Jalur Manado Sulawesi Utara (Sulut) dengan Gorontalo yang sempat terputus tiga hari lalu mulai Kamis (15/12) kembali normal.
Antrean mobil sepanjang kurang lebih 2 KM yang mengular sejak Selasa (13/12) di ruas jalan Trans sulawesi, Dusun Bongo, Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara yang amblas sudah dipasangi jembatan darurat.
Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, berkat kerjasama dan usaha yang keras dari pihak-pihak terkait, jembatan darurat yang dibuat oleh Satuan Kerja Prasarana Jalan dan Dinas PU Gorut dan dibantu oleh para aparat gabungan termasuk TNI dan Polri serta masyarakat selesai dikerjakan pada Kamis (15/12) sore.
“Sekitar pukul 17.30 wita jembatan selesai dikerjakan dan sudah dapat dilalui kendaraan” ungkap Darfendi Olii warga setempat.
Dengan selesainya jembatan tersebut, para petugas mulai mengurai antiran kendaraan dengan sistem bergantian per lima mobil sekali jalan. Usaha mengurai antrian kendaraan yang mengurai tersebut memakan waktu yang cukup lama hingga sekitar pukul 03.00 wita.
Masyarakat sekitar lokasi tempat jalan ambrol turut berperan aktif membantu para petugas dalam mengurai antrian tersebut.
“Ketika jembatan selesai, para petugas dan masyarakat sudah mulai menyebrangkan kendaraan secara bergantian setiap 5 mobil. Proses mengurai antrian tersebut hingga kurang lebih pukul 03.00 wita. Setelahnya arus lalulintas sudah normal” jelasnya.
Informasi yang diterima oleh Gorontalo Post, situasi saat petugas mengurai antrian kendaraan agak memanas karena para supir kendaraan ada yang sudah tidak sabar.
Mungkin sudah jenuh karena terjebak dalam antrian sejak Selasa dan tidak bergerak sama sekali, para supir ada yang mencoba mendahului antara satu dengan lainnya.
Namun hal tersebut tidak berlangsung lama dan tidak sampai mengganggu kelancaran lalulintas.
Dari pantauan Gorontalo Post di lokasi jalan yang ambrol sekitar pukul 17.30-18.00 wita, arus lalulintas sudah kembali normal.
Nampak di lokasi jembatan darurat beberapa anak dan warga masyarakat yang membantu melancarkan lalulintas, karena untuk melewati lokasi jalan ambrol tersebut, kendaraan harus bergantian sehingga warga yang ada harus memberhentikan dulu kendaraan dari sisi yang satu kemudian kendaraan dari sisi lainnya dipersilahkan untuk lewat dan selanjutnya bergantian.
Warga juga tidak memaksa memungut uang kepada setiap kendaraan yang lewat.
“Tergantung keikhlasan dari supir” kata Darfendi. Uang yang dikumpulkan tersebut nantinya akan digunakan untuk membayar pohon kelapa yang ditebang dan digunakan sebagai jebatan darurat.
“Belum lagi ada papan yang telah kami ganti pada jembatan darurat karena pecah akibat beban kendaraan yang lewat diatasnya” paparnya.
Disisi lain keberadaan warga yang mengatur arus kendaraan pada jembatan darurat tersebut ada gunanya. Seperti yang sempat terpantau awak media ketika sebuah kendaraan pik up yang sulit melewati jembatan karena selain licin sehingga harus berhati-hati agar tidak jatuh dari bantalan, juga harus didorong karena ban kendaraan tersebut tidak menapak dengan baik sehingga para warga membantu mendorongnya.
Selain itu juga beberapa warga yang sempat ditemui mengaku khawatir akan kondisi jalan tersebut dengan melihat kondisi cuaca yang saat ini di Gorut curah hujannya cukup tinggi.
“Lama-kelamaan jalan tersebut akan ambrol semua jika hujan terus turun” ungkap beberapa warga.
Memang dari kondisi yang ada, badan jalan yang berada di sisi utara jelas nampak miring karena mengalami penurunan.
Belum lagi kondisi sungai yang melewati gorong-gorong dipenuhi material kayu dan juga sampah sehingga air akan terus bergerak mencari jalanya.
Kondisi ini yang ditakutkan warga, air yang terus bergerak tersebut mengikis material tanah penopang jalan sehingga lama-kelamaan akan amblas semuanya.
SUMBER BACAAN : http://hargo.co.id/baca.berita.jalur-manado-gorontalo-kembali-normal/2