Skip to main content

Kisah lain Ju Panggola (Syaikh Kilat/Raja Kilat)

Ju Panggola sesungguhnya adalah gelar, yang artinya /”tokoh yang dituakan”/. Orang Gorontalo di zaman dulu selalu mengenal Ju Panggola sebagai kakek tua yang berjubah putih yang panjangnya sampai ke lutut.
Ia juga dikenal sebagai Ilato atau Raja Kilat, karena perjuangan melawan penjajah Belanda ia mampu menghilang, dan kembali muncul jika negeri dalam keadaan gawat. Karena jasa-jasanya, Ju Panggola mendapat gelar adat /“Ta Lo’o Baya Lipu” /atau /“orang yang berjasa kepada rakyat”/, sebagai lambang kehormatan dan keluhuran negeri.
Ju Panggola juga dikenal sebagai penyebar agama Islam. Berkat penguasaan ilmu agama yang tinggi, ia tidak saja dikenal sebagai Ulama, tapi juga sebagai Waliyullah. Dan sebagai pejuang, ia juga dikenal sebagai pendekar yang piawai dalam ilmu persilatan di Gorontalo yang disebut Langga. Berkat kesaktiannya, ia tidak perlu melatih murid-muridnya secara fisik, melainkan cukup dengan meneteskan air kepada kedua bola mata sang murid, dan setelah itu, kontan sang murid mendapatkan
jurus-jurus silat yang mengagumkan.
Tapi ada versi legenda lain yang menyebutkan bahwa Ilato adalah “Raja”. Namun tidak ada yang dapat memastikan, apakah Ilato Ju Panggola adalah juga Raja Ilato putra Raja Amai yang bergelar “Matoladula Kiki” yang memerintah kerajaan Gorontalo pada 1550 – 1585, dan menetapkan Islam sebagai agama resmi kerajaan.
Yang pasti, pada sebuah batu prasasti di bukit yang juga merupakan fondasi masjid Quba, tertera tulisan: Masjid Quba, tempat makam Ta’awuliya Raja Ilato Ju Panggola, Ta Lo’o Baya Lipu, 1673 M, wafat Ahad 1 Muharam 1084 H.
Menurut silsilah pada buku yang bertuliskan huruf Arab Pegon, maka Ju Panggola atau Raja Kilat (Ilato) merupakan titisan dari Raja-Raja besar di Gorontalo seperti Raja Matolodula Kiki, Raja Amay sampai kepada Raja Yilahudu / Matolodulada’a (pendiri Kerajaan Gorontalo).
Ju Panggola diganti oleh anaknya sebagai Raja yaitu Raja Humonggilu pada tahun 1673. Anak perempuan Raja Kilat yaitu putri Tataydi adalah Ibu dari Jogugu Limboto, Wadipalapa sedang Putri Otu (anak Ju Panggola) dikawini Raja Walangadi I menghasilkan 9 anak antara lain, Raja Botutihe.
Raja Kilat (Ju Panggola) bersaudara tiga yaitu
1. Raja Putri Moliye,
2. Raja Kilat (Ju Panggola),
3. Padudu.
Raja Putri Moliye dimakamkan di Gunung di Pelabuhan Gorontalo (Tatoayabu), Padudu dimakamkan di Batuda’a pantai dan Raja Kilat dimakamkan di Kelurahan Dembe Kecamatan Kota Barat, berdekatan dengan Benteng Otanaha.

