Wednesday, May 28, 2014

DITILANG AMA POLWAN CANTIK



Pada saat itu, aku sedangmengendarai motor di jalan Soekarno-Hatta. Aku tidak memakai helmkarena aku terburu-buru pergi ke tempat pacarku. Apesnya, aku dicegatsama polisi. Polisi itu naik mobil, tiba-tiba memotong jalanku, akukaget hampir saja kutabrak mobil polisi itu. Aku rem motorku, karenaterjadi hentakkan, jadi tubuhku hilang keseimbangan lalu aku jatuh darimotorku. Aku terguling-guling di jalan. Tapi syukurlah hanya lecetbiasa.

polisi cantik semok, cerita seks terbaru, cerita dewasa ngentot, cerita memek ngentot
Pada saat aku masih dalam keadaan telungkup, aku lihat pintu mobilpolisi itu terbuka. Tapi anehnya, aku sepertinya kok melihat kakiseorang wanita. Kakinya yang putih mulus dan indah itu kini beradatepat di wajahku, kutegakkan kepalaku. Betapa kagetnya aku, matakuseperti melihat "hutan belantara" di antara kedua kaki yang jenjang itu. Setelah kuperhatikan baik-baik,ternyata dia seorang polisi wanita, pangkatnya Letnan Dua dan di dadakirinya tertulis namanya, LILIS. Dia sangat cantik dan ohh.., body-nyamirip gitar Spanyol.

Aku jadi bengong, dan, "Plaakk..!" sebuah tamparan mendarat di pipiku.
"Hei, apa yang Kamu lihat..? Ayo sekarang serahkan SIM dan STNK cepet..!" bentaknya.
Aku jadi kaget dan segera kuambil dompetku, lalu kuambil SIM danSTNK, lalu kuserahkan padanya. Sementara dia melihat suratku, akupandangi lagi dia ohh.., betapa cantik polisi cewek ini. Aku dugaumurnya paling masih sekitar 25 tahun, seumur dengan kakakku.Samar-samar di dalam mobil ada cewek satu lagi, dia seumur dengannyatetapi pangkatnya lebih rendah, kalau tidak salah sersan dua. Kakinyaputih tetapi tidak semulus polwan yang tadi.

Lalu tanpa kusadari, Letnan Lilis mengambil sesuatu dari dalammobil, dia berjalan menuju hidung mobil, lalu dia membungkukkanbadannya untuk menulis sesuatu. Pada posisi nungging, aku lihat lagibody-nya yang wuih selangit deh.. Tanpa kusadari, "adik kecilku" membengkak perlahan.
Setelah itu dia tegakkan badannya, terus berkata, "Eee.. saudara Sony,Anda Kami tilang karena Anda tidak memakai helm dan ngebut. Sidang akandilaksanakan besok lusa. Jangan lupa Anda harus hadir di persidanganbesok. Oke..?"
"Tapi Bu, besok lusa Saya tidak bisa hadir, soalnya pada hari ituSaya harus mengantar pacar yang akan diwisuda. Jadi Saya minta tolongsama Ibu, bagaimana dech baiknya agar persoalan ini selesai..?"

Lalu dia bilang, "Do you have some money..?"
"Aduh, maaf sekali Bu, Saya sama sekali tidak membawa uang sepeser pun." jawabku.
"Baiklah, kalau gitu SIM-mu Aku tahan untuk sementara, tapi nantimalam Kamu harus pergi ke rumah Saya. Dan ingat..! Kamu harus datangsendiri. Oke..? Ini alamatku. Jangan lupa lho, Aku tunggu jam 19:00."
Dia pergi sambil mengerdipkan matanya kepadaku. Aku kaget, tetapi happy banget, pokoknya senang dech.

Aku sampai di rumahnya sekitar jam 19:00 dan langsung mengetukpintu pagarnya yang sudah terkunci. Tidak lama kemudian, Ibu Lilismuncul dari dalam dan sudah tahu aku akan datang malam itu.
"Ayo Son.., masuk. Aku sudah lama nunggu lho, sampai basah dan bau keringat pantatku duduk terus dari tadi.." sapanya.
"Akkhh.. Ibu bisa saja.." jawabku.

