Skip to main content

Jangan Cap Aku Pedofilia


Di salah satu smp aku menjadi tenaga pengajar, aku sudah lama dikenal sebagai guru favorit. Sebut namaku, Pak Ridwan, murid-muridku bakal mengangguk hormat dan mengacungkan ibu jari. Aku bukan hanya mentor sangar, melainkan juga kawan berbagi jika siswaku punya masalah. Tahun ajaran 2013/2014 aku kebagian menggawangi kelas praktikum biologi. Annus horribilis…
Kali ini, murid-muridku apatis dan minim motivasi. Namun, entah mengapa, kadang mereka spontan penuh canda. Mungkin, tahun itu aku lebih perasa dan butuh perhatian. . Aku berusaha bersikap wajar dan profesional, walau sesekali siswa-siswiku memergoki kesedihanku.
Soraya, siswi berambut model bob itu duduk tenang di barisan belakang. Acuh tak acuh… Tulang pipinya tinggi dan rahangnya tegas. Pandangannya seringkali beradu denganku. Ia murid cerdas tapi pemalas. Dibanding rekan-rekan seumurannya, ia kelihatan anggun dan dewasa. Sewaktu praktikum bedah katak, Soraya berada di sisiku dan tak canggung membius amfibi itu. Tidak ada jerit nakal seperti siswi-siswi sebayanya dan gesit ia membantuku menerangkan sistem reproduksi hewan itu seakan menggodaku.
Sejak praktikum itu, ia lebih seksama memperhatikan pelajaranku di laboratorium sekolah kami. Tak jarang, setelah lonceng berbunyi, Soraya bercengkerama singkat denganku. Sungguh, hanya percakapan ala kadarnya antara pengajar dan siswa. Barangkali, teman-temannya mulai bergunjing. Namun, prinsipku biarlah angin berlalu. Aku guru disegani di sekolahku. Aku tepis desas-desus pengajar lain yang mulai cari tahu.
“Lumrah kan murid sedikit curhat sama gurunya?” kilahku.
“Ya, tapi jaga jarak, Pak Ridwan, Tak enak dengan kepsek kita. Mau bilang apa kalau mendadak inspeksi,” nasehat kawan-kawanku di ruang guru.
Aku hanya bergeming. Wejangan mereka seperti masuk telinga kanan dan keluar kuping kiri. Tak terasa, satu semester Soraya makin akrab denganku. Aku bersikeras, sejauh ini tak ada rahasia dan tak pernah terbesit pikiran kurang senonoh antara kami berdua. Soraya layaknya seroja merekah di usia 15 tahun. Sedangkan aku? Kumbang tua di penghujung setengah abad…

“Gagah, Pak Ridwan!” serunya.
“Kamu juga pantas kok dibalut kebaya modern begitu. Cantik. Sering-sering aja!” sahutku. Soraya hanya tersenyum simpul.
Klise kedengarannya, tapi sedikit demi sedikit percakapan kami mulai menjurus. Aku terlalu naif. Aku yakin, selama 27 tahun menggeluti dunia pendidikan, hubunganku di sekolah dengan murid hanyalah terkait pelajaran dan bukan pengganjal karirku. Pun, sampai sekarang, tak pernah aku tertarik dengan murid-muridku. Aku pendidik berintegritas tinggi. Ternyata, aku terlalu jemawa. Aku salah besar…


