I. Pengantar Mengenai Seleksi Alam dalam Evolusi :
Seleksi Alam sering di identifikasi sebagai suatu proses alamiah. Seleksi alam telah dikenal ahli biologi sebelum Darwin yang mendefinisikannya sebagai “ mekanisme yang menjaga agar spesies tidak berubah tanpa menjadi rusak ”. Darwin adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa proses ini mengalami kekuatan evolusi. Ia kemudian membangun seluruh teorinya berlandaskan pernyataan tersebut. Seleksi alam sebagai dasar teori Darwin ditunjukkan oleh judul yang ia berikan pada bukunya The Origin of Species by Means of Natural Selection. Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri degan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu bertahan akan punah. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka degan cara terbaik akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yg menguntungkan ini lama kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda degan nenek moyangnya . Menurut Darwin manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses ini “evolusi melalui seleksi alam”. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang “terbukti sendiri” karena: Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme. Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup, keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya. Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi evolusi pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi. Seleksi alam menyebabkan karakter-karakter yang positif semakin banyak muncul dalam populasi. Dan setelah melewati banyak sekali generasi, suatu populasi dapat memiliki banyak karakter baru yang berbeda dari karakter nenek moyangnya sehingga muncullah spesies baru.
II. Contoh Evolusi Seleksi Alam pada Manusia :
- Manusia merupakan organisme paling maju di bumi. Manusia, organisme yang tidak mempunyai senjata untuk membela diri, merupakan satu-satunya organisme yang kemudian menggunakan kemampuan otak untuk dapat bertahan hidup. Secara umum terlihat bahwa evolusi memberikan kecenderungan penyempurnaan. Hal-hal baik dipertahankan, sedangkan hal yang buruk terseleksi dan punah. Salah satu hal baik yang selalu kita jumpai adalah pertambahan ukuran yang berarti evolusi menuju kepada komponen tersier.
- Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
- Gen manusia berevolusi dengan cepat di benua Eropa, Asia dan Afrika. Namun perubahan tersebut berbeda-beda sesuai dengan benua asalnya. Akibatnya, manusia secara genetik menjadi semakin berbeda satu dengan lainnya. Contoh karakter yang semakin muncul adalah mata biru dan kulit putih di Eropa Utara serta ketahanan terhadap malaria di Afrika. Hal itu terjadi karena turunnya tingkat kawin mawin antar benua dibanding pada masa nenek moyang manusia modern meninggalkan Afrika untuk menyebar ke seluruh dunia Lima ribu tahun merupakan waktu yang sangat singkat bila menyangkut sebuah proses evolusi. Namun dalam evolusi manusia ini, hanya dalam 100 sampai 200 generasi, gen yang menguntungkan dan terseleksi telah dimiliki oleh 30%-40% populasi manusia. Salah satu faktor yang menyebabkan evolusi cepat ini adalah perubahan lingkungan. Pola dan bahan makanan kita berubah dengan cepat, demikian juga dengan timbulnya berbagai penyakit. Ini semua memaksa spesies manusia untuk ’berubah’, agar dapat terus bertahan hidup walau apa pun yang terjadi.