Saturday, August 3, 2013

PENGAJARAN PENDIDIKAN POLITIK DASAR KEPADA PELAJAR SMA

Generasi muda mempunyai jumlah yang signifikan untuk mendukung aktifitas politik negeri ini. Sehingga, kelompok usia sekolah setingkat SMA sering menjadi target untuk mendulang suara dari pemilih pemula dalam sebuah kegiatan politik seperti Pemilu. Sehingga sangatlah relevan dunia pendidikan bisa menjadi basis strategis untuk menaikkan pamor politik. Tak heran jika para caleg berupaya meraih simpati dari kalangan siswa.

Tetapi kondisi yang sangat mendukung untuk jalannya demokrasi ini malah tidak sebanding dengan tingkat partisipasi politik yang dilakukan oleh generasi muda ini. Malah sebaliknya kaum generasi muda bersifat apolitik.

Kenapa remaja dan anak – anak muda jaman sekarang kurang paham, bahkan kurang menyukai politik. Contoh halnya seorang pemuda menyukai tokoh sepak bola luar negeri seperti Christiano Ronaldo dalam menggiring bola ketimbang mengidolakan Amien Rais yang juga lihai menyampaikan orasi politiknya. Barangkali karena setiap politik dibicarakan, selalu tergambar dalam pikiran mereka adalah sederatan nama partai dan tokoh – tokoh politik yang tidak memenuhi cita – cita ideal anak – anak muda. Di mata mereka, ada kesan seolah – olah politik tak lebih dari sekedar medan laga perebutan kekuasaan dan kedudukan yang tujuannya sama sekali tidak berhubungan dengan kepentingan umum, lebih khususnya kepentingan kaum muda yang sangat haus akan pencarian nilai – nilai kebenaran. Anak – anak muda jaman sekarang tidak menemukan nilai – nilai kebenaran yang mereka inginkan dalam berbagai aktifitas politik di Indonesia dewasa ini. Lagi pula, belakangan ini mulai terungkap berbagai skandal kehidupan pribadi sejumlah politisi, yang dalam waktu singkat tersebar menjadi rahasia umum. Tentu saja, perilaku politisi yang tidak senonoh macam ini makin menjauhkan politik dari perhatian generasi muda. Tokoh – tokoh politik semestinya menjadi teladan dan panutan bagi kaum muda, bukannya malah memberikan contoh yang tidak baik.

Sebenarnya, generasi muda memiliki kepekaan terhadapa keteladanan yang dapat dicontohkan oleh tokoh – tokoh politik. Sayangnya, keteladanan itu sangat langka bila diukur dengan tuntutan dan keinginan kaum muda saat ini. Peristiwa besar menjelang kemerdekaan seperti sumpah pemuda, proklamasi Kemerdekaan, perjuangan bersenjata dan diplomasi pada 1940-an yang melibatkan angkatan muda saat itu adalah sederetan peristiwa yang makin jauh dari penghayatan generasi muda hari ini. Ketika Sumpah Pemuda diperkenalkan hari ini, yang selalu tergambarkan hanyalah sejumlah nama – nama pahlawan yang tercatat dalam buku sejarah. Tidak banyak anak – anak muda yang tahu bahwa Ny. Yos Masdani ketika turut ambil bagian dalam perumusan Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) masih berusia 18 tahun. Pengetahuan tentang keterlibatan angkatan muda di panggung sejarah semacam inilah yang jarang sekali diajarkan buku – buku sejarah pada kaum muda.

Cerita di atas, mudah – mudahan dapat menimbulkan kesadaran bahwa politik bila diartikan secara luas adalah bagian dari kehidupan yang tak terelakan. Politik sebernarnya adalah kenyataan yang menghinggapi setiap orang, siapa saja, termasuk mereka yang tidak menyukai politik sekalipun. Karena itu, sangat dibutuhkan keteladanan para politisi yang mampu memenuhi kriteris ideal kaum muda. Tindak tanduk dan perilaku tokoh – tokoh politik dalam setiap aktivitas merka, semestinya dapat menjadi panutan bersikap bagi generasi muda.

