Dalam waktu dua hari, dua orang anggota kepolisian di Makassar menjadi sasaran pelaku kejahatan. Kalangan pemerhati kepolisian menilai itu dapat menjadi cerminan sikap masyarakat yang jenuh dan kecewa terhadap kinerja kepolisian.
KEKERASAN terhadap aparat kepolisian awalnya menimpa anggota Satlantas Polrestabes Makassar, Bripda Diman Suriansyah. Dia dianiaya seorang pemuda menggunakan benda tumpul saat bertugas di Jalan AP Pettarani-Jalan Sultan Alauddin.
Peristiwa kedua menimpa Bripka Ismail. Anggota Brimob Polda Sulsel ini tiba-tiba ditabrak sekelompok geng motor saat mengejar para pelaku yang terlibat dalam balapan liar di Jalan Veteran.
Marwan Mas menilai menyebutkan, apa yang terjadi pada penyerangan dan penganiayaan polisi dua hari lalu, bisa jadi merupakan bentuk kejenuhan dan kekecewaan masyarakat.
Terutama terhadap kinerja kepolisian khususnya anggota polantas yang kerap melakukan sweeping dengan sengaja mencari-cari kesalahan pengendara.
"Saya kira itu adalah bentuk refleksi atas kekecewaan masyarakat atau anak muda terhadap polisi khususnya kepada polantas. Mereka sering melakukan swiping tapi kerap tak ada tanda-tanda bahwa itu adalah sweeping resmi. Yang diberhentikan pun kebanyakan pengendara motor dari kalangan anak muda dan perempuan," ungkapnya.
Pemeriksaan sejumlah saksi terkait kasus penganiayaan terhadap anggota Satuan Lantas Polrestabes Makassar, Bripda Diman Suriansyah, membuka fakta baru. Pelaku mengaku sebagai anggota TNI.
Kasatreskrim Polretabes Makassar, AKBP M Endro mengatakan, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, pelaku penganiayaan mengaku sebagai anggota TNI. Pelaku mengakui itu saat akan dikejar sejumlah saksi.
Dari hasil pemeriksaan saksi, kata Endro, pelaku sempat mengeluarkan sebuah benda tajam. "Saat mengeluarkan senjata tajam pelaku mengaku kalau dia tentara," jelas Endro.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wisnu Sandjaja mengaku, dari keterangan sejumlah saksi itu, sangat membantu pengejaran. Pengejaran terhadap pelaku semakin terang.
Ciri-ciri yang didapatkan, pelaku bertubuh tegap dan berdomosili disekitar tempat kejadian. Tepatnya di pertigaan Jalan Sultan Alauddin-Jalan AP Pettarani. "Kita masih lakukan pengejaran di lapangan," ungkapnya.
Wisnu melanjutkan, kasus ini akan ditindaklanjuti secara serius. Pasalnya, kejadian itu sangat tidak wajar. Dimana, terjadi saat korban sedang melaksanakan tugas. "Kita upayakan pelaku segera ditemukan. Jangan sampai dia keluar kota," imbaunya.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VII/ Wirabuana, Kolonel Hery Steve Sinaulan mengaku masih akan melakukan pengecekan terkait informasi tersebut. "Kami cek dan koordinasikan dengan kepolisian. Saya baru tahu kasus ini," ungkap Steve.