25 tahun sudah .......
Aku menapakkan kaki di Nusaputera
Suka duka, canda tawa telah kulalui
Dari celah-celah kehidupan
Kutemukan mutiara kehidupan sebenarnya
Membuat hati ini bergelora
Sebongkah harapan datang
Bocah ingusan kini mulai dewasa
Brani menatap masa depannya
Bocah yang tadinya ingusan
Berubah molek bermasa depan cerah
Pitutur dan sayangku menyertai kalian
Terimakasih Tuhan
Untuk waktu yang Kau beri
Memberikan apa yang kumiliki
Untuk murid-muridku
Doaku mereka pasti sukses
Dan berkarakter luhur
Itu saja pintaku pada MU
Untuk Nusaputeraku
Puisi melankolis syarat dengan doa dan harapan moral ini adalah buah karya dari Winarti Susana, murid-murid biasanya memanggilnya Bu Wien, beliau adalah guru senior yang mengajar bahasa Indonesia di jenjang SMP Nusaputera.
Wanita tegas kelahiran Jogjakarta ini mulai debutnya di Nusaputera 25 tahun yang lalu sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia, kemudian karena ditunjang keahliannya pada bidang boga maka beliau mengajar kewirausahaan, murid tidak hanya belajar membuat produk boga tetapi juga dibekali gengan etika dan manajemen produksi.
Bu Wien mwngatakan bahwa mengajar adalah suatu hal yang menyenangkan, perjumpaan dengan murid-murid dengan berbagai karakter membuatnya semakin bersyukur akan peran dan pengabdian sebagai pendidik, ketika ditanya siapa tokoh idolanya? Dengan cepat ibu menjawab Ibu Theresa, Ibu Theresa patut menjadi teladan karena karakternya yang suka menolong dan sederhana.
Ibu yang dilahirkan 49 tahun silam ini memang tidak menyukai kemunafikan, apa yang dia lakukan adalah dasar kata hati dan apa adanya.
Memang Nusaputera membutuhkan sosok yang tegas, apa adanya tapi berkompetensi tinggi.
Sebelum menutup perbincangan dengan tim buletin Nusaputera, beliau berpesan bahwa bekerjalah dengan ikhlas , saling tolong menolong sesuai dengan kemampuan yang dimiliki maka segala pekerjaan akan ringan dan tidak ada yang ditakuti, demikian wejangan beliau sebagai pungkasan wawancara hati itu.
Aku menapakkan kaki di Nusaputera
Suka duka, canda tawa telah kulalui
Dari celah-celah kehidupan
Kutemukan mutiara kehidupan sebenarnya
Membuat hati ini bergelora
Sebongkah harapan datang
Bocah ingusan kini mulai dewasa
Brani menatap masa depannya
Bocah yang tadinya ingusan
Berubah molek bermasa depan cerah
Pitutur dan sayangku menyertai kalian
Terimakasih Tuhan
Untuk waktu yang Kau beri
Memberikan apa yang kumiliki
Untuk murid-muridku
Doaku mereka pasti sukses
Dan berkarakter luhur
Itu saja pintaku pada MU
Untuk Nusaputeraku
Puisi melankolis syarat dengan doa dan harapan moral ini adalah buah karya dari Winarti Susana, murid-murid biasanya memanggilnya Bu Wien, beliau adalah guru senior yang mengajar bahasa Indonesia di jenjang SMP Nusaputera.
Wanita tegas kelahiran Jogjakarta ini mulai debutnya di Nusaputera 25 tahun yang lalu sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia, kemudian karena ditunjang keahliannya pada bidang boga maka beliau mengajar kewirausahaan, murid tidak hanya belajar membuat produk boga tetapi juga dibekali gengan etika dan manajemen produksi.
Bu Wien mwngatakan bahwa mengajar adalah suatu hal yang menyenangkan, perjumpaan dengan murid-murid dengan berbagai karakter membuatnya semakin bersyukur akan peran dan pengabdian sebagai pendidik, ketika ditanya siapa tokoh idolanya? Dengan cepat ibu menjawab Ibu Theresa, Ibu Theresa patut menjadi teladan karena karakternya yang suka menolong dan sederhana.
Ibu yang dilahirkan 49 tahun silam ini memang tidak menyukai kemunafikan, apa yang dia lakukan adalah dasar kata hati dan apa adanya.
Memang Nusaputera membutuhkan sosok yang tegas, apa adanya tapi berkompetensi tinggi.
Sebelum menutup perbincangan dengan tim buletin Nusaputera, beliau berpesan bahwa bekerjalah dengan ikhlas , saling tolong menolong sesuai dengan kemampuan yang dimiliki maka segala pekerjaan akan ringan dan tidak ada yang ditakuti, demikian wejangan beliau sebagai pungkasan wawancara hati itu.