Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2018

Pemkab Wajo Buka Seleksi CPNS Formasi Khusus Guru Honorer K2, Ini Syaratnya

Pemerintah Kabupaten Wajo membuka seleksi (CPNS) formasi khusus guru tenaga honorer K2. Jumlah guru honorer K2 yang dibutuhkan untuk mengisi formasi tersebut yaitu sebanyak 70 orang. Hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Wajo Amiruddin, Rabu (19/8/2018). "Syarat wajibnya yaitu telah menyelesaikan pendidikan jenjang strata satu sebelum November 2013," jelas Amir. CPNS yang lulus akan ditempatkan di Sekolah Negeri lingkup Dinas Pendidikan Wajo.

Ternyata Ini Penyebab Pebalap Soppeng Didiskualifikasi Usai Raih Juara 1

Atlet balap motor asal Soppeng dikabarkan didiskualifikasi dalam perhelatan kelas perorangan 150 CC. Padahal, atlet tersebut telah meraih posisi nomor satu menglahkan lawan-lawannya. Perhelatan berlangsung di Terminal Lama, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang. Technical Delegate cabor tersebut, Adifar membenarkan hal tersebut. "Benar, pembalap dari Soppeng didiskualifikasi," katanya saat dikonfirmasi Wartawan, Jumat (28/9/2018).

Isteri Tak Ada Kabar, Muncul Sudah Berbadan Dua

LELAKI mana yang tak murka ketika mendengar isteri tercintanya main belakang? Seperti yang dirasakan Anis Ismail (42) warga Kecamatan Paguyaman ini yang mendapati RD, isterinya sudah tinggal serumah dengan lelaki lain di Kelurahan Leato Selatan, Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Bahkan, sang isteri diketahui sudah berbadan dua. “Iya, benar ada laporan tentang perzinahan atas nama Anis Ismail terhadap perempuan RD yang merupakan isterinya. Kasus ini sementara kita proses,” ungkap Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Yan Budi Jaya melalui Kasat Reskrim, AKP Handy Senonugroho, kemarin, Kamis (27/9). Kejadiannya bermula ketika Anias memberikan izin kepada isterinya, RD, untuk bekerja di salah satu rumah makan di kelurahan Leato Selatan, Kota Gorontalo, tepatnya pada Agustus 2018 silam. (Baca selengkapnya di Gorontalo Post edisi Jumat 28 September 2018) Awalnya semuanya berjalan dengan lancar. Namun lama kelamaan, RD sudah mulai jarang pulang ke rumah. Bahkan, kian hari RD tak lagi memberikan k

Kerusuhan di Rutan Donggala, Narapidana Kabur untuk Bertemu Keluarganya

Kerusuhan terjadi di rumah tahanan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018). Kerusuhan dipicu tuntutan para narapidana yang meminta dibebaskan untuk bertemu keluarganya setelah gempa dan tsunami melumpuhkan Donggala. Mereka berusaha melarikan diri dan membakar hangus rumah tahanan tersebut. Kepala Rutan Donggala, Saifuddin mengungkapkan peristiwa pembakaran Rutan ini terjadi pada pukul 23.00. "Ricuh dipicu keinginan warga binaan dibebaskan untuk bertemu dengan keluarganya," ujar Saifuddin kepada Kompas.com di lokasi kejadian. Ada ratusan tahanan yang diperkirakan kabur. Adapun, kapasitas Rutan Donggala yang terletak di Jalan Poros Palu, Mamuju, Ganti, Banawa ini sebenarnya 116 orang. Namun, sebelum kejadian, Rutan tersebut diisi 342 orang narapidana.

Peristiwa G30S 1965, Penumpasan PKI, Dan Hari-Hari Sesudahnya

Tanggal 30 September malam, sejumlah prajurit Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung bergerak menculik enam jenderal dan seorang kapten: Komandan TNI AD, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jenderal DI Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean. Jenazah mereka kemudian ditemukan di sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta. Panglima TNI Jenderal AH Nastion lolos, namun putrinya Ade Irma Suryani tewas, sementara ajudannya, Kapten Pierre Tendean, jadi korban, diculik bersama enam jenderal: Panglima Kostrad, Mayjen Soeharto bergerak cepat, memadamkan pemberontakan. Perburuan pada para pelaku G30S dilakukan cepat. PKI dinyatakan berada di balik gerakan pengambil alihan kekuasaan dengan kekerasan. Para tokohnya diburu dan ditangkap. Sebagian tokoh PKI diadili di mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), sebagian dijatuhi hukuman mati. Ketua PKI, DN Aidit yang dituding merancang gerakan i

'Apa Urusan Anda Menanyakan Itu' Dan Hal Lain Soal Wawancara Edy Rahmayadi

Di tengah duka sekalgus kemarahan atas pembunuhan terhadap suporter Persija Jakarta Haringga Sirila, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi justru memicu polemik baru saat menghardik wartawan yang mewawancarainya. Haringga Sirilia adalah korban tewas ketujuh dalam aksi kekerasan yang mewarnai pertandingan sepak bola antara Persib melawan Persija, sejak 2012, menurut catatan kelompok Save Our Soccer. Tanggapan Edy Rahmayadi sebagai ketua PSSI tentu sangat dinantikan. Tetapi kemudian yang jadi berita dari sang Ketua Umum PSSI, yang juga baru menjabat sebagai gubernur Sumatera Utara, itu justru reaksinya yang mempermasalahkan pertanyaan Aiman Witjaksono, wartawan Kompas TV, dalam program Kompas Petang yang disiarkan secara langsung. Dalam wawancara tersebut, Edy menjawab pertanyaan Aiman dengan balik bertanya,"Apa urusan Anda menanyakan itu?". Kalimat itupun memicu reaksi dari warganet. Berikut ini transkrip percakapan tersebut: Aiman: Anda kan menjadi gubernur Sumatera Ut