Gelombang Stasioner- Coba Anda perhatikan pada
seutas tali yang digetarkan pada salah satu ujungnya dengan ujung tali
yang lainnya diikat sehingga tidak dapat bergerak. Ujung tali yang
diikat ini selalu merupakan simpul gelombang karena tidak dapat
bergetar. Jika ujung tali yang bebas digetarkan secara terus-menerus,
gelombang akan merambat sampai ke ujung tetap yang terikat. Kemudian,
gelombang tersebut akan dipantulkan. Gelombang datang dan gelombang
pantul bersuperposisi, di suatu titik akan mengalami superposisi yang
menguatkan dan di titik yang lain akan mengalami superposisi yang
melemahkan. Pada keadaan tertentu maka akan terbentuk gelombang
stasioner atau gelombang diam.
Pada titik tempat terjadinya
superposisi yang menguatkan maka amplitudo getarnya dua kali amplitudo
gelombang datang dan bernilai positif. Titik ini dinamakan titik perut,
sedangkan pada tali terdapat titik yang tampak tidak bergerak dan titik
tersebut dinamakan titik simpul.
Gambar1.12 Terbentuknya gelombang stasiomer dariujung tali terikat.
Dari gambar di atas kita dapat memperoleh penjelasan sebagai berikut.
a. Pada gelombang stasioner, ada titik-titik ketika kedua gelombang sefase yang menghasilkan titik perut dengan amplitudo 2A (A = amplitudo gelombang datang).
b.
Pada gelombang stasioner, ada titik-titik ketika kedua gelombang
berlawanan fase yang menghasilkan titik simpul dengan amplitudo nol.
Jika
dibuatkan bentuk persamaan matematisnya akan diperoleh tempat
terbentuknya simpul dan perut yang diukur dari ujung pemantulannya
sebagai berikut.
1) Tempat simpul (S) dari ujung pemantulan.
S = 0, λ/2, λ, 3λ/2, …
S = n(λ/2)
2) Tempat perut (P) dari ujung pemantulan.
P = λ/4, 3λ/4, 5λ/4, 7λ/4, …
P = (2n -1)(λ/4) dengan n = 0, 1, 2, 3, …
1) Gelombang Stasioner pada Dawai
Untuk
menentukan kecepatan perambatan gelombang pada dawai, Melde melakukan
percobaan dengan memakai alat seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 1.13 Percobaan Melde
Dari hasil percobaan Melde mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut.
a) Untuk panjang dawai yang tetap maka kcepatan perambatan gelombang berbanding terbalik dengan massa dawai.
b) Untuk massa dawai tetap, cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar panjang dawai.
c) Cepat rambat gelombang dalam dawai berbanding lurus dengan akar tegangan dawai.
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
Dengan
disebut sebagai massa per satuan panjang kawat Maka, persamaannya menjadi:
dengan F dalam Newton (N) dan μ dalam kg/m. Jadi, kecepatan perambatan gelombang pada
dawai adalah berbanding lurus dengan akar tegangan kawat dan berbanding
terbalik dengan akar massa kawat per satuan panjang.
Getaran
yang dihasilkan dari gitar, biola, ataupun kecapi merupakan getaran
dawai. Hal ini diselidiki oleh Mersene dengan menunjukkan persamaan
berikut ini.
a) Nada Dasar atau Harmonik Pertama
Jika sebuah
dawai digetarkan dan membentuk pola seperti gambar berikut. Dawai akan
menghasilkan nada dasar atau disebut harmonik pertama
Gambar 6.13 Nada dasar atau nada harmonik pertama.
sehingga frekuensinya menjadi
b) Nada atas pertama atau harmonik kedua
Pola getaran dawai gambar berikut ini akan menghasilkan nada atas pertama atau disebut juga harmonik kedua dengan l = λ dan f = 2f harmonik pertama sehingga frekuensinya
Gambar 1.14 Nada atas pertama atau nada harmonik kedua.
c) Nada atas pertama kedua
Pola getaran dawai pada gambar berikut ini disebut menghasilkan nada atas kedua
sehingga frekuensinya:
Gambar 1.14 Nada atas kedua atau nada harmonik ketiga.