"Sorry.., pintunya sudah digembok, soalnya Aku tinggal sendiri, jadi harus hati-hati." sambutnya.
"Oh.., jadi Ibu belum menikah too..? Sayang lho..! Wanita secantik Ibu ini belum menikah.." kataku merayu.
"Aaa.. Kamu merayu ya..?" tanyanya.
"Enggak kok Bu, Saya berkata begitu karena memang kenyataannyabegitu. Coba Ibu pikir, Ibu sudah mapan hidupnya, cantik luar-dalam,dan sebagainya dech.." jelasku.
"Ehhkk.. Aku cantik luar-dalam, apa maksud Kamu, Aku cantik luar-dalam..?" tanyanya lagi.
"Waduh.., gimana ya, malu Aku jadinya..?" jawabku.
"Kamu nggak perlu malu-malu mengatakannya, Kamu ingin SIM Kamukembali nggak..?" ancamnya."Eee.. sekarang gini aja, Kamu udah punyapacar khan..? Sekarang Saya tanya, kenapa Kamu memilih dia jadi pacarKamu..?" tanyanya lagi.
"Eee.. jujur aja Bu, dia itu orangnya cantik, baik, setia dan cinta sama Saya, that's all.."

"Kalau seumpama Kamu disuruh milih antara Saya dan pacar Kamu, Kamupilih Saya atau pacar Kamu sekarang..? Bandingkan aja dari segi fisik, Oke.. Saya atau Dia..?" tanyanya memojokkanku.
"Eee.. Anu.. anu.. ee..," aku dibuat bingung tidak karuan.
"Ayo.. jawab aja..! Kalau Kamu tidak jawab, SIM Kamu tidak kukembalikan lho..!" ancamnya lagi.
"Waduhh.., gimana ya..? Ehmm.., baiklah, Saya akan jawab sejujurnya. Saya tetap akan memilih pacar Saya sekarang." jawabku.

"Wow.., kalau begitu dia lebih cantik dan semok dong dari Saya..?" jawabnya lirih.
"Eee.. bukan begitu Bu, Saya memilih pacar Saya walaupun Dia sebetulnyakalah cantik dari Ibu, dan segalanya dech..!" jawabku. "Akhh.. yangbenar, jadi Aku lebih cantik dan semok dari Dia..?" tanyanya lagi.
"Jujur saja.., ya.. ya.. ya.." jawabku mantap.
"Ohh.., Aku jadi tersanjung dan terpikat dengan jawabanmu tadi..,"katanya girang, "Wah.. jadi lupa Aku, Kamu nonton TV aja dulu di ruangtengah, Aku mau ambil SIM Kamu di kamar.., Oke..?" pintanya.

Lalu aku menuju ke ruang tengah, kuputar TV. Secara tidak sengaja,aku melihat tumpukan VCD. Aku tertarik, lalu kulihat tumpukan VCD itu,lalu, ohh astaga, ternyata tumpukan VCD itu semuanya film "XX", akuterkejut sekali melihat tumpukan film "XX" itu. Sebelum aku melihatsatu-persatu, terdengar bunyi pintu dibuka. Lalu, ohh, aku terkejutlagi, Ibu Lilis keluar dari kamarnya hanya menggenakan daster pinktransparan, di balik dasternya itu, bentuk payudaranya terlihat jelas,terlebih lagi puting susunya yang menyembul bak gunung Semeru.

