Sejak satu pekan ini, warga di sekitar Blok Cibogo, Desa Burujul Kulon, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar) dihebohkan dengan kelahiran sapi yang dinilai tidak biasa.
Pasalnya, sapi milik salah satu peternak setempat melahirkan anak yang dinilai relatif lebih mirip fisik kerbau.
Setidaknya ada tiga ciri fisik anak sapi yang berusia satu bulan itu, yakni ukuran gigi, kepala serta kulit yang menguatkan anak sapi tersebut lebih cenderung kepada anak kerbau.
Kulit pada anak sapi tersebut dinilai lebih keras dari sapi pada umumnya, sama menyerupai kulit kerbau. Begitu juga saat bersuara, anak sapi itu lebih cenderung menyerupai suara anak kerbau.
Ade Boyo, salah satu pemelihara ternak sapi milik Yosep, mengatakan kejadian tersebut berawal saat majikannya berinisatif untuk melakukan Inseminasi Buatan (IB) terhadap sapi betina Limosin miliknya dengan sapi jantan Brahma di daerah Ciamis. Namun demikian, jelas dia, pihaknya merasa kaget ketika melihat anak sapi betina miliknya tersebut melahirkan bayi yang lebih menyerupai kerbau.
“(Sapi Betina Limosin) Ini di-IB dari Brahma, tapi pas datang ke sini, anaknya menyerupai kerbau. Kami juga kaget,” kata Ade, Sabtu (26/10/2013).
Dijelaskan Ade, selama bergelut di kandang ternak sapi milik Yosep dan bergaul dengan para peternak sapi, diketahui bahwa tidak mungkin perkawinan antara sapi betina dengan kerbau jantan bisa menghasilkan anak. Oleh karena itu, jelas dia, kecil kemungkinan adanya kesalahan ketika proses IB.
“Kalaupun sampai terjadi kesalahan saat proses IB, yakni dengan kerbau, itu tidak mungkin bisa menjadikan sapi ini bunting dan melahirkan. Sebab, kata para ahli, perkawinan kerbau dengan sapi itu tidak akan menghasilkan anak, enggak bakalan bisa,” jelas dia.
Lebih jauh dijelaskan dia, pasca adanya fenomena tersebut, sejumlah ahli peternakan sempat datang untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan tersebut, lanjut Ade, para ahli juga mengaku heran dengan hal tersebut.
“Sudah ada beberapa ahli datang ke sini, termasuk dari Dinas Kehtanan Perkebunan dan Peternakan (Dishutbunak) Kabupaten Majalengka. Dan mereka juga mengaku baru kali ini menemukan hal seperti ini,” papar dia.
Untuk memastikan apakah anak tersebut adalah anak sapi atau kerbau, lanjut dia, petugas sudah mengambil sampel untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Namun demikian, jelas dia, sebagian besar para ahli tersebut mengatakan bahwa anak sapi itu, lebih cenderung kepada anak kerbau.
“Kondisinya sendiri, alhamdulillah baik induk maupun anaknya dalam keadaan sehat-sehat saja. Enggak ada masalah,” lanjut Ade.
Pasalnya, sapi milik salah satu peternak setempat melahirkan anak yang dinilai relatif lebih mirip fisik kerbau.
Setidaknya ada tiga ciri fisik anak sapi yang berusia satu bulan itu, yakni ukuran gigi, kepala serta kulit yang menguatkan anak sapi tersebut lebih cenderung kepada anak kerbau.
Kulit pada anak sapi tersebut dinilai lebih keras dari sapi pada umumnya, sama menyerupai kulit kerbau. Begitu juga saat bersuara, anak sapi itu lebih cenderung menyerupai suara anak kerbau.
Ade Boyo, salah satu pemelihara ternak sapi milik Yosep, mengatakan kejadian tersebut berawal saat majikannya berinisatif untuk melakukan Inseminasi Buatan (IB) terhadap sapi betina Limosin miliknya dengan sapi jantan Brahma di daerah Ciamis. Namun demikian, jelas dia, pihaknya merasa kaget ketika melihat anak sapi betina miliknya tersebut melahirkan bayi yang lebih menyerupai kerbau.
“(Sapi Betina Limosin) Ini di-IB dari Brahma, tapi pas datang ke sini, anaknya menyerupai kerbau. Kami juga kaget,” kata Ade, Sabtu (26/10/2013).
Dijelaskan Ade, selama bergelut di kandang ternak sapi milik Yosep dan bergaul dengan para peternak sapi, diketahui bahwa tidak mungkin perkawinan antara sapi betina dengan kerbau jantan bisa menghasilkan anak. Oleh karena itu, jelas dia, kecil kemungkinan adanya kesalahan ketika proses IB.
“Kalaupun sampai terjadi kesalahan saat proses IB, yakni dengan kerbau, itu tidak mungkin bisa menjadikan sapi ini bunting dan melahirkan. Sebab, kata para ahli, perkawinan kerbau dengan sapi itu tidak akan menghasilkan anak, enggak bakalan bisa,” jelas dia.
Lebih jauh dijelaskan dia, pasca adanya fenomena tersebut, sejumlah ahli peternakan sempat datang untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan tersebut, lanjut Ade, para ahli juga mengaku heran dengan hal tersebut.
“Sudah ada beberapa ahli datang ke sini, termasuk dari Dinas Kehtanan Perkebunan dan Peternakan (Dishutbunak) Kabupaten Majalengka. Dan mereka juga mengaku baru kali ini menemukan hal seperti ini,” papar dia.
Untuk memastikan apakah anak tersebut adalah anak sapi atau kerbau, lanjut dia, petugas sudah mengambil sampel untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Namun demikian, jelas dia, sebagian besar para ahli tersebut mengatakan bahwa anak sapi itu, lebih cenderung kepada anak kerbau.
“Kondisinya sendiri, alhamdulillah baik induk maupun anaknya dalam keadaan sehat-sehat saja. Enggak ada masalah,” lanjut Ade.