Aparat Kepolisian Resort Pinrang terus melakukan penyelidikan terkait pembunuhan Wahyuni (25) dan penganiayaan yang menyebabkan adiknya, Ad dirawat intensif di RS Lasinrang, Pinrang. Kapolres Pinrang, AKBP Adri Irniadi, Kamis kemarin , mengatakan, hasil penyelidikan sementara, diduga korban dibunuh karena motif dendam lama. "Kita sudah olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi. Motif sementara, pelaku dibunuh diduga karena ada dendam lama," ujar Kapolres tanpa merinci dendam lama apa yang dimaksudkan.
Sementara pihak keluarga korban pembunuhan sadis di SDN 189, berharap pelaku cepat ditangkap dan diberikan hukuman mati sebagai ganjaran dari perbuatannya. "Kami berharap pelaku ditangkap dan diberikan hukuman mati," desak adik korban, Fitriani, di kediamannya, Jalan Anggrek, Kamis 21 Mei.
Wahyuni yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara, menurut pengakuan ibunya, Hasnah (51), selalu merawatnya dan merupakan tulang punggung keluarga sejaknya ayahnya meninggal dunia beberapa tahun lalu. "Dia selalu kasi makan ka. Narawat ka selama saya sakit," ujarnya dengan suara yang kurang jelas, sebab menderita stroke ringan. Saat bicara, ia kadang meneteskan air mata.
Hal senada juga diutarakan kakak korban, Usman yang baru pulang dari Samarinda. Wahyuni disebutkan anak yang sangat penurut serta sabar, tidak lupa juga menjalankan salat lima waktu. "Heran juga kami, kok ada orang tega berbuat sadis begitu, lagi pula kami sekeluarga tidak pernah mendengar ada perselisihan wahyuni dengan siapapun. Kami sangat berharap pelakunya cepat ditangkap," kata Usman.
Ani dan Sukma yang merupakan teman akrab Wahyuni, mengaku shock dengan kejadian ini. Sebab korban adalah sosok periang, penurut orang tua dan anaknya saleha.
Dihubungi terpisah, Kepala SDN 189, Hj Hartati mengaku trauma dengan kejadian itu, karena terjadi di ruang kepala sekolah. "Saya trauma dengan kejadian ini, apalagi terjadi diruangan saya," katanya. Tentang pelaksanaan ujian yang berakhir 21 Mei, Hartati mengaku berjalan lancar.