Keputusan Irjen Djoko Susilo menikahi Suratmi sebagai istri pertama dilakukan bukan tanpa sebab. Di kampungnya, Kelurahan Kanirogo, Kartoharjo, madiun, Ratmi -sapaan Suratmi- sempat dikenal sebagai kembang desa.
Selain dikenal memiliki wajah rupawan, Ratmi juga merupakan putri dari orang yang cukup berpengaruh di kampungnya.
"Mbak Ratmi itu dulu waktu mudanya cantik dan pintar. Makanya mas Djoko Susilo kepincut," ujar Wis Sabar (72), tetangga dekat orang tua Djoko Susilo, kepada merdeka.com, Jumat (22/3).
Sabar menuturkan, dirinya sangat mengenal keduanya, karena saat mereka masih sekolah Sabar sering melihat keduanya bermain bersama.
Sementara itu menurut keponakan Djoko Susilo, Endang Suwartini (55), Djoko Susilo sudah mengenal Ratmi sejak kecil. Bahkan semenjak masih duduk di bangku SMP.
"Mbak Ratmi itu sering main ke rumah om Djoko Susilo. Tidak cuma Suratmi, banyak cewek lain yang main ke sini. Tapi Suratmi yang dipilih om Djoko Susilo. Karena dia yang tercantik, luar dalam," katanya.
Endang mengaku sangat mengenal keduanya, karena meski sebagai keponakan Djoko Susilo, dirinya lebih tua umurnya. Endang yang juga anak Sukarno, kakak Djoko usianya terpaut 2 tahun lebih tua dibanding lulusan Akpol tahun 84 itu.
"Saya itu meskipun keponakannya pak Djoko, tapi kan tua saya. Saya tau semua, wong saya yang momong om Djoko waktu masih kecil," ucap Endang bangga.
Menurut Endang, Suratmi termasuk keluarga yang terpandang. Ayahnya bekerja sebagai anggota TNI, sementara ibunya terkenal sebagai petani yang mempunyai banyak sawah dan pekarangan.
Endang menuturkan, Djoko menikahi Suratmi, setelah lulus dari pendidikan kepolisian.
"Setelah menikah saya tidak tahu lagi. Karena saya bekerja di Jakarta," katanya.
Irjen Djoko Susilo, diketahui menikah dengan tiga orang wanita. Istri pertama Djoko tak lain adalah tetangganya sendiri bernama Suratmi. Istri kedua bernama Mahdiana, seorang perempuan warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dan Istri ketiga Irjen Djoko Susilo adalah Dipta Anindita, mantan Putri Solo 2008. Dipta dinikahi Djoko Susilo, pada 1 Desember 2008 lalu.