Dalam buku yang bertuliskan Huruf Arab Pegon Ju Panggola adalah seorang Aulia karena Aulianya kuburannya selalu diziarahi oleh orang-orang dari segala penjuru.
Jadi Ju Panggola ini bukan seperti cerita orang bahwa beliau adalah Ta Lobutaa To Putito (yang pecah dari telur), karena jelas silsilahnya dan bukan pula kembaran dari Tolangahula.
Adapun Putri Tolangahula (Putri Bulan Purnama) yang merupakan Raja pertama Kerajaan Limboto (1330), bahwa ketika dua orang perempuan yaitu Mbuibungale dan Mbuibintela bertengkar memperebutkan suatu benda yang berkilauan ditengah danau masing-masing mengaku benda itu miliknya.
Tiba-tiba muncul seorang tinggi besar (Pembono Bulodo II anak dari Buluati, Raja Bolaang dengan istrinya Buluwinadi cucu Raja Suwawa) mengambil benda tersebut yang terbungkus daun teratai, setelah dibuka ternyata seorang bayi perempuan yaitu putri Tolangohula. Lelaki tersebut menanyakan kepada kedua perempuan yang bertengkar itu apa mereka sudah bersuami. Karena keduanya menjawab belum bersuami maka Pembono Bulodo II meminta untuk memperistrikan keduanya dan keduanya menerima pinangan tersebut sedangkan bayi tersebut dipelihara oleh salah satunya yaitu Mbuibungale.
Perkawinan Pembono Bulodo II dengan Mbuibungale melahirkan anak laki-laki dengan nama Yilumoto (Luneto). Setelah dewasa Yilumoto dan Tolangohula menjadi suami istri.
Jadi dapat dilihat disini bahwa Tolangohula hidup pada sekitar Tahun 1330 sebagai Raja Pertama Kerajaan Limboto, sedangkan Ju Panggola / Aulia atau Raja Kilat / Raja Limboto hidup sekitar Tahun 1500-an.
Seperti halnya banyak legenda, sebuah versi mengatakan, Ju Panggola wafat di Mekah. Tapi versi lain menyebutkan, ia tidak wafat, melainkan raib, menghilang secara gaib. Lantas bagaimana dengan makam di balik mihrab masjid Quba yang di yakini sebagai makam Ju panggola? Menurut Farha Daulima (alm), Budayawan Gorontalo, makam tersebut dibangun oleh warga setempat hanya berkat adanya keajaiban di tanah tempat makam itu kini berada.
Tanah yang berwarna putih itu baunya sangat harum. Menurut penuturan orang-orang tua dulu, Ju Panggola pernah berwasiat, “Dimana ada bau harum dan tanahnya berwarna putih di situlah aku,” di sana pula dulu Ju Panggola tinggal sekaligus berkhalwat. Itulah sebabnya warga setempat menganggap, disana pula Ju Panggola “beristirahat panjang.”
eziarah, karena mereka percaya, sejumput tanah makam itu dapat menjadi obat.
Bahkan ada saja gadis-gadis yang membawa pulang segumpal tanah tersebut untuk digunakan sebagai bedak lulur, bahkan diyakini dapat mempercantik diri dan dapat mempermudah mendapat jodoh.
Dibulan ramadhan, makam ini penuh dengan orang berziarah. atau jika musim paceklik tiba, banyak orang berziarah kesana. Di makam Ju Panggola yang dikeramatkan itu mereka berkhalwat selama tujuh hari sambil berpuasa, membaca shalawat dan berdoa dengan khusuk. Ada pula sebagian peziarah yang melakukan ritus khusus dengan meletakkan sebotol air putih di makam sang Waliyullah selama tiga hari tiga malam. Mereka berharap air itu menjadi obat untuk segala macam penyakit.
Dalam tata kehidupan masyarakat santri, para wali senantiasa menjadi salah satu rujukan spiritual. Meski para wali (aulia) ini telah wafat sejak beratus-ratus tahun lalu, namun mereka tetap senantiasa hidup dalam sanubari masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat santri tidak dapat menafikan faktor kewalian ini. salah satu bukti dari kenyataan ini adalah tradisi ziarah yang merupakan kebiasaan umat muslim di Gorontalo.
Bukan hanya pada hari-hari tertentu, seperti jum’at atau menjelang bulan suci Ramadhan, ada tradisi berziarah masyarakat Gorontalo yang cukup unik. Salah satu keunikan ziarah di gorontalo adalah tradisi menziarahkan jabang bayi.
Tradisi ini berupa acara mengiring seorang bayi yang masih berusia dibawah umur 40 hari ke makam wali, salah satunya adalah ke Makam Aulia Raja Ilato Jupanggola di Kota Barat Gorontalo. Bayi yang diiring ini didoakan di makam wali, kemudian dang bayi diusap-usap dengan air yangtelah diberi doa-doa.
Makam Ju Panggola atau Aulia Raja Ilato yang berlokasi di Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo paling banyak dikunjungi masyarakat. Di sekitar makamnya pula terdapat makam-makam warga yang berdomisili di sekitar makam Ju Panggola. Oleh sebab itu tak heran makam ini banyak dikunjungi.
Tradisi ini memang bukan suatu keharusan, namun banyak masyarakat menganggap penting untuk menziarahkan bayinya kepada para Aulia.
“Tujuan dari menziarahkan bayi ini adalah untuk mengenalkan sang bayi kepada para aulia sejak sedini mungkin. Dengan meminta doa dari para pemuka agama di makam para wali, orang tua sang bayi berharap kelak anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang berbudi luhur dan selalu tertanam kecintaan kepada para ulama dan aulia.”
Masyarakat menganggap makam Raja Ilato Ju Panggola keramat karena memiliki sejarah yang dramatis dan peninggalan yang dianggap istimewa. Di makam tersebut terdapat tanah putih yang berdasarkan keterangan warga hanya ada di lokasi makam Ju Panggola. Sehingga masyarakat menganggapnya keramat.
“Biasanya tanah putih di makamnya Ju Panggola diambil untuk ditabur disumur yang airnya bau, hasilnya pun jadi tidak bau lagi dan itu berdasarkan keterangan peziarah. Sebenarnya takut syirik tapi hal-hal seperti itu adalah bukti kekuasaan Allah.”
Konon, hanya tanah, di sekitar makam Ju Panggola pada hari-hari tertentu mengeluarkan percikan air dengan aroma wewangian.
Berdasarkan cerita sejarah konon ketika masa pemerintahan Ju Panggola, Ia menghilang dan tak tahu di mana rimbanya. Secara tiba-tiba sebuah batu nisan muncul dan telah menancap ditanah putih yang terletak di atas bukit yang merupakan wilayah kekuasaannya yang kini berseberangan dengan Danau Limboto.
Di sekitar batu nisan ada sebuah peninggalan dalam bentuk prasasti yang bertuliskan 1673 M bertepatan 1084 H. Di prasasti tersebut bertuliskan Taaloobayalipu yang hingga kini sebagian besar masyarakat Gorontalo tidak mengetahui artinya.
Tahun tersebut diyakini warga sebagai tahun wafatnya pemilik makam yang diyakini Ju Panggola. Tapi kini prasasti tersebut telah dibongkar dan rencananya akan dibangun lagi dengan tulisan yang sama.
Sebagai seorang raja yang baik, bijak, dan sosial Ju Panggola pun dianggap memiliki keutamaan sebagaimana para Walisongo. Makamnya pun dianggap keramat sehingga banyak dikunjungi masyarakat.

