Segala puji syukur kita selalu panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan kenikmatan yang kita terima dari saat kita terlahir sampai dengan detik ini, sampai anda membaca tulisan ini. Kenikmatan yang Allah SWT. berikan kepada hambanya, tiada yang bisa menghitungnya, kecuali orang-orang yang penuh dengan kesombongan, keangkuhan. Inilah orang yang tidak mau bersyukur.
Ya Allah, Engkau Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pengatur semesta, Maha Pemberi rizqi bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya.
Adakah orang yang waras pikirannya……mengatakan ……. Rezeki itu atas usaha kita sendiri….. kita yang cari? Kita ambil contoh seorang petani yang menanam padi. Dia berkata, mana mungkin bisa ada gabah kalau kita tidak tanam padi. Dia tidak berpikir, siapa yang menghidupkan tanaman padi, membesarkan tanaman, mendatangkan air, mengalirkan air , membesarkan bulir-bulir padinya!
Dari contoh di atas, kita tidak boleh merasa hebat, sebab ada dzat yang maha hebat, yang seharusnya kita patuh kepada dzat yang Maha Segalanya. Oleh sebab itu Allahlah satu-satunya sembahan yang benar , yang harus diibadahi oleh hambaNya. Manusia diciptakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala tidak lain agar manusia itu beribadah hanya kepada Allah semata.
Firman Allah : “Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”.
Tetapi manfaat ibadah itu justru untuk kepentingan mereka yang beribadah itu sendiri dalam membentuk pribadinya menjadi orang yang bertaqwa.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 21)
Firman Allah : “Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”.
Tetapi manfaat ibadah itu justru untuk kepentingan mereka yang beribadah itu sendiri dalam membentuk pribadinya menjadi orang yang bertaqwa.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 21)
Kita coba ingat-ingat dan berpikir, apakah kita (baca : saya) selalu, sering, atau kadang-kadang, tidak pernah, atau belum pernah melakukan perbuatan seperti : suka berinfaq dari harta benda kita di jalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun lapang; menjaga diri dari nafsu marah kepada siapa saja; suka memaafkan atas kesalahan orang lain; jika berbuat keji dan dosa kita segera ingat kepada Allah, lalu bertaubat dan beristighfar, memohon ampun kepadaNya atas dosa yang telah kita lakukan . Inilah sebagian perbuatan seorang muslim yang semestinya dilakukan agar masuk dalam golongan orang yang Taqwa.
Mudah-mudahan kita bisa termasuk orang-orang yang menjalankan apa yang diperintahkan ALLAH SWT. kepada hamba-Nya, hamba-hamba yang taqwa. Amin.
Jadi dengan TAQWA kepada Allah kemuliaan hidup dapat dicapai, kebaikan dunia dapat diperoleh dan kebaikan akhirat dengan segala kenikmatannya dapat dirasakan. Amin.