Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan kesejahteraan bangsa. Dengan mengutamakan kesehatan, maka kesejahteraan masyarakat akan bisa dicapai dengan baik. Apakah pendidikan dokter di Indonesia sudah memenuhi hal tersebut?
"Tenaga kesehatan khususnya dokter, sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Sejauh ini dokter dinilai masih belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan kesejahteraan," ungkap Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi, SpA, MPH, pada acara Peresmian Gedung Kantor Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan memperingati sewindu KKI di Gedung KKI, Jl Cik Ditiro No 6, Menteng, Jakarta, pada Senin (29/4/2013).
Banyaknya kasus malpraktik yang selama ini sudah terjadi membuat kepercayaan masyarakat pada tenaga kesehatan, khususnya dokter menjadi berkurang. Hal ini sangat disayangkan oleh Menteri Kesehatan, melihat sangat dibutuhkan kepercayaan dan kerjasama antara tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mencapai Indonesia yang sehat.
"Malpraktik yang terjadi tidak sepenuhnya kesalahan dari dokter, ini perlu dikoreksi dan diusut lebih jauh," lanjut dr Nafsiah.
Disampaikan juga oleh dr Nafsiah, proses intership atau magang yang dilakukan oleh dokter muda sebelum terjun ke lapangan merupakan syarat mutlak yang harus dilewati sebelum dokter-dokter ini terjun ke masyarakat.
"Namun kenyataannya, sibuknya pembimbing membuat dokter muda ini bingung akan melakukan apa dan tidak bisa memanfaatkan waktu internship dengan maksimal," ujar dr Nafsiah.
Pendidikan kedokteran di Indonesia dinilai sudah cukup baik, hanya saja perlu dilakukan evaluasi tentang apakah waktu yang diberikan sudah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pembimbing, sehingga kualitas dokter yang akan diluluskan nanti bisa benar-benar baik dan bisa melayani kebutuhan masyarakat.
"Jika selama pendidikan saja sudah tidak serius dan tidak diperbaiki, malpraktik justru tidak akan berkurang. Ini harus menjadi perhatian semua pihak," ungkap dr Nafsiah.
