Monday, March 16, 2015

Pengikut Yakin Kahar Muzakkar Masih Hidup

Fanatisme terhadap sosok Kahar Muzakkar tidak lepas dari keyakinan segelintir orang bahwa pentolan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) itu masih hidup.
Keyakinan itu berlangsung hingga saat ini karena tidak ada bukti bahwa Kahar telah meninggal dunia. Informasi bahwa Kahar tewas dalam sebuah pertempuran bernama “Operasi Tumpas” tidak dipercaya begitu saja oleh orang yang mengidolakannya.
Keberanian Kahar menentang pemerintah pada 1960-an diyakini bukan asal-asalan. Tentara berpangkat letnan kolonel itu dipercaya memiliki kesaktian. Tidak segampang itu tewas dalam sebuah pertempuran sekalipun. Begitu keyakinan pimpinan An-Natsir Kolaka Utara, Ag Maspir dan kelompoknya.
Bukan hanya kelompok An-Natsir yang punya keyakinan seperti itu. Sejumlah warga Sidrap, Sulsel juga punya keyakinan serupa. La Renreng misalnya, warga asal Tanru Tedong, Kecamatan Dua Pitue, Sidrap itu ngotot bahwa Kahar Muzakkar belum meninggal dunia. “Beliau itu benar-benar pejuang yang sakti, juga tak ada yang menandingi kharismanya. Mana mungkin sosok seperti Kahar Muzakkar dengan gampangnya mati hanya karena tembakan? Maaf, saya tidak percaya itu,” ujar pria berusia sekira 70 tahun itu.
La Renreng tahu adanya Operasi Tumpas yang berlangsung pada 1960. Namun demikian, pria yang mengaku sangat mengidolakan Kahar Muzakkar itu tetap tidak yakin jika Kahar Muzakkar mati tertembak saat itu. “Setahu saya memang ada pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 serta anggota pengawal Kahar Muzakkar kala itu, tetapi sekali lagi, saya tak percaya jika Kahar Muzakkar mati tertembak di situ. Buktinya tidak ada pusaranya,” aku La Renreng.
Ayah delapan orang anak itu melanjutkan, meskipun di Sidrap sudah tidak ada pengikutnya yang melanjutkan perjuangannya, namun nama besar dan kharisma Kahar Muzakkar, hingga kini masih tetap terjaga.
Malahan, ujar La Renreng, sosok Kahar Muzakkar justru dikenal sebagai pejuang Sulsel yang telah dikhianati oleh bangsanya sendiri. “Pemahaman sebagian besar warga akan sosok pak Kahar, justru seperti itu, namanya kini terus melegenda,” aku La Renreng.
Kepala Kesbang Linmas Sidrap, Makmur, mengakui masih adanya segelintir warga yang tetap meyakini jika Kahar Muzakkar masih hidup. Namun, ia memastikan tidak ada satupun pengikut pergerakan Kahar Muzakkar yang muncul kembali. “Tidak ada satupun organisasi maupun pergerakan di Sidrap, yang disebutkan intens merekrut anggota untuk meneruskan perjuangan Kahar Muzakkar itu. Kalaupun ada, mungkin bukan pengikut Kahar Muzakkar, tetapi yang lainnya yang kini diintai polisi,” ujar Makmur.
Pekan lalu, Polres Kolaka Utara menangkap sekelompok orang yang menggunakan atribut Kahar Muzakkar. Kelompok yang dipimpin Ag Maspir itu ditemukan di di Desa Mosiku, Kecamatan Batu Putih, Kolaka Utara. Mereka disebut-sebut memiliki jaringan hingga ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Bahkan disebut berpusat di Kota Parepare, Sulsel.
Soal atribut yang mereka gunakan, Maspir mengaku memerolehnya dari kerabat Kahar Muzakkar yang berdomisili di Parepare. Kerabat Kahar ini juga disebutnya menjadi pendiri organisasi An-Natsir. Atributnya juga diproduksi di Parepare. Pada seragam loreng, terdapat angka tiga pada lengan kiri.
Asisten I Setdakab Kolut, Zainuddin mengaku tidak pernah mendengar perihal penyebaran paham di wilayah tersebut. Zainuddin salah seorang putra yang berasal dari Mosiku. “Kita tetap jalankan pengawasan karena dari segi atribut tidak dipakai juga. Pemantauan akan dilakukan secara langsung terkait An-Natsir itu sendiri di Kolut. Kalau melenceng kita siap panggil,” tegasnya.
Kepala Kemenag Kolut, Muslimin Nur mengemukakan bahwa dari segi pelaksanaan agama dinilai tidak melenceng. Namun berdasarkan paham masih hidupnya Kahar itulah yang tidak bisa diterima akal. “Kata Ag Mapsir yang di Parepare itu ada yang mirip Kahar dia pernah lihat,” ujarnya.
Ia hanya mengimbau warga agar tidak gampang menerima ajakan untuk bergabung dalam organisasi yang banyak bermunculan belakangan ini. “Saya pikir jika tidak bertentangan dengan Alquran-Hadis, maka sah saja. Tetapi kalau melenceng, kami siap tolak. Itu saja,” tegasnya.
