Kerasnya pertarungan pemilihan wali kota (Pilwako) Manado, membuat suhu politik Kota Tinutuan memanas. Di luar pasangan Hanny Joost Pajouw (HJP) dan Tony Rawung (ToRang) serta Harley ‘Ai Mangindaan’ dan Jemmy Asiku, sejumlah figur populis, dikejar waktu terkait rekomendasi partai politik (Parpol) untuk syarat pencalonan. Jika, HJP-ToRang sudah mengantongi rekomendasi PDI Perjuangan (6 kursi) serta Partai NasDem (3 kursi) dan Ai-Asiku dari Partai Demokrat (9 kursi), sejumlah tokoh beken seperti mantan Wali Kota Manado Jimmy Rimba Rogi dan Wali Kota Manado Vicky Lumentut, masih harus berjuang mendapatkan rekomendasi partai koalisi lain.
Contohnya, Imba yang maju lewat PG bermodalkan lima kursi, masih kekurangan tiga kursi di Dekot Manado. Pun, Vicky jika tidak diakomodir Partai Demokrat harus mengumpulkan delapan kursi, yang bisa didapatkan melalui partai gabungan (Pargab) baik Gerindra, PAN, Hanura, PKS, PKPI hingga PPP. Hanya saja, kabar berhembus, Ai-Asiku sementara menghimpun partai untuk bergabung bersama Partai Demokrat. Diantaranya, PAN, Hanura, PKPI dan Partai Gerindra.
Jika skenario ini terjadi, siap-siap Imba dan Vicky tak akan meraih tiket untuk mengikuti Pilwako dan hanya akan diikuti dua pasangan calon yang sudah pasti memiliki kendaraan. Yakni, HJP-ToRang yang memegang rekomendasi PDI-P dan Nasdem, serta Ai-Asiku yang dikabarkan hampir pasti memegang mandat dari Partai Demokrat bersama PAN, Hanura, PKPI, dan Gerindra.
Mundurnya Partai Gerindra mendukung Sang Panglima (Imba, red), dikarenakan Imba menolak calon wakil wali kota yang ditawarkan. Sebab itu, figur fenomenal ini bakal menyiapkan kejutan koalisi dan pasangan di injury time. Hingga tadi malam, Imba saat diwawancarai mengaku masih tetap menjalin komunikasi dengan parpol lain, untuk bisa mencapai minimal kursi sesuai persyaratan KPU (8 kursi). “Sekarang masih dalam tahap penggodokan. Dalam politik sudah biasa kalau ada pendapat yang tak bertemu. Tapi saya optimis bisa mendapatkan kursi tambahan,” tutur Imba saat dihubungi semalam. “Saya masih optimis bisa mencalonkan diri di Pilwako nanti,” sambungnya.
Pernyataan ini Imba makin menguatkan signal dirinya akan berkoalisi baik PAN, PKS hingga PPP. Mantan penghuni Lapas Cipinang ini masih punya peluang dicalonkan, minimal PAN yang memiliki empat kursi akan berkoalisi. Apalagi, PAN berkepentingan untuk mengusulkan calon wakil wali kota dengan modal 4 kursi, sehingga koalisi PG-PAN dapat mengusulkan pasangan calon. “Memang PAN sempat komunikasi politik dengan AI, tapi yang bersangkutan (Ai, red) sudah ada calon di luar PAN, sedangkan DPP menginginkan ada calon yang diusung PAN,” beber sumber resmi harian ini.
Sedangkan GS Vicky Lumentut (GSVL) masih menanti putusan Partai Demokrat, yang kini menjadi satu-satunya harapan incumbent wali kota itu. GSVL yang adalah ketua Partai Demokrat Sulut itu, sampai berita ini diturunkan belum memegang SK Partai Demokrat. Sama seperti Imba, GSVL dikabarkan sudah merancang manuver politik terakhir dengan mengajak koalisi partai gabungan (Pargab) baik PAN, Hanura, PKPI, Partai Gerindra, PKS dan PPP, jika tak mendapat mandat dari PD. Terkait hal ini, Sekretaris Partai Demokrat Sulut Marthen Manopo saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya masih sedang mengikuti rapat terkait Pilkada. “SK sementara diproses,” ujarnya singkat. Apakah SK tersebut milik GSVL? “Hampir pasti,” tambahnya.