Dengan demikian, perbandingan antara frekuensi nada-nada pada dawai adalah sebagai berikut.
Perbandingan
frekuensi tersebut merupakan bilangan-bilangan bulat. Telah diketahui
kecepatan perambatan gelombang pada dawai adalah v= √F/μ maka
a) frekuensi nada dasar
b) frekuensi nada atas pertama
c) frekuensi nada atas kedua :
Secara umum, persamaan frekuensi sebuah dawai menjadi:
dengan n = 0, 1, 2, 3,…
2) Gelombang Stasioner pada Pipa Organa
Jika
kita perhatikan alat-alat musik seperti seruling, terompet, klarinet,
dan sebagainya maka getaran dari molekul-molekul udara dalam kolom udara
dapat merupakan sumber bunyi. Kolom udara yang paling sederhana yang
dipakai sebagai alat musik adalah pipa organa. Pipa organa ini ada dua
macam, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
a) Pipa Organa Terbuka
Pipa
organa terbuka merupakan sebuah kolom udara atau tabung yang kedau
ujungnya terbuka. Kedua ujungnya menjadi perut (bebas bergerak) di
tengahnya simpul.
(1) Nada dasar
Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada dasar dengan frekuensi
Gambar 1.16 Nada dasar atau nada harmonik pertama.
(2) Nada atas pertama: l = λ
Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada atas pertama dengan frekuensi:
Gambar 1.17 Nada atas pertama atau nada harmonik kedua.
(3) Nada atas kedua:
Pola gelombang seperti berikut menghasilkan nada atas kedua dengan frekuensi:
Gambar 1.18 Nada atas kedua atau nada harmonik ketiga.
Dengan demikian, diperoleh perbandingan antara frekuensi nada-nada pada pipa organa terbuka, yaitu:
Secara umum, bentuk persamaan frekuensi harmonik dari pipa organa terbuka dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.
dengan n = 0, 1, 2, 3, …
Perbandingan frekuensi nada-nada pada pipa organa terbuka merupakan perbandingan bilangan-bilangan bulat.
b) Pipa organa tertutup
Pipa
organa tertutup merupakan sebuah kolom udara atau tabung yang salah
satu ujungnya tertutup (menjadi simpul karena tidak bebas bergerak) dan
ujung lainnya terbuka (menjadi perut).
(1) Nada dasar:
Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada dasar dengan frekuensi:
Gambar 1.19 Nada dasar atau nada harmonik pertama.
(2) Nada atas pertama:
Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada atas pertama dengan frekuensi:
Gambar 1.20 Nada atas pertama atau nada harmonik kedua.
(3) Nada atas kedua:
Pola gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada atas kedua dengan frekuensi:
Dengan
demikian, untuk nilai kecepatan perambatan gelombang yang sama akan
diperoleh perbandingan antara frekuensi nada-nada pada pipa organa
tertutup, yaitu
Jadi, Anda akan memperoleh perbandingan frekuensi harmoniknya merupakan bilangan ganjil dengan f0 : f1 : f2
= 1: 3 : 5 Perbandingan frekuensi nada-nada pada pipa organa tertutup
merupakan perbandingan bilangan-bilangan ganjil. Secara umum, bentuk
persamaan frekuensi harmonik dari pipa organa tertutup dapat ditulis
persamaannya sebagaiberikut.
dengan n = 0, 1, 2, 3, …
As the person in charge and the manager of the site, which at the same time as the Webmaster for this site, I have attempted wherever possible to provide factual information about,Celebrity and Profil, IPA, National News, International News even attractive and may be very beneficial for you. However, due to limited manpower, time, cost, and the means to be a factor that is very disturbing efforts to up-date the data, especially the news
PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS
IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...