SALAH satu jenis batu nusantara yang menjadi buruan adalah pancawarna. Dari namanya sedikit banyak paham asal usul nama batu tersebut. Ya, dinamakan pancawarna karena mempunyai lima warna. Tak sekadar berwarna, namun dari perpaduan warna-warna itu muncul motif mengagumkan.
“Munculnya motif di pancawarna bukan hasil kreasi tangan, namun sudah bawaan dari sananya. Kita tinggal mengartikan apa yang terlukis di batu tersebut. Ada yang bermotif pemandangan, lautan, kepala kuda bahkan ada yang seperti huruf arab,” ungkap Sandi Nusantara, 29, peserta pameran Culture Shock of Gemstone Exhibit 2015 di Solo Grand Mall (SGM).
Persepsi masing-masing penggemar batu berbeda ketika melihat motif pancawarna. Bisa jadi ketika penggemar yang satu menyebut motif A, penggemar lainnya mengatakan motif B. Seperti batu milik Jemi, 33.
“Itu gambar kepala kuda, harganya cuma Rp 15 Juta,” jelasnya sambil menguraikan anatomi kepala kuda secara detail. Harga batu pancawarna memang ikut dipengaruhi motifnya. Artinya, jika motif tampak detail menggambarkan sesuatu, harganya bisa menggila.
Bicara bahan dasar pancawarna, gemslover sepakat pancawarna asal Kabupaten Garut, Jawa Barat menjadi incaran nomor wahid. “Banyak daerah penghasil pancawarna seperti di Sumatera dan Klawing, Purbalingga. Tapi kalau diadu tetap Garut juaranya. Pancawarna asli garut memiliki ciri khas banyak kristal, tembus jika disenter,” jelas Sandi.
Di Garut muncul beberapa batu pancawarna yang berkelas, salah satunya pancawarna Garut Edong. Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, garut edong kali pertama ditemukan 1994 oleh Haji Edong.
Keunggulan Garut Edong adalah tingkat kristalnya lebih tinggi dari batu pancawarna lainnya. Selain itu padanan warna yang disajikan lebih tajam dan merata ke semua bagian sehingga motif yang dihasilkan lebih sempurna.
“Kita membawa garut edong ke berbagai lomba. Ini
gambar pemandangan seperti lukisan. Pameran di Kudus, The Park dan Palur Plasa
mendapat juara 1, sedangkan (pameran) di Sragen juara 2 kategori pancawarna.
Kalau mau, Rp 25 juta,” ujar Sandi.