Keberadaan Awal Manusia di Bumi - Pernahkah Anda merenungkan tentang awal keberadaan manusia di muka bumi ini? Lebih awal mana keberadaannya antara manusia
dengan alam semesta? Bagaimana bentuk fisik manusia yang hidup pada
masa tersebut? Apakah bentuk fisik mereka sama dengan kita sekarang ini?
Bagaimana pola kehidupan yang dikembangkan oleh manusia yang hidup pada
zaman tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu akan sangat
menarik untuk kita kaji bersama-sama dalam pokok bahasan yang akan kita
uraikan berikut ini.
Keberadaan alam
semesta jauh lebih tua dibandingkan dengan keberadaan manusia. Artinya,
alam semesta ini telah lama ada sebelum manusia mulai menghuni permukaan
bumi. Manusia diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada kala Plestosen,
sedangkan menurut usia bumi kala Plestosen merupakan masa yang paling
muda. Untuk lebih jelasnya coba Anda perhatikan bagan di bawah ini!
Masa
|
Zaman
|
Kala
|
Tahun (juta)
|
Kenozoikum | Kwarter | Holosen | 0,01 |
Plestosen | 1,8 | ||
Tersier | Pliosen | 5 | |
Miosen | 26 | ||
Oligosen | 37-38 | ||
Eosen | 65 | ||
Palaeosen | 136 | ||
Mesozoikum | Sekunder | Kapur | 190 |
Jura | 225 | ||
Trias | 230 | ||
Palaeozoikum | Primer | Perem | 345 |
Karbon | |||
Devon | |||
Silur | |||
Ordovisium | |||
Kambrium | |||
Arkeozoikum | Pra-Kambium |
Pada masa arkeozoikum, di bumi belum ada tanda-tanda kehidupan. Pada Masa arkeozoikum Bumi
ini masih merupakan gas yang panas sehingga tidak memungkinkan untuk
makhluk hidup dapat bertahan hidup dalam kondisi alam seperti itu. Lama
kelamaan akhirnya temperatur gas tersebut akhirnya mulai menurun dan
sebagian mulai mengeras membentuk kerak bumi. Masa palaeozoikum disebut
juga sebagai zaman kehidupan purba karena pada masa ini diperkirakan
mulai adanya makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup yang ada pada
masa palaeozoikum masih sangat primitif . Diperkirakan makhluk yang
hidup pada masa palaeozoikum adalah makhluk bersel satu dan masih sangat
sederhana.
Masa mesozoikum disebut juga dengan zaman kehidupan madya. Masa mesozoikum merupakan fase kedua dari keberadaan makhluk hidup. Pada masa mesozoikum
diperkirakan mulai hidup binatang-binatang amphibi dan reptil.
Binatang-binatang yang berukuran besar seperti dinosaurus, tyranosaurus,
dan sejenisnya, hidup pada masa ini sehingga masa ini dikenal dengan
sebutan zaman jura. Manusia diperkirakan belum ada pada masa mesozoikum
karena kondisi alamnya belum memungkinkan untuk manusia dapat bertahan
hidup. Coba Anda bayangkan bagaimana kalau manusia sudah ada pada masa
ini dan harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk lain yang
memiliki ukuran tubuh yang sangat besar!
Masa kenozoikum
dikenal juga dengan zaman kehidupan muda karena merupakan masa termuda
dalam usia bumi dan masih berlaku sampai sekarang ini. Masa kenozoikum
terbagi dalam dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kwarter. Pada
zaman tersier diperkirakan mulai muncul jenis-jenis binatang baru yang
merupakan jenis binatang mamalia. Binatang-binatang berukuran besar
lambat laun mulai mengalami kepunahan pada zaman kenozoikum. Namun pada zaman kenozoikum
diperkirakan manusia belum ada. Keberadaan manusia baru muncul pada
zaman kwarter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil
manusia yang setelah diperkirakan usianya berada pada kala plestosen.
Pada plestosen awal ditemukan fosil pithecanthropus mojokertensis yang usianya diperkirakan 1,9 juta tahun. Fosil meganthropus paleojavanicus yang
ditemukan di daerah Sangiran usianya antara 2 sampai 1 juta tahun juga
diperkirakan hidup pada zaman kwarter pada kala plestosen awal.
Pada
masa awal kehidupan manusia, mereka harus menghadapi kondisi alam yang
sangat berat. Pada kala plestosen, keadaan bumi belum stabil ditandai
dengan sering terjadinya perubahan fisik, yaitu perubahan gerakan bumi
baik yang menurun atau pun mengangkat. Pada kala plestosen terjadi tujuh
kali perubahan, yaitu empat kali zaman glasial dan tiga kali zaman
interglasial.
Peristiwa-peristiwa
alam yang terjadi pada masa plestosen merupakan tantangan yang sangat
berat yang harus dihadapi oleh manusia pada saat itu. Dengan
kemampuannya yang masih sangat terbatas, manusia berusaha mempertahankan
hidupnya dengan berbagai akal menghadapi tantangan alam dan berusaha
mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana. Iklim yang
sangat dingin yang terjadi pada masa glasial merupakan salah satu
tantangan alam yang memaksa manusia dan hewan berpindah tempat menuju
daerah yang iklimnya lebih cocok untuk mereka. Diduga pada masa glasial
makhluk-makhluk hidup berpindah atau bermigrasi dari tempat asalnya.
Selain didorong untuk mencari iklim yang lebih cocok juga dorongan yang
sangat kuat adalah mencari daerah sumber persediaan makanan.
Hal
ini dikarenakan manusia yang hidup pada masa tersebut masih tergantung
pada alam. Apabila alam tempat mereka telah tidak mampu memberikan
persediaan makanan maka mereka akan meninggalkan tempat tersebut dan
mencari lagi daerah yang masih bisa memberikan penghidupan pada mereka.
Manusia pada masa ini harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam.
Jika mereka tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup
sekitarnya maka ancaman kepunahan akan terjadi. Mereka yang mampu
bertahan hidup tentu akan sanggup untuk melanjutkan kehidupan dan
melahirkan generasi penerus. Kemampuan untuk mempertahankan diri
terutama dalam menyesuaikan terhadap kondisi alam yang terus berubah
serta kemampuan dalam memperoleh makanan untuk kelangsungan hidup
menyebabkan terjadinya perubahan fisik. Hal ini terjadi baik pada
binatang, tumbuhan dan juga manusia. Secara perlahan-lahan bentuk fisik
manusia mengalami perubahan sehingga mencapai bentuk seperti kita
sekarang ini.