Thursday, April 18, 2013

Ketika SBY Bicara Partai Demokrat di Istana

Ketika SBY Bicara Partai Demokrat di Istana  

Presiden Susilo Bambang Yudhoyonosecara mendadak memutuskan untuk memberikan keterangan pers kepada para pewarta di kantor kepresidenan, Jakarta, Rabu malam, 17 April 2013.

"Bapak (Presiden) mau memberikan keterangan pukul 20.00 nanti," kata seorang staf kepresidenan di ruang wartawan Istana, Rabu petang. Pemberitahuan ini disampaikan kepada para wartawan yang ada di ruangan itu sekitar pukul 18.30 WIB.

Pemberitahuan diperkuat dengan isi pesan pendek dari Biro Pers Istana Kepresidenan. "Yth tmn2 wartawan. Menurut rencana, Rabu 17/04/13 di KtrPres, Presiden RI akan memberikan keterangan Pers sekitar pukul 20.30WIB. Dimohon kehadirannya. Trm ksh," begitu bunyi pesan yang dikirim sekitar pukul 19.00.

Spekulasi berkembang. Wartawan menduga keterangan pers mendadak yang bakal disampaikan SBY ihwal kebijakan bahan bakar minyak bersubsidi. Ada juga yang menduga berkaitan dengan pelaksanaan ujian nasional. Namun spekulasi paling menguat ihwal sikap pemerintah atas qanun (peraturan daerah) tentang bendera dan lambang Aceh.

Sebabnya, SBY bersama Wakil Presiden Boediono dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengadakan pertemuan dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud di kompleks Istana Negara, Rabu sore. Pertemuan tertutup ini berlangsung selama kurang-lebih satu jam, dimulai pukul 16.00.

Ditunggu-tunggu. Keterangan pers Presiden baru dimulai sekitar pukul 21.30. Wartawan pun kecele lantaran semua dugaan ihwal poin penting keterangan SBY tak satu pun benar. SBY justru berkomentar ihwal isu hijrahnya Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Wahid ke Partai Demokrat, partai yang dipimpin SBY.

Pada kesempatan itu, SBY membantah spekulasi yang menyebutkan bahwa Yenny gagal bergabung ke Demokratlantaran adanya permintaan jabatan dari putri almarhum Abdurrahman Wahid itu. "Saya harus menyampaikan penjelasan karena beritanya agak simpang siur," kata SBY.

Menurut SBY, pemberitaan ihwal permintaan posisi itu dikaitkan dengan pertemuannya dengan Yenny. "Dan seperti biasanya dikaitkan pula dengan politik," ujarnya. Ia menjelaskan, beberapa saat yang lalu, didampingi Ani Yudhoyono, ia sempat bertemu dengan Yenny dan ibundanya, Shinta Nuriyah Wahid, di Cikeas, Bogor. Menurut dia, pertemuan ini berlangsung sangat baik dan penuh kekeluargaan.

Adapun pertemuan membahas pluralisme dan kerukunan antarumat beragama. Selain itu, dibahas juga cerita nostalgia kebersamaan SBY dengan Gus Dur. "Sisi-sisi kekeluargaan yang saya bicarakan waktu itu," ujar SBY.

Menurut SBY, pertemuan juga membicarakan politik masa kini dan masa depan. Ia tak menampik jika pertemuan itu membahas kemungkinan kebersamaan keduanya untuk berjuang dalam satu partai politik. "Yang penting bekerja sama untuk kepentingan yang baik," ucapnya.

Namun SBY membantah jika saat itu Yenny mengharapkan posisi atau jabatan tertentu. "Tidak ada," kata dia. Ia juga tak sependapat dengan pemberitaan yang menyebutkan Yenny meminta posisi Wakil Ketua Umum Demokrat. "Tidak ada. Kasihan beliau. Tidak ada seperti itu."

SBY juga membantah jika dalam pertemuan itu ia menawarkan posisi atau jabatan tertentu untuk Yenny. "Saya harus klarifikasi karena pemberitaan itu merugikan nama baik Mbak Yenny, maupun nama baik saya," ujarnya.

Menurut SBY, dalam pertemuan itu, Yenny menyampaikan, sebelum memutuskan bekerja sama dalam wadah partai politik yang sama, Yenny harus meminta pandangan terlebih dulu dari para kiai Nahdlatul Ulama.

Walhasil, Yenny memutuskan untuk berjuang sendiri. "Saya pun menghormatinya dan menghargai pilihan seperti itu," kata SBY. Seusai keputusan ini, SBY menambahkan, hubungannya dengan Yenny dan keluarga Gus Dur tetap baik. "Saya mendoakan (Yenny) memiliki karier yang baik di masa depan."

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...