Jadwal UN 2013/Kemendikbud
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 tinggal dua pekan lagi. Siapkah para pelajar kelas XII di seluruh Tanah Air untuk melibas 20 paket soal yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kali ini?
Meski menyediakan soal berbeda bagi tiap peserta, Kabalitbang Kemendikbud Khairil Anwar menegaskan, tingkat kesulitan soal masing-masing paket sama. Apalagi soal dibuat oleh para ahli, kemudian diuji coba dan divalidasi.
Khairil tidak menampik jika pihaknya memang menaikkan tingkat kesulitan soal. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan kualitas para pelajar Indonesia. "Karena kami ingin mendapat mutu lulusan yang lebih baik dari tahun ke tahun, maka mau tidak mau tingkat kesulitan soal akan kami naikkan," kata Khairil, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya meningkatkan kualitas soal, Kemendikbud pun mengeluarkan beragam inovasi untuk menjaga kredibilitas UN. Salah satunya adalah menyatukan Lembar Jawaban UN (LJUN) dengan soal.
"Untuk meminimalisasi kebocoran soal, berbeda dengan tahun lalu, naskah soal dan lembar jawaban menjadi satu. Selain itu, kami ingin mengantisipasi jika ada peserta ujian yang salah menulis kode soal karena di LJUN sudah ada barcode soal," kata Khairil.
Lantas, bagaimana dengan sanksi bagi para peserta UN yang curang serta pengawas yang lalai dalam melaksanakan tugas mereka? Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramli menjamin, tahun ini, sanksi bagi siswa maupun pengawas selama UN akan lebih jelas dan tegas.
Tidak percaya? Pelanggaran bagi siswa dan pengawas terbagi dalam tiga kategori. Mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Pada ketegori ringan, pelajar akan mendapat sanksi berupa teguran dari pengawas. Ketika tindakan tersebut masuk dalam kategori berat maka siswa dapat dikeluarkan dan dinyatakan tidak lulus.
Sementara itu, bagi pengawas yang melakukan pelanggaran ringan akan dibebastugaskan selama hari tersebut. Namun, ketika pengawas terbukti membantu siswa menjawab soal hingga menukar jawaban, maka tindakan tersebut termasuk kategori berat dan mendapat sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Meski menyediakan soal berbeda bagi tiap peserta, Kabalitbang Kemendikbud Khairil Anwar menegaskan, tingkat kesulitan soal masing-masing paket sama. Apalagi soal dibuat oleh para ahli, kemudian diuji coba dan divalidasi.
Khairil tidak menampik jika pihaknya memang menaikkan tingkat kesulitan soal. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan kualitas para pelajar Indonesia. "Karena kami ingin mendapat mutu lulusan yang lebih baik dari tahun ke tahun, maka mau tidak mau tingkat kesulitan soal akan kami naikkan," kata Khairil, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya meningkatkan kualitas soal, Kemendikbud pun mengeluarkan beragam inovasi untuk menjaga kredibilitas UN. Salah satunya adalah menyatukan Lembar Jawaban UN (LJUN) dengan soal.
"Untuk meminimalisasi kebocoran soal, berbeda dengan tahun lalu, naskah soal dan lembar jawaban menjadi satu. Selain itu, kami ingin mengantisipasi jika ada peserta ujian yang salah menulis kode soal karena di LJUN sudah ada barcode soal," kata Khairil.
Lantas, bagaimana dengan sanksi bagi para peserta UN yang curang serta pengawas yang lalai dalam melaksanakan tugas mereka? Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramli menjamin, tahun ini, sanksi bagi siswa maupun pengawas selama UN akan lebih jelas dan tegas.
Tidak percaya? Pelanggaran bagi siswa dan pengawas terbagi dalam tiga kategori. Mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Pada ketegori ringan, pelajar akan mendapat sanksi berupa teguran dari pengawas. Ketika tindakan tersebut masuk dalam kategori berat maka siswa dapat dikeluarkan dan dinyatakan tidak lulus.
Sementara itu, bagi pengawas yang melakukan pelanggaran ringan akan dibebastugaskan selama hari tersebut. Namun, ketika pengawas terbukti membantu siswa menjawab soal hingga menukar jawaban, maka tindakan tersebut termasuk kategori berat dan mendapat sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.