Sunday, March 10, 2013

Densus 88 Tak Suka Jenis Berita Ini

Selama meliput berita teroris, mantan wartawan TVOne, Grace Natalie Louisa, tidak pernah mendapatkan larangan atau aturan tertentu dari Datasemen Khusus 88 Anti-Teror. Bersama tim peliputan, Grace berhak memilah sendiri berita yang akan dipublikasikan. namun menurutnya, ada beberapa berita yang tidak disukai Densus 88. 

"Mereka tidak suka pemberitaan yang terlalu detail," ujar Grace, Jumat, 8 Maret 2013. "Seperti berita soal proses penguntitan teroris, berapa lama, dan bagaimana caranya."

Informasi seputar penguntitan terduga teroris, Grace melanjutkan, biasanya mengalir dari obrolan antara anggota Densus 88 dengan wartawan. Bukan rilis resmi dari Kepolisian. Dan biasanya, anggota Densus itu hanya berniat bercerita saja. Bukan untuk konsumsi berita. 

Kata Grace, seorang pimpinan Satuan Tugas Bom Markas besar Polri pernah berang dengan pemberitaan media massa. Berita itu memaparkan soal cara Densus 88 menguntit, hingga tak terduga teroris tak mencurigainya. "Informasi semacam ini dianggap tidak berguna bagi masyarakat," kata Grace. "Densus malah khawatir informasi itu akan dipelajari anggota teroris lain untuk kabur dari kejaran mereka."

Grace sendiri membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kepercayaan dan memperoleh informasi dari anggota Densus 88. Perempuan 30 tahun ini memulai peliputan terorisnya di Poso, Sulawesi Tengah, pada 2007. Sejak itu, ia kerap mengikuti Densus 88 waktu meringkus terduga teroris. Seperti penangkapan Abu Dujana di Banyumas pada 2007; penggerebekan Temanggung dengan terduga teroris JW Marriott, Ibrahim; atau peringkusan Noordin M Top di Solo

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...