Begitu ia keluar, mataku nyaris copot karena melotot, melihat tubuh Ibu Lilis. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas.
"Kenapa..? Ayo duduk dulu..! Ini SIM Kamu.. Aku kembalikan.." katanya.
Wajahku merah karena malu, karena Ibu Lilis tersenyum saat pandanganku terarah ke buah dadanya.
"SIM Kamu, Aku kembalikan, tapi Kamu harus menolong Saya..!"
Ibu Lilis merapatkan duduknya di karpet ke tubuhku, aku jadi panas dingin dibuatnya.
"Sonn..?" tegurnya ditengah-tengah keheninganku.
"Ada apa Bu..?" tubuhku bergetar ketika tangan Ibu Lilismerangkulku, sementara tangannya yang lain mengusap-usap daerah"XX"-ku. "Tolong Ibu Lilis ya..? Dan janji, Kamu harus janji untukmerahasiakan hal ini, kalau tidak aku DOR Kamu..!" pintanya manja.
"Tapi.. Saya.., anu.., ee.."
"Kenapa..? Ooo.. Kamu takut sama pacar Kamu ya..?" katanya manja.
Wajahku langsung saja merah mendengar perkataan Ibu Lilis, "Iya Bu.." kataku lagi.
"Sekarang Kamu pilih disidang atau pacar Kamu..?" ancamnya.

Dia kemudian duduk di pangkuanku. Bibir kami berdua kemudian salingberpagutan. Ibu Lilis yang agresif karena haus akan kehangatan dan akuyang menurut saja, langsung bereaksi ketika tubuh hangat Ibu Lilismenekan ke dadaku. Aku bisa merasakan puting susu Ibu Lilis yangmengeras. Lidah Ibu Lilis menjelajahi mulutku, mencari lidahku untukkemudian saling berpagutan bagai ular. Setelah puas, Ibu Lilis kemudianberdiri di depanku yang dari tadi masih melongo, karena tidak percayapada apa yang sedang terjadi. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan kelantai. Tubuhnya yang polos tanpa sehelai bnenangpun seakan akanmenantang untuk diberi kehangatan olehku.

"Lepaskan pakaiannmu Sonn..!" Ibu Lilis berkata sambil merebahkan dirinya di karpet.
Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.
"Ayoo.. cepat dong..! Aku udah gatel nich.. ohh.." Ibu Lilis mendesah tidak sabar.
Aku kemudian berlutut di sampingnya. Aku bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena malu.
"Sonn.. letakkan tanganmu di dadaku, ayo ohh..!" pintanya lagi.
Dengan gemetar aku meletakkan tanganku di dada Ibu Lilis yang turunnaik. Tanganku kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara IbuLilis yang super montok itu.
"Oohh.. enakk.., ohh.. remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang.." desahnya.
Dengan semangat aku melakukan apa yang dia katakan.

Lama-lama aku jadi tidak tahan, lalu, "Ibu.. boleh Saya hisap susu Ibu..?"
Ibu Lilis tersenyum mendengar pertanyaanku, dia berkata sambil menunduk, "Boleh Sayang.. lakukan apa yang Kamu suka.."
Tubuh Lilis menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulutku yang sekarang mulai garang itu di susunya.
"Oohh.. jilat terus Sonn..! Ohh.." desah Ibu Lilis sambil tangannya mendekap erat kepalaku ke payudaranya.
Aku lama-lama semakin buas menjilati puting susunya, mulutnya tanpakusadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapanku semakin keras,bahkan tanpa kusadari, aku menggigit-gigit ringan putingnya yang ohh.

"Mmm.. nakal Kamu.." Ibu Lilis tersenyum merasakan tingkahku yang semakin "Jozz" itu.
Lalu aku duduk di antara kedua kaki Ibu Lilis yang telah terbukalebar, sepertinya sudah siap tempur. Ibu Lilis kemudian menyandarkanpunggungnya pada dinding di belakangya.
"Ayo, sekarang Kamu rasakan memekku..!" ia membimbing telunjukku memasuki liang senggamanya.
"Hangat, lembab, sempit sekali Bu.." kataku sambil mengucek kedalaman liang kenikmatannya. "Sekarang jilat 'kontol kecil'-ku..!" katanya.
Pelan-pelan lidahku mulai menjilat klitoris yang mulai menyembul tinggi sekali itu.