Memang, akan sulit mengubah tabi’at dan perilaku para politisi agar menjadi panutan ank – anak muda bila para politisi itu sendiri masih keliru dalam memahami arti politik. Arti politik yang sebenarnya harus diluruskan dan diperbincangkan kembali, agar tindak – tanduk aktivitas politik mereka dapat berubah. Pemahaman politik dalam arti yang sesungguhnya dapat memengaruhi pandangan nilai yang dianut seorang politisi, dan pandangan nilai seorang politisi akan menentukan tindakan politiknya. Jika pandangan nilainya salah, maka tindakan politiknya juga tidak benar. Dampaknya buruk bagi kepentingan masyarakat.

Dengan paparan dan ancaman propanganda politik yang semakin besar ini generasi muda harus dibekali moral dan pengetahuan yang baik tentang poltik. Selama menuntut ilmu dibangku pendidikan, para siswa tampaknya tak pernah mendapatkan pendidikan politik secara benar. Pembelajaran politik secara langsung di tengah – tengah kehidupan masyarakat melalui media yang sudah sarat dengan pembusukan dan anomali politik.

Dunia politik realitasnya akan selalu lekat dalam dimensi kehidupan manusia. Perwujudannya akan selalu bisa ditemui dalam skala yang besar hingga skala yang terkecil. Tentu dengan tingkat variasi kajian yang berbeda antara satu dimensi dengan dimensi lain.

Sejarah politik yang menyedihkan dahulu, tidak boleh dijadikan landasan dalam politisasi pendidikan. Namun pengalaman sejarah politik itu adalah pengalaman yang sangat berharga untuk memulai berbangsa dan bernegara dengan melalui jalan yang benar.

Dalam beberapa survey didapatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kaum legislatif, yudikatif, eksekutif dan partai politik demikian tinggi. Ketidakpercayaan terhadap semua itu akibat dari individu pemain politik yang lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri sehingga untuk mencapai apa yang diinginkannya menghalalkan berbagai cara. Kejadian ini berdasarkan pada keenganan masyarakat terhadap kegiatan politik karena individu dari pemain politik ini ialah muka lama yang masih menggunakan cara atau sistem yang sudah menimbulkan image buruk kepada masyarakat.

Mochtar Buchori mengemukakan bahwa terdapat beberapa pemikiran yang mendukung mulai berkembangnya kesadaran masyarakat terhadapa hubungan antara pendidikan dan politik yaitu,

1. Adanya kesadaran tentang hubungan yang erta antara pendidikan dan politik
2. Adanya kesadaran akan peran penting pendidikan dalam menentukan corak dan arah kehidupan politik
3. Adanya kesadaran akan pentingnya pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan politik
4. Diperlukan pemahaman yang lebih luas tentang politik
5. Pentingnya pendidikan Kewarganegaraan ( civic education )

Penjelasan Mochtar Buchori diatas, menggambarkan suatu keyakinan terhadap hubungan erat antara pendidikan dan politik. Terhadap keyakinan yang sangat kuat bahwa melalui pendidikan dapat menghasilkan pemimpin politik yang berkualitas.

Paparan penjelasan diatas pada akhirnya dapat menimbulkan satu pertanyaan mengenai hubungan pendidikan dan politik akankah politik harus memasuki wilayah pendidikan untuk menjalankan fungsi dan tujuannya dan juga sebaliknya ? Melalui pendidikan sesorang siswa akan paham secara tidak langsung mengenai seluk beluk politik. Begitu pula sebaliknya, bahwa dunia politik adalah salah satu sarana untuk mengaplikasikan berbagai ilmu yang telah didapat siswa melalui dunia pendidika. Para siswa tidak dapat acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di luar dunia sekolahnya.