Di sisi lain, pasangan Ai-Asiku sudah bisa bernafas lega. Pasalnya, tanpa SK dari Demokrat pun, mereka telah mengantongi kursi cukup untuk mengajukan diri sebagai calon di Pilwako nanti. Dari informasi, putra politisi senior Partai Demokrat EE Mangindaan itu telah mendapat dukungan dari PAN (4 kursi), Hanura (4 kursi), PKPI (1 kursi), dan Partai Gerindra (5 kursi). Demokrat sendiri dikabarkan akan mengeluarkan SK di detik-detik terakhir, dan hanya dua opsi. Opsi pertama, Ai-Asiku untuk Pilwako dan GSVL diutus ke Pilgub, opsi kedua SK diberikan pada GSVL, tapi tidak berpasangan dengan Ai.
Para petinggi parpol di Sulut masih enggan berkomentar terkait konstalasi politik yang berubah diinjury time ini. Sekretaris Partai Gerindra Sulut Melky Suawah saat diwawancarai tadi malam mengatakan, Gerindra belum mengeluarkan putusan. “Belum ada putusan siapa yang kita usung,” kata Suawah via ponsel. Ia juga membantah jika Gerindra sudah meninggalkan Imba. “Masih dalam tahap penggodokan di tingkat DPP,” ujar Suawah. Saat dikonfirmasi mengenai opsi pasangan Imba-Wenny Lumentut (WL), Suawah tak membantah jika opsi tersebut sempat muncul. “Tapi semua diserahkan pada DPP. Kepastiannya esok (hari ini, red),” tandasnya.
Senada disampaikan Sekretaris PAN Sulut Ayub Ali. Ia menuturkan, sampai tadi malam belum ada putusan resmi siapa yang akan didukung PAN. “Kalau PAN masih dalam penggodokan. Perkembangan politik begitu cepat, dinamika luar biasa sehingga kita harus ekstra hati-hati,” ujar Ali. Anggota Deprov Sulut ini mengaku sempat ditawari mendampingi Imba di Pilwako. Tapi belum diizinkan keluarga. “Jadi saya pilih fokus di Deprov saja,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan Kepala Daerah dari PG versi Agung Laksono, Firasat Mokodompit yang ikut mendampingi Imba di Jakarta tak membantah jika terjadi perubahan konstalasi dukungan di Pilwako Manado. “Itu wajar dalam berpolitik. Tapi kami yakin, Golkar bisa mendapatkan tambahan kursi,” beber Mokodompit. (***)
Lomban-Mantiri Jagoan PDI-P di Bitung
TAK hanya konstalasi politik di Pilwako Manado yang berubah. PDI Perjuangan juga akhirnya memutuskan pasangan Max Lomban dan Maurits Mantiri di Pilwako Bitung. Sekretaris PDI Perjuangan Sulut Franky Wongkar, saat diwawancarai tadi malam mengatakan, hasil tersebut sudah final. “Semua SK akan dibawa esok (hari ini, red) oleh tim DPD yang berada di Jakarta,” kata Wongkar. Mengenai alasan tak diusungnya Eva Sarundajang, seperti yang diberitakan sebelumnya, Wongkar menuturkan, putri Gubernur SH Sarundajang itu lebih memilih fokus di Deprov Sulut. “Itu putusan beliau yang harus dihormati,” tukasnya.
Di sisi lain, mengenai kepastian pendamping Olly Dondokambey di Pilgub yang hingga kemarin, masih dibayang-bayangi beberapa kandidat, Wongkar menuturkan keputusan tersebut akan keluar hari ini. “Rekomendasinya ditandatangani langsung Ibu Megawati sebagai Ketua Umum. Siapa yang jadi pendamping Olly, belum bisa dipastikan,” tandas Wongkar. Namun dari sumber resmi koran ini di DPP PDI-P, nama Olly Dondokambey dan Steven Kandouw sudah tertulis dalam rekomendasi yang akan ditandatangani Megawati pagi ini. “OD-SK sudah pasti. Jika ditandatangani Ibu Mega esok pagi (hari ini), maka utusan DPD yang akan membawanya ke Sulut,” kunci sumber