Keberadaan An-Natsir sempat dikaitkan dengan LMR-RI. Kemarin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Lembaga Missi Reclaserring Republik Indonesia (LMR-RI) Kota Parepare, Suparman membeberkan lembaga yang dipimpinnya tidak mengenal kelompok An-Natsir. Kelompok di Kolaka ini, mengklaim sebagai pengikut Kahar Musakkar dan menyebut berpusat di Parepare.
Bahkan dirinya tidak mengetahui siapa tokoh An-Natsir Kolaka Utara, AG Maspir yang sempat diamankan. Apalagi jika dirinya juga disebut-sebut menjadi pusat pergerakan Kahar Muzakkar di Kota Parepare. “Tidak betul jika lembaga kami menjadi pusat pergerakan pengikut Kahar Muzakkar di Kota Parepare ” ujar Suparman.
Terkait adanya pengakuan dari AG MAspir yang mengantongi nama Muh Hatta SAg selaku staf of DPW-LMRRI/LRI-BPH-HMS se-Indonesia yang terdaftar di Kesbangpol Jakarta, Suparman mengaku baru mengetahui hal tersebut.
Dirinya juga mengatakan pihaknya memang tidak bisa menjamin jika ada oknum yang berada di lembaganya tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dengan kelompok An-Natsir. Akan tetapi, secara kelembagaan, LMR-RI yang dipimpinnya menjamin jika tidak memiliki hubungan maupun keterlibatan dengan organisasi tersebut. “Saya juga baru tahu. Kami akan kroscek, kepada  anggota kami di Parepare,” jelasnya.
Suparman menambahkan bahwa lembaganya sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) biasa. Hanya saja LMR-RI yang dipimpinnya adalah lembaga satu-satunya yang memiliki bidang intelijen di struktur kepengurusan.
Bidang intelijen tersebut, bergerak di lapangan dan memberikan laporan kepada pimpinan setiap ada temuan yang diperoleh dalam penelusurannya. “Lembaga kami resmi dan terdaftar di pusat dan induk organisasi ada di pusat (Jakarta),” katanya.
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Parepare, Muhlis Salam mengatakan kelompok atas nama An-Natsir tidak terdaftar pada Kesbang Parepare. “Jangankan terdaftar, sampai sekarang belum ada ditemukan kelompok tersebut di sini. Tetapi kita akan lakukan penelusuran lebih lanjut serta akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini. Kita khawatirkan jangan sampai ini peralihan isu saja. Tetap kita akan pantau di mana keberadaanya,” singkatnya.
Kabag Humas Pemkot Parepare, Iskandar Nusu mengatakan pemerintah kota selalu mengimbau masyarakat melalui camat, lurah, sampai RT/RW agar proaktif terhadap orang baru. Mereka ujung tombak pemkot dalam menjaga Kota Parepare dari hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita sudah dengar kabarnya bahwa ada orang yang mengaku pengikut Kahar Muzakkar berpusat di Kota Parepare. Tetapi sampai sekarang belum pernah ada laporan terkait kelompok An-Natsir seperti yang ditemukan,” tegasnya.
Meski demikian, kata Iskandar, Pemkot Parepare akan tetap melakukan penelusuran dan pengecekan ke masyarakat terakait hal tersebut. “Kami juga berharap agar masyarakat tetap berhati-hati dengan adanya kelompok- kelompok seperti pengikut yang mengaku sebagai pengikut An-Natsir,” jelasnya.
Jauh dari Mistik
Terpisah, kerabat Kahar Muzakkar menganggap wajar jika ada orang yang menggunakan atribut atau foto Kahar. Itu dianggap sama saja dengan tokoh lainnya, seperti Presiden Soekarno atau Che Guevara. Di mana-mana, orang bangga mengenakan kaus bergambar wajah kedua tokoh tersebut. “Setahu saya mereka (An-Natsir) adalah kelompok yang percaya dengan kekuatan mistik. Kahar Muzakkar tidak sepaham dengan yang seperti itu,” jelas salah seorang kerabat Kahar Muzakkar, Irfan Yahya, malam tadi.
Irfan menyebut tempat pelatihan kelompok An-Natsir di Wentira menunjukkan bahwa orang-orang tersebut tidak sepenuhnya mengenal pribadi Kahar Muzakkar. Wentira di Sulawesi tengah disebut-sebut sebagai kampung jin. Penuh mistik. Dekat dengan kesyirikan.
Dia beraharap kepolisian mengusut tuntas kelompok An-Natsir yang menggunakan lambang Kahar Muzakkar itu. “Kalau polisi mengungkap, tentu tidak akan ada spekulasi yang berkembang dari modus mereka menggunakan atribut An-Natsir ini,” jelas Irfan yang juga pembina Pondok Pesantren Hidayatullah, Makassar.
Soal teka teki meninggal atau tidaknya Kahar, Irfan mengakui masih misterius. Sejauh ini, belum ada informasi yang bisa dipercaya kebenarannya tentang keberadaan Kahar. “Ada banyak orang yang sebut tempat meninggalnya, tetapi tidak bisa dibuktikan kebenarannya,” kata sekretaris pribadi Aziz Qahhar Mudzakkar itu.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...