Sekiranya penjelasan diatas dapat menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan tak dapat dipisahkan antara pendidikan dan politik. Kedua aspek tersebut memiliki hubungan yang saling membutuhkan satu sama lain.

Pendidikan politik merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan terencana. Pelaksanaan pendidikan politik harus berpegang teguh pada falsafah dan berprikebadian integral dari keseluruhan pembangunan bangsa yang di laksanakan sesuai dengan landasan yang telah mendasari kehidupan berbangsa Indonesia.

Berdasarkan Inpres No. 12 tahun 1982 tentang pendidikan politik bagi Generasi Muda, maka yang menjadi landasan hukum pendidikan politik adalah sebagai berikut,

“….landasan pendidikan politik di Indonesia terdiri dari”:

1. Landasan Ideologi yaitu Pancasila.
2. Landasan Konstitusi yaitu UUD 1945.
3. Landasan Operasional yaitu GBHN.
4. Landasan Historis yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Proklamasi 17 Agustus 1945.

Berdasarkan ruang Pemilu Generasi Muda pada haknya ialah memilih pada saat berumur 17 tahun saat pemungutan suara.

Landasan tersebut merupakan landasan pokok pendidikan politikyang disertai landasan kesejarahan. Hal ini penting karena warga Negara terutamasiswa harus mengetahui sejarah perjuangan bangsa, agar memiliki jiwa, semangat dan nilai – nilai kejuangan 1945.

Tujuan diadakannya pendidikan politik secara formal terdapat dalam Inpres No. 12 tahun 1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan bahwa.

Tujuan Pendidikan Politik adalah merupakan pedoman kepada kehidupan generasi muda Indonesia guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan tujuan Pendidikan Politik lainnya adlah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa pendidikan politik itu ditujukan pada generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.

Keberhasilan pendidikan politik tidak akan dapat tercapai jika tidak dibarengi dengan usaha yang nyata dilapangan. Penyelenggaraan pendidikan politik akan erat kaitannya dengan bentuk pendidikan politik yang akan diterapkan dimasyarakat nantinya. Oleh karena itubentuk pendidikan politik yang dipilih dapat menentukan keberhasilan dari adanya penyelenggaraan pendidikan politik ini.

Bentuk pendidikan politik menurut Rusadi Kartaprawira dapat diselenggarakan antara lain melalui :

1. Bahan bacaan, seperti surat kabar dan lain – lain bentuk publikasi masa yang biasanya membentuk pendapat umum.
2. Siaran radio dan televisi serta film ( audiovisual media )
3. Lembaga atau asosiasi dalam masyarakat seperti masjid atau gereja tempat menyampaikan khotbah dan juga lembaga pendidikan formal maupun informal.

Penerapan pendidikan politik diharapkan dilaksanakan setiap SMA di Indonesia dengan menitik beratkan pada point,

1. Etika Politik
2. Budaya politik
3. Penanaman cinta akan Indonesia

Dalam penerapan pendidikan politik ini perlu didukung dengan tenaga pengajar yang mengerti point – point tersebut dan lebih selektif memilih tenaga pengajarnya karena nilai tinggi terkandung dalam point – point tersebut. Sehingga dapat menghasilkan generasi muda dengan intelektual dan pemahaman politik yang baru dan idealis sesuai dengan ideologi Pancasila.

Apapun bentuk pendidikan politik yang akan digunakan dari semua bentuk yang disuguhkan sesungguhnya tidak menjadi persoalan. Aspek yang terpenting adalah bahwa untuk pendidikan politik tersebut mampu untuk memobilisasi simbol – simbol nasional sehingga pendidikan politik mampu menuju pada arah yang tepat, yaitu meningkatkan daya pikir dan daya tanggap rakyat terhadap maslah politik selain itu, untuk pendidikan politik yang dipilih harus mampu meningkatkan rasa keterikatan diri (sense of belonging) yang tinggi terhadap tanah air, bangsa dan Negara.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...