Kucoba runut awal kekeliruan fatalku. Saat itu, aku begitu mudahnya terima ajakan perkawanan fesbuk Soraya dan beberapa sahabat dekatnya. Semenjak itu, kami mulai gencar sahut-sahutan. . Sepanjang hari, aku dan Soraya tambah asyik intip status masing-masing. Suatu kali, iseng-iseng kami print obrolan kami di Whatsapp. 270 lembar kertas kuarto dalam kurun waktu tiga bulan!
Aku sadar, kami sudah kelewatan. Tapi, sekali lagi, chit-chat kami sama sekali tak bermakna erotis ataupun bernada intimidasi: makan malam apa nanti, gimana di kelas hari ini atau jangan lupa pelajari bab tiga buat ulangan besok. Layaknya obrolan ayah ke putrinya atau paman ke kemenakannya. Soraya pun tahu, aku berputri semata wayang seumurannya.
Hingga selang dua bulan kemudian, hubungan intim tak terelakkan. Soraya tidak lagi menganggapku seorang guru. Aku layaknya tautan hati gadis itu. Aku tegaskan, hubungan kami tanpa paksaan. Suka sama suka… Cinta kami bukan ingusan atau artifisial. Kami punya ketertarikan satu sama lain. Soraya sadar sepenuhnya komplikasi hubungan kami. Bersebadan bukan letupan nafsu semata. Ini bukti dan segel cinta tulus kami. Oke, pernyataan ini sepihak. Namun, aku berani jamin, penuturanku jujur apa adanya.
Jangan asosiasikan hubungan kami seperti dosa berkedok kenikmatan. Adakah cinta mengenal usia? Aku  paruh baya dan Soraya sekuntum bunga semerbak harumnya. Aku tak melecehkannya. Cinta kami murni. Kenapa hukum justru menyudutkanku? Apa takaran cinta? Soraya pun tahu, hubungan terlarang kami tak lain lanjutan kasih sayang yang kami pupuk sejak awal tahun ajaran baru.
Sumpah, aku ingin sudahi relasi kami. Namun, Soraya meringankan bebanku . Rekan kerjaku dan murid-murid lain pun seolah mengamini. Mereka tahu kami rajin bertukar kabar di dunia maya. Suatu hari, mereka sengaja mendudukkan kami bersebelahan di bis darmawisata ke Malino. Sepanjang perjalanan, siul-siul nakal menggoda mengiringi kami. Guru-guru lain pun ikut menyoraki. Aku dan Soraya hanya tersipu hambar.
Di perjalanan pulang, pertama kali Soraya kecup aku. Curi-curi… Aku tersentak, kendati ada rasa hangat buncah di dadaku. Dua pekan berselang, kami terkulai di pinggir ranjang tanpa seutas benang pun di tubuh kami. Orang tua Soraya tahu kami berdua kerap memergokiku. Guru-guru lain acapkali melongok status kami di Facebook ataupun percakapan digitalku dengan murid-murid lainnya. Aku coba rekonstruksi…
Puncaknya, hari naas itu, kubuat janji diam-diam dengan Soraya. Kutunggu ia di jalan pertigaan. Alih-alih bertemu siswi idamanku, tiba-tiba ibunya menghardikku dari seberang jalan. Ia labrak aku dan sumpah serapah keluar dari mulutnya. Aku kaku terdiam dan tak mau jadi pusat perhatian di keramaian. Insiden itu segera tersebar ke sekolahku. Kepala sekolahku mengirim berkas ke kantor polisi. Aku mendekam setahun di lapas  dan dilarang mengajar setelah dibebaskan. Aku tak menyesal. Keputusan hakim setimpal. Aku sadar, aku sudah melampaui batas. Ini konsekuensinya…
Kini, aku hanyalah Ridwan eks guru nista. Pria kacangan pemangsa anak di bawah umur. Aku tinggalkan tempat ngajarku dan aku rintis usaha jasa boga di , kampung kelahiranku. Aku jajaki lembaran baru di ambang senja. Sering, terngiang cinta terlarangku dengan Soraya. Jauh di relung hati, kasih kami sempurna, suci, dan tiada cela, sekalipun begitu tinggi harga yang harus kubayar. Itu yang aku camkan. Itu kenangan kami

Popular posts from this blog

Ngewe ABG SMU yang Super Seksi

Cerita Seks Ngawek Hot Bangat yang akan kuceritakan di Bergairah.org ini adalah pengalamanku ngentot cewek sma bispak tapi aku akui toketnya gede banget dan amoi banget memeknya. Berawal dari aku yang dapat tender gede, aku dan temanku akhirnya ingin sedikit bersenang-senang dan mencoba fantasi seks baru dengan cewek-cewek abg belia. Akhirnya setelah tanya kesana kemari, ketemu juga dengan yang namanya Novi dan Lisa. 2 cewek ini masih sma kelas 3, tapi mereka sangat liar sekali. Baru kelas 3 sma aja udah jadi lonte perek dan cewek bispak. Apalagi nanti kalo dah gede ya ? memeknya soak kali ye   . Ahh tapi saya ga pernah mikirin itu, yang penting memeknya bisa digoyang saat ini dan bisa muasin kontol saya. Udah itu aja yang penting. Untuk urusan lainnya bukan urusan saya   . Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu. “Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada” “Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?” “Ke Sura

RPP MULOK PERTANIAN KELAS IX

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bermuatan lokal (MuLok) untuk menanamkan pengetahuan tentang arti penting kesetimbangan lingkungan dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Pertanian Organik diantaranya Budidaya Tanaman dengan Menggunakan Pupuk Organik. Naskah berikut saya sadur dari presentasi seorang guru SLTP di sebuah web (mohon maaf, karena filenya sudah cukup lama saya tidak sempat menyimpan alamat webnya). "Arti Penting Pertanian Organik", itu dia phrase (rangkaian) kata kuncinya. Berikut merupakan contoh Mulok Bidang Pertanian untuk SLTP. RINCIAN MINGGU EFEKTIF                                                 Mata Pelajaran       : Muatan Lokal Pertanian                                                 Satuan Pendidikan : SMP                                                 Kelas/Semester       : IX/II                                                 Tahun Pelajaran    : 2011/2012  1.        Jumlah Minggu Efektif No Bulan Banyaknya Minggu

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel dengan Timur Imam Nugroho

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel atau yang akrab disapa dengan Annie dengan Timur Imam Nugroho atau Imung, sangatlah panjang. Mereka mengawali perkenalan mereka sejak lima tahun, di Australia. Saat itu keduanya sedang menimba ilmu di Australia. Timur merupakan kakak kelas dari Anni, dari situ keduanya saling mengenal satu sama lain, dan akhirnya memutuskan untuk pacaran. “Kita awalnya saling berkenalan, lalu memutuskan untuk kenal lebih dekat sudah sejak 5 tahun lalu,” ungkap Annie, saat diwawancarai Gorontalo Post, di rumah adat Dulohupa, Jumat (23/9). Anni mengatakan selama 5 tahun masa perkenalan tentunya mereka sudah banyak mengenal kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga mereka selalu berusaha untuk saling melengkapi. Lima tahun merupakan waktu yang sangat cukup, hingga akhirnya keduanya saling memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada tanggal 17 September 2016, di Kalibata, Jakarta. Annie merupakan lulusan dari RMIT University, Bachelo