yang has dibongkar ITU dijadikan Pondasi jalan agar can diinjak Oleh 'masyarakat untuk review menunjukkan bahwa batu-batu tersebut TIDAK Punya kekeramatan apa-APA.
Nampak para jamah subuh mengikuti pengajian usai shalat subuh
Di masa Pemerintahan Arung Petta Cola, Sangat besarbesaran mempertahankan Tradisi tersebut. Namun SEBELUM menghembuskan nafasnya Yang terakhir di, Petta Coa memerintahkan Supaya Amalan Yang mengandung Unsur khurafat ITU Segera dihentikan
Makam AGH AMBO DALLE, KH.AMBERI SAID DAN PETTA SOPPENG di depan Masjid