BEBERAPA bulan sebelum menikahi jenazah Erni, Edi telah menjadi seorang muallaf. Menurut Husban, nenek Erni, kekasih cucunya itu sebenarnya sudah lama ingin memeluk agama Islam. Hanya saja, kepala KUA (Kantor Urusan Agama) setempat selalu beralasan sibuk. Sehingga prosesi pengucapan syahadat tertunda.
Berstatus sebagai muallaf, Edi kemudian berganti nama menjadi Ahmad Khaidir. Selama ini, Edi alias Ahmad Haidir biasa pindah-pindah tempat tugas. Statusnya sebagai unsur pimpinan di sebuah koperasi membuat ia harus berpindah ketika ada pembukaan kantor cabang baru. Terakhir, dia bertugas di Kabupaten Enrekang.
Dihubungi melalui telepon selular, kemarin, Edi bersedia berbagi cerita tentang kisah hidup yang dialaminya. ”Saya sangat sayang sama dia (Erni). Saya kaget mendengar kabar kalau dia minum racun,” ujarnya.
Mereka berdua telah bersepakat untuk menikah. Proses lamarannya pun sudah digelar. Bahkan mahar senilai Rp40 juta telah disiapkan. ”Saya juga tidak tahu kenapa dia melakukan itu (minum racun rumput),” ujarnya
Berstatus sebagai muallaf, Edi kemudian berganti nama menjadi Ahmad Khaidir. Selama ini, Edi alias Ahmad Haidir biasa pindah-pindah tempat tugas. Statusnya sebagai unsur pimpinan di sebuah koperasi membuat ia harus berpindah ketika ada pembukaan kantor cabang baru. Terakhir, dia bertugas di Kabupaten Enrekang.
Dihubungi melalui telepon selular, kemarin, Edi bersedia berbagi cerita tentang kisah hidup yang dialaminya. ”Saya sangat sayang sama dia (Erni). Saya kaget mendengar kabar kalau dia minum racun,” ujarnya.
Mereka berdua telah bersepakat untuk menikah. Proses lamarannya pun sudah digelar. Bahkan mahar senilai Rp40 juta telah disiapkan. ”Saya juga tidak tahu kenapa dia melakukan itu (minum racun rumput),” ujarnya