"Terus.. oohh.. ya.. jilat.. jilat. Terus.. ohh.." Ibu Lilismenggerinjal-gerinjal keenakan ketika kelentitnya dijilat oleh mulutkuyang mulai asyik dengan tugasnya.
"Gimana.., enak ya Bu..?" aku tersenyum sambil terus menjilat.
"Oohh.. Soonn.." tubuh Ibu Lilis telah basah oleh peluh, pikirannyaserasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

Lidahku semakin berani mempermainkan kelentit Ibu Lilis yang makinbergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertandapertahanannya akan segera jebol. Dan aku akan unggul 1-0, ee.. emangnyamain bola.
Lalu, "Oooaahh.. Soonn..!"
Tangan Ibu Lilis mencengkeram pundakku yang kokoh bagaikan tembokraksasa di China, sementara tubuhnya menegang dan otot-ototkewanitaannya mulai menegang, dan muncratlah 'lahar'Ibu Lilis di mulutku. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah kuberikan.
"Hmm.. Kamu sungguh lihai Soonn.. Sekarang coba gantian Kamu yang berbaring.." katanya.
Aku menurut saja. Batang kejantananku segera menegang ketika merasakantangan lembut Ibu Lilis yang mulai mempermainkan senjata keperkasaanku.
"Wah.. wahh.. besar sekali. Oh my god.. Ohh.." tangan Ibu Lilissegera mengusap-usap batang keperkasaanku yang telah mengeras tersebut.
Segera saja benda besar dan panjang itu mulai berdenyut-denyut dandimasukkan ke mulut Ibu Lilis. Dia segera menjilati batang kemaluankuitu dengan penuh semangat. Kepala kejantananku itu dihisapnyakeras-keras hingga aku jadi merintih keenakan.
"Ahh.. enakkee.. rekk..!" aku tanpa sadar menyodokkan pinggulkuuntuk semakin menekan senjata keperkasaanku agar makin ke dalam mulutIbu Lilis yang telah penuh oleh batang kejantananku. Gerakanku makincepat seiring semakin kerasnya hisapan Ibu Lilis.

"Ooohh Bu.. oohh.. mulut Ibu memang sakti.. ohh.. I'm coming.. ohh.."
Muncratlah laharku di dalam mulut Ibu Lilis yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.. tas.. tas.. plass.
"Hmm.. agak asin rasanya Son punyamu.., tapi enak kok.." Ibu Lilismasih tetap menjilati kemaluanku yang masih tegak bagaikan tugu Monasdi Jakarta, menara Piza di Italy, menara Eiffel di Paris.
"Sebentar ya.., Aku mau minum dulu.." katanya setelah selesai menjilati batang kejantananku.

Ketika Ibu Lilis sedang membelakangiku sambil menenggak air putihdari kulkas. Aku melihat body yang wuih dan itu ohh, pantat yang bulat.Aku memang suka pantat yang bulat dan menantang. Aku tidak tahan cumamelihat dari jauh, lalu aku berdiri dan berjalan menghampirinya, lalumendekapnya dari belakang.
"Sonn.. jangan nakal dong, biar Ibu minum dulu..!" katanya manja.
"Aku tidak tahan melihat pantat ibu yang bulat dan menantang itu." kataku tak sabaran.
"Kamu suka pantatku, kalau gitu Kamu tentu mau kalau nanti pantatkumendapat giliran untuk Kamu obok-obok, bagaimana Son..? Maungobok-ngobok pantat Ibu..?" tanyanya.

Aku terima tantangannya.
"Ohh.., memang benar-benar wuihh.." aku berkata sambil mengelus-elus pantat Ibu Lilis.
Lalu aku jongkok agar dapat jelas melihat, kusentuh lembut pantatitu dengan tanganku. Terus kucium, kuelus lagi, kucium lagi teruskujilat, lalu kubuka belahan pantat itu. Ohh.., terhampar pemandanganindah dengan bau yang khas, lubang yang sempit, lebih sempit dari yang di depan dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu yang lumayan lebat. Lalu kujulurkanjari telunjukku ke lubang yang sempit itu. Waktu aku coba memasukkanjariku ke lubang itu, terdengar jeritan kecil Ibu Lilis.
"Son.., jangan keras-keras ya, nanti sakit.. lho.."

