Keberadaan monyet liar di 'Bulu Lowa', di Kelurahan Toddang Pulu, Kecamatan Tellu Limpoe, semakin mengkhawatirkan warga setempat. Pasalnya, monyet liar sudah melukai sedikitnya 7 orang warga Toddang Pulu.
Senin (28/1) kemarin, monyet liar itu kembali menyerang warga hingga mengalami luka serius di sekujur tubuh dan harus mendapat perawatan intensif di ruang UGD RSU Nene Mallomo. Korban La Sakka merupakan korban ke 7 amukan monyet yang diduga 'bersarang' di atas bukit Gunung Lowa itu, sejak medio Januari lalu.
Senin kemarin, sekitar pukul 15.16 Wita, seorang warga bernama La Sakka (16) kembali harus dilarikan ke RS Nene Mallomo setelah diserang monyet liar. Penyerangan itu terjadi saat korban sedang menunggui warung makanan milik orangtuanya.
Hanya beberapa menit duduk di depan warung, tiba-tiba seekor monyet jantan langsung menyerangnya dari belakang. Korbanpun diserang secara membabi buta. La Sakka tak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya berteriak minta tolong.
Untungnya, sejumlah tetangga korban yang memang sejak beberapa hari terakhir siaga terhadap serangan monyet liar, mendatangi dan membantu korban.
Sebagian lainnya berusaha mengejar monyet berwarna kemerah-merahan itu sambil menenteng parang panjang dan balok serta batu.
Korban La Sakka mengalami luka serius di bagian kepala dan dilarikan ke puskesmas Amparita. Karena luka bekas cakaran dan gigitan monyet tersebut cukup parah, ia kemudian dirujuk ke UGD RSU Nene Mallomo.
Menurut keterangan medis, korban mendapat luka serius pada bagian kepala hingga harus mendapat 20 jahitan. Tak hanya itu, luka cakaran kera tersebut cukup dalam pada bagian perut dan tangan serta kaki korban.
Beberapa tetangga korban yang ditemui di RS Nemal mengatakan, serangan monyet memang sudah sering kali menyerang warga secara tiba-tiba. La Sakka merupakan korban penyerangan ke tujuh dari monyet yang diperkirakan berbobot sebesar anjing dewasa itu.
"Ini (korban,red) adalah yang korban ke tujuh dari serangan monyet tersebut. Kita sangat resah, karena dia datang dan menyerang sewaktu-waktu serta tiba-tiba," tutur La Cannu yang diamini Lakanto tetangga korban.
Sebelumnya, monyet liar itu bahkan pernah menyerang seorang bocah berusia 10 awal tahun, atau sekira dua pekan lalu. Bocah malang tersebut harus mengalami luka robek bekas cakar dan gigitan pada bagian perut.
"Korbannya juga pernah seorang bocah anak kecil. Saat ini, masih dirawat intensif di RS Nene Mallomo," tutur La Cannu.
Meski sudah khawatir, namun sejauh ini, kata dia, belum ada inisiatif warga setempat maupun pemerintah daerah dan aparat kepolisian untuk menangkap atau membunuh kera liar tersebut.
Pasalnya, warga mengaku tidak berani karena warga yang bermukim di kaki bukit Bulu Loa meyakini, monyet-monyet tersebut merupakan jelmaan mahluk jadi-jadian. "Kita tidak berani pak, karena pernah kita ramai-ramai mengejar monyet itu, namun dia hilang begitu saja di puncak bukit. Makanya, kita ragu monyet itu jadi-jadian, karena tempatnya juga disakralkan dan sedikit angker," tuturnya diamini warga lainnya.
Kendati begitu, melihat banyaknya korban yang ditimbulkan dari serangan monyet liar itu, sejumlah warga setempat tetap berharap serangan monyet-monyet itu segera diantisipasi pemerintah atau pihak berwenang. Alasannya, karena korbanya sudah cukup banyak.
Warga memprediksi, serangan kera tersebut, tak hanya dilakukan seekor kera yang hidup di bukit Bulu Loa, melainkan ada puluhan gerombolan kera yang dipimpin seekor monyet berbulu putih.
"Saya sendiri pernah melihatnya ada puluhan hidup bergerombol dan dipimpin seekor monyet berwarna putih. Kami sangat berharap pihak terkait segera mengantisipasi serangan monyet itu. Jangan sampai nantinya menelan korban jiwa baru mau berbuat," pinta keluarga korban.
Salah seorang aparat Polres Sidrap, Aiptu H Sunarto serta sejumlah personil dari Polsek Tellu limpoe dibantu warga setempat, hingga kemarin, terus melakukan pengejaran terhadap monyet liar tersebut. Mereka khawatir, aksi serupa terus terjadi dan menyerang pemukiman warga di sekitar lokasi kejadian.
"Ini yang sementara kita buru, pastinya kejadian ini sudah tidak boleh dibiarkan dan kita harus tangani monyet-monyet ini. Kita juga sementara koordinasikan pihak terkait, apakah monyet liar ini akan kita tembak mati atau ditangkap kemudian dipindahkan ke habitat jauh dari pemukiman padat penduduk semisal dilepas ke alam di pengunungan Malloci'e," tegasnya di lokasi lereng Bulu Loa, kemarin.