Alkisah ada 3 orang Pemuda yang belajar pada seorang guru di suatu perkampungan. Pada suatu waktu salah satu diantaranya ingin merantau.untuk mencari pengalaman baru. Sementara 2 orang lainnya memilih untuk tetap ikut gurunya dan menggali lebih banyak ilmu lagi.
Beberapa tahun berlalu, sang pemuda yang merantau ingin kembali ke kampung untuk menjenguk 2 saudara seperguruan yang telah lama ia tinggalkan. Sampai dikampung halaman ia disambut dengan sambutan yang hangat oleh kedua kawannya tersebut.
Ditengah-tengah percakapan, salah satu kawan mengajak untuk memancing menggunakan perahu ke sungai sekaligus bernostalgia. Kawan-kawan yang lain pun menyetujuinya.
Keesokan harinya mereka berangkat memancing menggunakan sebuah perahu. Mereka memancing sambil bercengkrama penuh keakraban mengenang masa-masa dimana saat mereka hidup bersama beberapa tahun silam.
Saat hari mulai siang, salah satu dari mereka merasa lapar dan ingin mengambilkan makanan di rumahnya. Kemudian ia berpamitan tanpa menepikan perahunya, lalu meloncat seperti berjalan diatas air hingga ke tepi. Sang pemuda yang merantau pun keheranan melihat kemampuan yang dimiliki oleh kawan lamanya tersebut.
Tak lama kemudian kawan tadi datang kembali dengan melompat dan berjalan diatas air sambil membawa makanan ke perahu yang mereka tumpangi.
Tak lama kemudian kawan yang satunya berpamitan untuk mengambilkan buah-buahan. Ia pun melakukan hal yang serupa dengan meloncat dan berjalan diatas air seperti yang dilakukan oleb kawannya yang pertama. Sekali lagi, hal ini membuat sang pemuda yang merantau kembali terkesima.
Setelah kawan tadi kembali sambil membawa buah-buahan, mereka bertiga pun makan dengan lahapnya. Selesai makan, sang pemuda yang merantau berpamitan untuk mengambilkan minuman dirumahnya.
Ia pun ingin melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan oleh kedua kawannya tadi. Ia berpikir, jika kedua kawannya bisa tentunya ia juga bisa melakukannya. Tanpa menepikan perahu ia pun langsung melompat ke air.
Walhasil pemuda tadi pun tercebur kedalam sungai. Setelah ditolong oleh kedua kawannya, mereka pun meminta maaf kepada kawannya yang telah tercebur kedalam sungai tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, “Maafkan kami saudaraku, karena sebelumnya kami tidak memberitahukan dimana letak batunya sehingga kau tercebur seperti ini”