Lalu aku mulai memasukkan step by step. Waktu jariku menembus lubang itu sepertinya tanganku mau disedot masuk ke dalam.
"Lubang Ibu nakal juga ya, masa jariku mau dimakan juga..?"
"Akhh.. Kamu nakal dech.., ohh Son.. coba sekarang Kamu jilat ya..?" pintanya.
Lalu kutarik jariku dari dalam lubang itu, lalu aku mulai menjilati lubang itu ehhmm.., lumayan juga rasanya, asin-asin gurih.

Sementara itu, Ibu Lilis terdengar merintih keenakan. Lama-lama akutidak sabar, dan terus kuberdiri dan tanpa basa-basi, aku langsungmembalikkan badannya. Terus kulahap gundukan-gundukan daging di dadaIbu Lilis dengan nikmat. Sementara itu, Ibu Lilis mulai mendesah-desahdan menggelinjang. Kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam.Goyangan-goyangan lidahku yang terus menjilati puting susu Ibu Lilisyang tinggi dan lancip begitu bertubi-tubi tanpa henti. Ibu Lilismenggerinjal-gerinjal dengan keras.
"Aaahh.. uuhh.. uuhh.." desahan-desahan kenikmatan semakin banyak bermunculan dari mulut Ibu Lilis.
Geliat-geliatan tubuhnya semakin menjadi-jadi karena merasa sensasiyang luar biasa akibat sentuhan-sentuhan mulut dan lidahku pada ujungsyaraf sensitif di payudaranya. Urat-urat membiru pun mulai menghiasidengan jelas seluruh permukaan payudara yang super montok itu.

Masih dengan mulutku yang tetap berpetualang di dada Ibu Lilis yangjuga masih menggelinjang, aku membopong Ibu Lilis ke kamar. Kujatuhkantubuh Ibu Lilis di atas kasur spring bed yang sangat empuk. Sakingkeras jatuhnya, tubuhnya yang aduhai itu sempat terlontar-lontarsedikit sebelum akhirnya tergolek pasrah di atas ranjang itu. Setelahitu, Ibu Lilis tetelentang di kasur dengan kaki-kakinya yang jenjangterjulur ke lantai. Tubuh bugilnya yang putih dan mulus besertapayudara yang montok dengan puting susu nan tinggi yang teronggok kokohdi dadanya, memang sebuah pemandangan yang amat menawan hati.

Lalu aku berlutut di lantai menghadap selangkangan Ibu Lilis.Kurenggangkan kedua kakinya yang menjejak di lantai. Dengan begitu akudapat memandang langsung ke arah selangkangannya itu. Bulu-bulukemaluan yang tumbuh di padang rumput tipis yang menghiasi wilayah sensitif itu begitu menggelora nafsubirahiku. Aromanya yang segar dan harum membuat nafsuku itu kianmeninggi. Kudekatkan mulutku ke bibir vaginanya dan kujulurkan lidahkuuntuk mencicipi lezatnya lubang itu. Tubuh Ibu Lilis terlonjak kerasketika kucucukkan lidahku ke dalam liang senggamanya. Kukorek-korekseluruh permukaan lorong yang gelap itu. Begitu hebat rangsangan yangkubuat pada dinding lorong kenikmatan tersebut, membuat air bah segera datang membanjirinya.

