1. Trimester I
• Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
• Kecemasan, ketakutan, kepanikan, dan kegusaran terhadap kehamilannya.
• Butuh dicintai.
1. Trimester I
• Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
• Kecemasan, ketakutan, kepanikan, dan kegusaran terhadap kehamilannya.
• Butuh dicintai.
• Masih rahasia (tidak untuk orang lain).
• Manifestasi lain yaitu ibu hanil muda sering meminta makanan yang aneh-aneh selama ini yang tudak disukainya.
• Gejolak perubahan emosi tidak menentu.
2. Trimester II
• Ibu merasa sehat.
• Ibu menganggap kehamilan sesuatu yang abstrak, kini mulai menyadari bahwa kehamilan merupakan identifikasi nyata.
• Sudah merasakan gerakan janin.
• Merasa nyaman.
• Mulai mempersiapkan kebutuhan seperti popok, baju, tempat tidur bayi, kereta bayi, dan sebagainya.
• Sering bermimpi mengenai jenis kelamin anak, yang merupakan refleksi dari keinginannya untuk punya anak berjenis kelamin tertentu.
3. Trimester III
• Periode menunggu dan waspada.
• Merasa khawatir dan takut karena :
- Ibu yang mempunyai riwayat / pengalaman buruk pada persalinan yang lalu.
- Multipara agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak apabila terjadi apa-apa pada dirinya, takut anaknya diasuh ibu tiri.
- Primigravida yang mendengar pengalaman persalinan yang ngeri dan menakutkan dari teman-teman lain.
- Kerjasama ibu dengan penolong, pendekatan dan perhatian, rasa simpsti, bila perlu pendekatan psikologik akan membantu semuanya itu dengan baik.
• Meningkat kewaspadaan akan timbulnya tanda-tanda dan terjadinya persalinan.
• Melindungi janin agar terhindar dari bahaya.
• Merasa aneh dan jelek.
• Merasa sedih karena akan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil ketika bayi lahir.
• Butuh dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
• Persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi ortu.
• Ibu sering terlihat melamun dan berimajinasi.
Adaptasi yang dilakukan adalah :
1. Bicarakan maslah yang dihadapi dengan orang yang dapat dipercaya.
2. Tuntaskan masalah, jika masalah yang dialami tidak kunjung terselesaikan, temui ahlinya seperti penasehat perkawinan, psikolog atau psikiater.
3. Bersantai dengan cara melakukan kegiatan yang disenangi, seperti membaca, mendengarkan musik atau melakukan relaksasi, sehingga syaraf-syaraf yang tegang dapat mengendur
• Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
• Kecemasan, ketakutan, kepanikan, dan kegusaran terhadap kehamilannya.
• Butuh dicintai.
1. Trimester I
• Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
• Kecemasan, ketakutan, kepanikan, dan kegusaran terhadap kehamilannya.
• Butuh dicintai.
• Masih rahasia (tidak untuk orang lain).
• Manifestasi lain yaitu ibu hanil muda sering meminta makanan yang aneh-aneh selama ini yang tudak disukainya.
• Gejolak perubahan emosi tidak menentu.
2. Trimester II
• Ibu merasa sehat.
• Ibu menganggap kehamilan sesuatu yang abstrak, kini mulai menyadari bahwa kehamilan merupakan identifikasi nyata.
• Sudah merasakan gerakan janin.
• Merasa nyaman.
• Mulai mempersiapkan kebutuhan seperti popok, baju, tempat tidur bayi, kereta bayi, dan sebagainya.
• Sering bermimpi mengenai jenis kelamin anak, yang merupakan refleksi dari keinginannya untuk punya anak berjenis kelamin tertentu.
3. Trimester III
• Periode menunggu dan waspada.
• Merasa khawatir dan takut karena :
- Ibu yang mempunyai riwayat / pengalaman buruk pada persalinan yang lalu.
- Multipara agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak apabila terjadi apa-apa pada dirinya, takut anaknya diasuh ibu tiri.
- Primigravida yang mendengar pengalaman persalinan yang ngeri dan menakutkan dari teman-teman lain.
- Kerjasama ibu dengan penolong, pendekatan dan perhatian, rasa simpsti, bila perlu pendekatan psikologik akan membantu semuanya itu dengan baik.
• Meningkat kewaspadaan akan timbulnya tanda-tanda dan terjadinya persalinan.
• Melindungi janin agar terhindar dari bahaya.
• Merasa aneh dan jelek.
• Merasa sedih karena akan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil ketika bayi lahir.
• Butuh dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
• Persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi ortu.
• Ibu sering terlihat melamun dan berimajinasi.
Adaptasi yang dilakukan adalah :
1. Bicarakan maslah yang dihadapi dengan orang yang dapat dipercaya.
2. Tuntaskan masalah, jika masalah yang dialami tidak kunjung terselesaikan, temui ahlinya seperti penasehat perkawinan, psikolog atau psikiater.
3. Bersantai dengan cara melakukan kegiatan yang disenangi, seperti membaca, mendengarkan musik atau melakukan relaksasi, sehingga syaraf-syaraf yang tegang dapat mengendur