Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai parpol pengusung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat gagal memenuhi perolehan suara yang telah ditargetkan.
Partai banteng moncong putih ini, awalnya meaykini jagoannya bisa menguasai 51,8 persen di pilkada DKI Jakarta.
Namun, berdasar hasil hitung cepat paslon no 2 ini hanya meraih angka dikisaran 42 persen suara.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengakui, kegagalan itu dipicu kendala-kendala teknis di lapangan sehingga target itu tidak tercapai.
Bayangkan, Hasto melanjutkan, di TPS 027 Kebagusan saja ada 51 warga yang tidak dapat memilih karena kendala teknis dari penyelenggara pilkada.
“Antusiasme yang tinggi belum tentu juga disertai dengan kesiapan manajemen penyelenggaraan pemilu yang baik, karena terbukti juga banyak warga negara yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya,” kata Hasto di kediaman Megawati, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (15/2).
Hasto juga mengakui persaingan pilkada DKI Jakarta ketat. Setiap pasangan calon menggunakan strategi terbaik pada saat-saat terakhir.
Selain itu, Hasto mengatakan, pihaknya juga menerima laporan yang masih harus dicek lagi terkait adanya dugaan pembagian sembako yang sangat masif yang dilakukan pasangan tertentu.
“Ini tentu saja bisa memengaruhi preferensi pemilih,” ujar Hasto.
Terlepas dari itu semua, Hasto mengatakan, pada prinsipnya PDIP memberikan apresiasi kepada rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada Ahok-Djarot.
“Inilah yang harus kami apresiasi,” tuntasnya.