"Ooohh.. uuhh.. aahh.." terdengar rintihan Ibu Lilis dari mulutnya yang megap-megap setengah membuka.
Kemudian aku berdiri. Dengan tangan bertumpu ke atas kasur, kucobamengarahkan ujung penisku ke lubang vagina yang lumayan sempit yangtampak licin dan basah milik Ibu Lilis. Berhasil. Perlahan-lahankuhujamkan batang kemaluanku ke dalam liang senggama itu. Tubuh IbuLilis berkejat-kejat dibuatnya merasakan nikmat penetrasi yang sedangkulakukan saat ini.
"Aaahh.. oohh.." tak ayal jeritan-jeritan mengalir dari mulutnya.
Akhirnya batang keperkasaanku amblas semua ke dalam liang gelapyang berdenyut-denyut milik Ibu Lilis diiringi dengan jeritannya.

Kenikmatan ini kian bertambah menjadi-jadi setelah aku melakukanpenetrasi lebih dalam dan intensif lagi. Gerakan memompa dari batangkejantananku di dalam kemaluan Ibu Lilis semakin kupercepat. Terdengarsuara kecipak-kecipak dan lenguhan kami berdua karena terlalu asyiknyakami bersenggama. Seiring dengan tangan yang kembali meremas-remasperbukitan indah yang menjulang tinggi di dada Ibu Lilis, batangkejantananku terus melakukan serangan-serangan yang tanpa henti di dalam lubang senggamanya yang bertambah kencangdenyutan-denyutannya. Vagina memerah yang terus berdenyut-denyut danamat licin akibat begitu membanjirnya cairan-cairan kenikmatan yangkeluar dari dalamnya, terasa menjepit bnatang kejantananku. Demikiansempitnya ruang gerak penisku di dalam lorong gelap itu, menjadikangesekan-gesekan yang terjadi begitu mengasyikkan. Ini merupakan sensasisendiri bagiku yang merasakan batang keperkasaanku seperti merasadiurut-urut oleh seluruh permukaan dinding vaginanya. Mulutku pun takhenti-hentinya menyuarakan desahan-desahan kenikmatan tanpa bisadihalangi lagi.

"Oiihh.. Soonn.. ohh.." Ibu Lilis menjerit-jerit tidak karuan, sementara tubuhnya juga melonjak-lonjak dengan keras.
Sekuat tenaga kuhujam-hujam penisku dengan lebih ganas lagi kedalam liang senggamanya. Rasanya hampir habis tenaga dan nafaskudibuatnya. Tetapi nafsu birahi yang begitu menggelora tampaknyamembuatku lupa pada kelelahanku itu. Ini dibuktikan dengan sodokankejantananku yang berusaha menusuk sedalam-dalamnya. Bahkanberkali-kali ujung batang kejantananku sampai menyentuh pangkal liangtersebut, membuat Ibu Lilis menjerit keenakan.

"Soonn.. Soonn.. Aku.. mau.. keluar.." Ibu Lilis melenguh kencang.
Ia merasakan sudah tidak bisa menahan klimaksnya lagi. Akan tetapi,aku belum merasakan klimaks sedikit pun. Langsung kutambah kecepatangenjotan-genjotan batang kejantananku di dalam liang senggamanya.Begitu buasnya sodokan-sodokanku itu, membuat tubuh Ibu Lilisbergoyang-goyang hebat, dia merintih.. merintih.. dan merintih.Akhirnya saat yang diharapkan itu tercapai. Aku melenguh panjangmerasakan laharku muncrat, menyusul Ibu Lilis yang sudah terlebih dahulu memperolehorgasmenya. Begitu nikmatnya orgasme yang kurasakan itu sehinggamembuat laharku bagaikan air bah menerjang masuk ke dalam liangsenggama Ibu Lilis. Kami berdua mengejang kencang saat titik-titikpuncak itu tercapai. Tapi kenapa batang kejantananku tidak mauistirahat, dan masih terlihat perkasa.
Dengan segera aku berlutut di atas ranjang. Kuminta Ibu Lilisuntuk berlutut juga membelakangiku dengan tangan bertumpu di kasur,jadi dalam posisi doggy style.Kemudian Lilis kudorong sedikit ke depan, sehingga pantatnya agak naikke atas, yang lebih memudahkan batang kejantananku untuk melakukanpenetrasi ke dalam lubang senggamanya. Setelah itu langsung kusodokkemaluan yang sekarang sudah terlihat agak merekah itu dengan batangkeperkasaanku dari belakang. Tubuh Ibu Lilis terhenyak hingga hampirterjungkal ke depan akibat kerasnya sodokanku itu, sementara mulutnyamenjerit keenakan. Dalam sekejap, senjata-ku itu seluruhnyaditelan oleh vagina itu dan langsung menjepitnya. Jepitan liangsenggama Ibu Lilis yang berdenyut-denyut menambah gairah birahiku yangmemang sudah menggelora.

