Optimisme mulai muncul di antara kalangan tenaga honorer K2 setelah melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta pekan lalu. Aksi yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut itu diyakini telah menggugah pemerintah untuk mengangkat mereka menjadi PNS.
Setidaknya itu lah yang dirasakan Ketua Forum Honorer K2 Kota Pekalongan Ratno. Dia terutama optimistis karena Presiden Joko Widodo sudah berjanji bicara dengan Komisi II DPR untuk membahas masalah pengangkatan honorer.
Dia pun meminta honorer K2 lainnya untuk bersabar menunggu hasil pertemuan tersebut. “Karena sekarang bukan lagi ditangani Kemenpan RB. Dalam minggu ini DPR RI akan bertemu dengan Presiden Jokowi. Kami masih nunggu informasinya, baru akan kami sampaikan sepenuhnya kepada teman-teman,” tuturnya Selasa (16/2).
Dalam aksi yang digelar di Jakarta pekan lalu, hanya sebanyak 32 K2 Kota Pekalongan yang ikut serta dalam aksi. Sehingga, belum seluruhnya mengetahui tentang lanjutan proses tersebut. Meski begitu dia pastikan, pengangkatan akan terus diperjuangkan. “Saat ini kami belum sampaikan hasilnya kepada teman-teman. Sekaligus menunggu hasil pertemuan baru semua akan dikumpulkan. Kami akan terus kejar itu (janji pengangkatan),” tambah dia.
Ratno berharap, pemerintah benar-benar merealisasikan janjinya untuk mengangkat K2 menjadi PNS. Dijelaskan dia, rata-rata K2 di Kota Pekalongan telah mengabdi lebih dari 20 tahun. Ia mencontohkan dirinya yang telah mengabdi sebagai tenaga honorer di SMP 8 Pekalongan selama 27 tahun. Bahkan, ada tenaga honorer yang telah mengabdi selama 48 tahun.
Ratno mengaku mengabdi menjadi tenaga honorer sejak tahun 1999. Pada saat itu, ia menerima gaji Rp 75.000 setiap bulan. Setelah itu ada kenaikan gaji pada tahun 2000 menjadi Rp 150.000. Gajinya naik lagi menjadi Rp 890.000 hingga saat ini. Namun, gajinya akan naik lagi pada April mendatang karena Pemkot Pekalongan akan menambah gaji kepada non PNS. Menurut Ratno, April nanti gajinya akan bertambah Rp 990.000.
“Setiap lembaga atau SKPD di masing-masing tempat pengabdian memang kemampuannya berbeda. Sehingga honor yang diterima pun berbeda-beda,” tandasnya.