Tahun 2015 akan segera berakhir. Banyak kejadian-kejadian penting dalam dunia politik tersaji. Beberapa catatan penting seperti konflik dualisme dua partai tertua yakni Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain itu pelaksanaan pilkada serentak di 11 daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) juga banyak mencetak sejarah baru.
Akibat konflik dualisme kepengurusan yang terjadi di Golkar dan PPP, konstalasi politik di Indonesia berubah. Pasalnya, konflik yang terjadi merembet hingga ke daerah.
Bahkan akibat dualisme kepengurusan, untuk pertama kalinya Golkar harus menelan kekalahan telah di pilkada serentak. Padahal, Sulsel adalah lumbung suara Golkar setiap momen politik yang terjadi.
Dari 6 pasangan kandidat yang diusung di pilkada serentak 9 Desember 2015, Golkar hanya mampu mengantarkan Andi Kaswady Razak-Supriansa (Akar Super) sebagai peraih suara tinggi di Pilkada Soppeng. Meski di pilkada Gowa dan Pangkep, kader Golkar meraih kemenangan, tetapi Golkar bukan pengusung utama di 2 pilkada tersebut.
Sementara itu, dalam pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2015, tercetak beberapa sejarah baru. Sejarah baru dalam politik Sulsel, yakni Indah Putri Indriani sebagai bupati berjenis kelamin perempuan pertama yang terpilih di Sulsel.