Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, Raymundus Fernandes, protes terhadap kebijakan pemerintah pusat yang memaksakan diri untuk tetap menyelenggarakan ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs secara serentak, Senin (22/4/2013), meski harus diselenggarakan pada sore hari.
Protes Bupati itu telah disampaikan melalui telepon ke kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Provinsi NTT dan Gubernur NTT. Namun setelah disampaikan ke pemerintah pusat, ternyata protes itu tidak digubris dan pemerintah pusat tetap menginginkan penyelenggaraan berlangsung.
"Sejak awal saya sudah minta supaya jadwal UN hari pertama ini ditunda untuk nanti susulan hari pertama. Sedang hari seterusnya tetap mengikuti jadwal UN yang sudah ada, tetapi dari pemerintah tetap menginginkan untuk penundaannya hanya jam saja, yakni dari semula pukul 07.30 Wita menjadi pukul 15.00 Wita. Terus terang saya keberatan dan protes soal itu karena psikologi anak yang mengikuti UN akan berpengaruh terhadap pelaksanaan di hari pertama ini," kecam Fernandes.
Menurut Fernandes, pihaknya pada hari Sabtu (20/4/2013) kemarin, akhirnya mengumumkan penundaan UN SMP/MTs hari pertama melalui radio setempat. Dengan adanya kebijakan pemerintah pusat itu, dirinya kemudian meminta kepala dinas untuk segera menginformasikan kembali ke semua kepala sekolah SMP yang ada di TTU untuk siap UN hari ini meski dilakukan sore hari.
Lanjut Fernandes, dengan dipaksakan untuk tetap dilaksanakannnya UN, maka dia pesimistis dengan hasil yang akan didapatkan nanti.
"Firasat saya mengatakan nilai UN kali ini akan anjlok atau menurun sebagai akibat dari penundaan UN itu sendiri, padahal para siswa sudah siap secara mental maupun psikologis," jelas Fernandes.
Terkait dengan protesnya itu, menurut Fernandes, pemerintah pusat beralasan, kalau seandainya UN ditunda, maka naskah soal harus disusun baru lagi dan dicetak lagi untuk seluruh kabupaten ini.