Dengan cepat, kutarik kejantananku sampai hampir keluar dari dalamliang senggamanya, lalu kutusukkan kembali dengan cepat. Kemudiankutarik dan kusodok lagi, seterusnya berulang-ulang tanpa henti.Doronganku yang keras ditambah dengan sensasi kenikmatan yang luarbiasa membuat Ibu Lilis beberapa kali nyaris terjerembab. Namun itutidak menjadi masalah sama sekali. Bahkan sebaliknya, membuat permainankami berdua menjadi kian panas.

Lalu, "Aah.. ah.. ah.. ah.." nafasku terengah-engah.
Kurasakan sekujur tubuhku mulai kehabisan tenaga. Tenagaku sudahbegitu terkuras, tetapi aku belum mau berputus asa. Kucoba mengeluarkansisa-sisa tenaga yang masih ada semampuku. Dengan sedikit mengejang,kugenjot batang kejantananku kembali ke dalam luabng kenikmatannyasekuat-kuatnya. Ibu Lilis pun tidak mau kalah, dia maju-mundurkantubuhnya dengan ganasnya. Akhirnya, Ibu Lilis melenguh panjang,muncratlah lahar-nya, disusul beberapa detik kemudian oleh kemaluanku.

Lalu secepat kilat kukeluarkan penisku dari dalam lubang kenikmatan IbuLilis dan langsung jatuh terkapar di kasur. Lalu, Ibu Lilis langsungmeraih batang kejantananku itu dan dimasukkan ke dalam mulutnya. IbuLilis mengocok penisku itu di dalam mulutnya yang memang agak kecil.Namun Ibu Lilis berhasil melumat batang keperkasaanku dengan nikmatnya.Gesekan-gesekan yang terjadi antara kulit kemaluanku yang sensitifdengan mulut Ibu Lilis yang basah dan licin ditambah dengangigitan-gigitan kecil yang dilakukan oleh giginya yang putih karenapakai "Smile-Up Man",membuat aku tidak dapat menahan diri lagi. Muncratan-muncratan laharkenikmatan yang keluar begitu banyaknya dari batang keperkasaankulangsung ditelan seluruhnya, hampir tanpa sisa oleh Ibu Lilis. Sebagianmeleleh keluar dari mulutnya dan jatuh membasahi kasur. Belum puassampai disitu, ia masih menjilati sekujur batang kejantananku sampaibersih total seperti sediakala. Bukan main!

Lalu kami berdua tergolek di atas tempat tidur dengan tubuh telanjang yang dibasahi oleh keringat dan lahar kami. Kemudian aku tertidur.
Tiba-tiba, "Aaauuwww..," kepalaku sakit sekali, terus aku terbanguntetapi samar-samar aku melihat 3 orang sudah berada di sekelilingku.Semuanya memakai seragam putih-putih. Satu cowok dan 2 cewek. Setelahitu penglihatanku mulai jelas, dan benar dugaanku, aku sekarang beradadi rumah sakit. Tapi bagaimana bisa..? Terus apa yang kulakukan tadiitu gimana..?

Agar aku tidak penasaran, kubertanya pada dokter. Lalu diamenerangkan bahwa aku mengalami kecelakaan, terus terjadi gegar otakringan di kepalaku. Jadi apa yang kulakukan tadi itu hanyaMIMPI. Ohh.. betapa malangnya nasibku, ya nasib, ya nasib.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...