Wednesday, April 17, 2013

Kepala Sekolah Cabul: Siswi Dijanjikan Blackberry Sampai Tes Keperawanan Di Toilet


Siwi-siswi SMP Negeri 28 Batam Kota  yang jadi korban dugaan pencabulan Kepseknya telah menjalani aktivitas belajar seperti biasa, Selasa (16/4).
J, ayah seorang korban sebut saja Mawar, memaparkan apa yang sudah dialami oleh putrinya kepada awak media. Menurut J, Mawar sangat tertutup di dalam keluarganya. Anak pertamanya tersebut sangat jarang menceritakan apa yang telah dialaminya sehari- hari kepada orang tuanya. Termasuk musibah dugaan pelecehan seksual yang pernah dialaminya.
“Saya baru tahu itu setelah polisi menghubungi saya, tapi waktu itu handphone saya tidak aktif karena saya lagi istirahat. Tak lama istri saya yang ditelpon dan disuruh ke kantor polisi,” katanya.
Tes Keperawanan di Toilet
Setibanya di sana, pihak kepolisian memberikan kesempatan kepada dirinya untuk berbicara dengan Mawar sekitar 15 menit. Saat itulah Mawar menceritakan semua yang telah dialaminya. Cerita Mawar,  kejadian bermula  Februari lalu. Saat itu, dirinya dipanggil oleh Herizon ke ruangannya. “Saat itu anak saya langsung dibilang udah ngga perawan lagi. Anak saya bilang kalau masih perawan. Trus dia bilang, kalau masih perawan harus mau dites sama dia, kemudian anak saya di bawa ke toilet. Saat itulah dia melakukan pelecehan seksual terhadap anak saya,” kata J.
Kejadian yang kedua kalinya, Maret lalu. Saat itu, ada pemantapan di sekolah. Namun, oleh Herizon, Mawar dipaksa untuk bolos dan diajak pergi. Herizon tidak menyebutkan akan kemana. Agar Mawar mau ikut dengannya, Herizon menjanjikan handphone Blackberry untuk Mawar. “Sudah kamu tidak usah ikut pemantapan. Kamu bolos aja. Bapak yang tanggung jawab. Kamu ikut bapak saja, nanti bapak belikan Blackberry,” kata J menirukan pernyataan Herizon kepada Mawar.
Dicabuli di Dalam Mobil
Selain itu, Mawar juga mendapat ancam soal nilai dan menyiarkan akbar tidak baik soal dirinya di sekolah. Mawar pun terpaksa ikut, dan kembali mendapat perlakuan tidak senonoh. Kejadian itu di lakukan di dalam mobil Herizon di kawasan Nongsa.  “Dia bilang takut mau cerita ke saya. Selain takut saya marah, dia takut juga karena sudah diancam oleh pelaku ini,” kata J lagi.
Pemerintah Jangan Lindungi Herizon
Keluarga korban  menyesalkan sikap Kepaladinas Pendidikan Muslim Bidin dan Pemko Batam yang terkesan menutupi kasus ini. “Kenapa harus ditutup- tutupin dan dilindungi. Kenapa pemerintah malah melindungi pelaku, sementara sudah jelas- jelas ada korbannya. Bukannya kita mengada-ngada. Kami minta pemerintah harusnya lebih membela korban dan masyarakat bukan hanya mementingkan kepentingan institusinya,” kata J lagi.
Dua orang tua korban lainnya juga meminta hal yang sama.
“Jangan menutup-nutupi. Kalaupun mau ditutupin, sampai kapan.  Kami takut anak- anak ini jadi down,” kata salah seorang ibu korban

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...