Batu mulia jenis akik sisik naga asal Kabupaten Enrekang, Sulsel, diklaim sebagai batu akik terbaik di dunia. Alasannya, batu dengan nama latin Septarian Nodule ini memiliki kekerasan yang bagus dan corak yang beragam.
Ini diungkap lulusan geologi yang juga pemerhati batu akik di Parepare, Joko. Joko menerangkan, sebenarnya batu jenis Septarian Nodule ini telah lama ditemukan di dunia, seperti di Rusia, Selandia Baru, dan Kasastan, namun menurutnya, jenis dari Kabupaten Enrekang yang terbaik.
"Kekerasan atau kepadatan septarian nodule dari Enrekang jauh lebih baik dibanding dari negara lain. Selain itu sisik naga Enrekang ini lebih kaya corak," ujar Joko ditemui disela sela pengerjaan bongkahan batu sisik naga menjadi permata cincin.
Dikatakan septarian nodule (sisik naga kata orang lokal) karena memiliki tujuh serat. Keunikannya inilah yang membuat banyak diburu oleh pecinta batu akik. "Ini juga berdasarkan hasil penilitian oleh ahli dari Indonesia maupun mancanegara," katanya akhir pekan kemarin.
Joko kini memiliki peralatan lengkap untuk mengola bongkahan batu menjadi batu permata yang indah. Sedikitnya memiliki empat mesin yang memiliki fungsi berbeda-beda, dan beberapa karyawan.
Penghasilan Sampingan Bagi Petani di Enrekang
Penghasilan Sampingan Bagi Petani di Enrekang
Melimpahnya bongkahan batu akik jenis sisik naga di Kabupaten Enrekang ini dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai tambahan mata pencarian selain bertani. Kolektor-kolektor batu banyak berdatangan dan membeli langsung dari petani, tentunya lebih murah dibanding yang telah dipajang di pasaran.
“Masyarakat desa setempat kini punya penghasilan tambahan. Warga mayoritas petani ini, memanfaatkan waktu luang mencari batu Sisik Naga di sungai, untuk dijual seharga Rp 100.000 per kilo gram,” jelas Solihin, warga Buntu Lamba, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.
Sejak batu ini memiliki nilai jual, tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun, ikut mencari batu Sisik Naga walau harus berjalan jauh, melawati persawahan dan jalan terjal, aliran air sungai yang deras untuk mendapatkan bongkahan batu unik tersebut.
Sejak batu ini memiliki nilai jual, tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun, ikut mencari batu Sisik Naga walau harus berjalan jauh, melawati persawahan dan jalan terjal, aliran air sungai yang deras untuk mendapatkan bongkahan batu unik tersebut.
“Saya sudah dapat sekira Rp 5.000.000 dari hasil menjual batu Sisik Naga. Ini bisa membantu Orang tua dan kebutuhan Sekolah,“ aku Ilham siswa salah satu SMP di Kecamatan Baraka, kabupaten Enrekang.