Popular posts from this blog

Ngewe ABG SMU yang Super Seksi

Cerita Seks Ngawek Hot Bangat yang akan kuceritakan di Bergairah.org ini adalah pengalamanku ngentot cewek sma bispak tapi aku akui toketnya gede banget dan amoi banget memeknya. Berawal dari aku yang dapat tender gede, aku dan temanku akhirnya ingin sedikit bersenang-senang dan mencoba fantasi seks baru dengan cewek-cewek abg belia. Akhirnya setelah tanya kesana kemari, ketemu juga dengan yang namanya Novi dan Lisa. 2 cewek ini masih sma kelas 3, tapi mereka sangat liar sekali. Baru kelas 3 sma aja udah jadi lonte perek dan cewek bispak. Apalagi nanti kalo dah gede ya ? memeknya soak kali ye   . Ahh tapi saya ga pernah mikirin itu, yang penting memeknya bisa digoyang saat ini dan bisa muasin kontol saya. Udah itu aja yang penting. Untuk urusan lainnya bukan urusan saya   . Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu. “Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada” “Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?” “Ke Sura

RPP MULOK PERTANIAN KELAS IX

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bermuatan lokal (MuLok) untuk menanamkan pengetahuan tentang arti penting kesetimbangan lingkungan dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Pertanian Organik diantaranya Budidaya Tanaman dengan Menggunakan Pupuk Organik. Naskah berikut saya sadur dari presentasi seorang guru SLTP di sebuah web (mohon maaf, karena filenya sudah cukup lama saya tidak sempat menyimpan alamat webnya). "Arti Penting Pertanian Organik", itu dia phrase (rangkaian) kata kuncinya. Berikut merupakan contoh Mulok Bidang Pertanian untuk SLTP. RINCIAN MINGGU EFEKTIF                                                 Mata Pelajaran       : Muatan Lokal Pertanian                                                 Satuan Pendidikan : SMP                                                 Kelas/Semester       : IX/II                                                 Tahun Pelajaran    : 2011/2012  1.        Jumlah Minggu Efektif No Bulan Banyaknya Minggu

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel dengan Timur Imam Nugroho

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel atau yang akrab disapa dengan Annie dengan Timur Imam Nugroho atau Imung, sangatlah panjang. Mereka mengawali perkenalan mereka sejak lima tahun, di Australia. Saat itu keduanya sedang menimba ilmu di Australia. Timur merupakan kakak kelas dari Anni, dari situ keduanya saling mengenal satu sama lain, dan akhirnya memutuskan untuk pacaran. “Kita awalnya saling berkenalan, lalu memutuskan untuk kenal lebih dekat sudah sejak 5 tahun lalu,” ungkap Annie, saat diwawancarai Gorontalo Post, di rumah adat Dulohupa, Jumat (23/9). Anni mengatakan selama 5 tahun masa perkenalan tentunya mereka sudah banyak mengenal kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga mereka selalu berusaha untuk saling melengkapi. Lima tahun merupakan waktu yang sangat cukup, hingga akhirnya keduanya saling memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada tanggal 17 September 2016, di Kalibata, Jakarta. Annie merupakan lulusan dari RMIT University, Bachelo