Tuesday, April 2, 2013

Ide RI Perangi Perdagangan Manusia Disetujui Negara Asia Pasifik

ndonesia terus menunjukkan perannya dalam penanganan masalah perdagangan manusia di kawasan Asia Pasifik. Hal itu terungkap dalam hasil pertemuan Bali Process ke-5 yang ditutup Selasa 2 April ini.
 
Pertemuan yang digelar selama dua hari itu diikuti oleh 12 menteri dari 11 anggota Bali Process. Sekitar 200 orang delegasi dari 40 negara juga ikut meninjau acara tersebut.
 
Indonesia yang tahun ini memimpin Bali Process bersama Australia menggagas dibentuknya sebuah kelompok kerja yang khusus menangani masalah perdagangan manusia. Kelompok kerja ini dianggap penting untuk melancarkan koordinasi antara Negara-negara Asia Pasifik dalam menghadapi persoalan yang bersifat lintas batas tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan, selain pembentukan kelompok kerja, Indonesia juga menekankan pentingnya upaya pencegahan, deteksi dini dan perlindungan dalam penanganan masalah perdagangan manusia.
 
“Kita harus fokus pada ketiga upaya itu. Dan upaya ini harus dijalankan oleh semua negara, baik negara asal, negara transit maupun negara tujuan,” ujar Natalegawa dalam pers rilis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Okezone, Selasa (2/4/2013).
 
Bali Process adalah satu-satunya mekanisme penanganan masalah perdagangan manusia yang ada di kawasan Asia Pasifik. Mekanisme tersebut dibentuk atas inisatif Indonesia pada 10 tahun yang lalu.
 
Pada pertemuan tahun ini, Indonesia juga menyambut tiga anggota baru dari Bali Process. Ketiga anggota baru itu adalah Amerika Serikat (AS), Uni emirat arab (UEA) dan Badan PBB untuk Urusan Obat-obat Terlarang dan Kejahatan (UNODC)

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...