Kali ini jajaran Polsek Paguat melakukan tatap muka dengan siswa-siswi di beberapa sekolah di Kecamatan Paguat dan Dengilo.
Tatap muka yang sekaligus kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir kejahatan dan tindakan asusila, seperti yang sedang marak terjadi di wilayah hukum Polsek Paguat, belakangan ini.
Dalam tatap muka dengan siswa tersebut, Polsek Paguat yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Iptu Muhlis Ambosaba itu menerangkan berbagai kasus yang terjadi di wilayah hukum Polsek Paguat belakangan ini,
mulai dari kasus pembunuhan dan penganiayaan yang dilatarbelakangi oleh pengaruh minuman keras (miras), kasus asusila, pencabulan hingga kasus hubungan gelap atau yang familiar disebut hugel,
hingga kasus narkoba dan bahayanya, bahkan sampai kasus menghirup lem Eha-Bond.
Tak hanya bercerita soal kronologis kasus, Kapolsek juga turut menerangkan jeratan hukum yang bakal diterima oleh si pelanggar hukum tadi, mulai dari hukuman paling ringan dan penjara seumur hidup.
Muhlis hanya menegaskan, untuk menghindari kasus-kasus tersebut, siswa-siswi diharapkan dapat berkecimpung dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif.
Selain itu, siswa dan siswi diharapkan dapat memperkuat pengetahuan agama agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Usai kegiatan, Kapolsek Iptu Muhlis Ambosaba yang diwawancarai Gorontalo Post mengatakan, kegiatan ini harus senantiasa dilakukan mengingat persoalan hukum yang terjadi di Paguat dan Dengilo belakangan ini cukup mengkhawatirkan.
“Jadi, kami hanya ingin mengenalkan betapa pentingnya kesadaran kita, terutama para siswa untuk terhindar dari persoalan hukum.
Jadi, kita tekankan adalah masalah bagaimana memupuk masa depan mereka yang masih cerah,” tambah Muhlis. Selain itu,
sosialisasi tersebut tidak hanya menekankan kepada siswanya saja, melainkan respon orang tua yang lebih utama, “Awasi pergaulan anak-anak kita. Jika ada sesuatu yang dicurigai, harap didampingi dan bila perlu hubungi pihak yang berwajib,” pungkasnya.
