Jatuhnya alat berat di Masjidil Haram, Mekkah pada Jumat (11/9) sore bukan hanya mengejutkan jemaah. Kabar itu juga menghebohkan publik dunia karena puluhan jemaah haji yang tengah melaksanakan ibadah tewas karenanya.
Menurut petugas sipil Saudi Arabia, setidaknya 65 orang meninggal dalam kejadian itu. Jumlah yang terluka sekitar 154 orang, seperti diberitakan Al Jazeera dan Reuters.
Menurut saksi mata, alat berat jatuh dari lantai tiga Masjidil Haram, sekitar pukul 17.45 waktu setempat.
"Puluhan ambulans langsung menuju lokasi. Petugas langsung menutup area setelahnya," ujar koresponden Al Jazeera, Hasan Patel.
Ia menerangkan, Masjidil Haram memang sedang dalam pembangunan untuk renovasi beberapa titik. "Yang membuat parah adalah, sekitar pukul 17.30 ada hujan besar," ia menjelaskan. Itulah yang menyebabkan alat berat terjatuh dan menimpa jemaah.
Mekkah langsung berkabung.
Syailendra Dharmakitri, Konjen Republik Indonesia di Jeddah menuturkan pada CNN Indonesia, ada warga negara Indonesia yang menjadi korban terluka. Saat ini mereka sedang dirawat di rumah sakit di Mekkah dan dirinya dalam perjalanan menuju ke sana.
Pada 11 September, 13 tahun silam, teroris menyerang jantung Amerika Serikat. Dalam sehari, teroris melakukan beberapa kali serangan yang salah satunya menghantam menara World Trade Center (WTC). Tangis warganya pun menggema ke seluruh antero negeri. Dunia pun turut berkabung dan mengenangnya sebagai tragedi 9/11 atau 11 September.
Dikutip dari history.com, serangan berawal saat 19 pembajak dari kelompok militan Al Qaeda membajak 4 pesawat jet penumpang pertama Boeing-767. Pesawat yang membawa bahan bakar 20 ribu galon itu ditabrakkan ke bagian utara WTC. Tak lama kemudian, Boeing-737 dari maskapai yang sama terbang menukik tajam ke bagian selatan gedung tersebut. Sebagian sisi gedung pun runtuh, orang-orang yang berada di dalamnya tewas.
Saat perhatian jutaan masyarakat tertuju pada New York, pesawat ketiga, American Airlines Flight 77 mengitari ibukota Washington DC dan menabrak sisi barat kompleks markas militer AS Pentagon di Airlington, Virginia. Pesawat keempat jatuh di lapangan di Somerset County, Pennsylvania.
Sekitar 3 ribu orang pun meregang nyawa.
Cerita dari serangan teroris itu simpang siur. Beragam media memiliki versinya sendiri. Meski ada beberapa kesamaan di dalamnya. Berikut 11 fakta dari insiden yang dikenal dengan Peristiwa 9/11 yang dilansir dari dosomething.org, Kamis (11/9/2014):
1. Pada tanggal 11 September 2001, hampir 3.000 orang tewas, 400 adalah petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran, dalam serangan teroris di TC di New York, di gedung Pentagon di Washington DC, dan dalam kecelakaan pesawat di dekat Shanksville, PA.
2. 9/11 bukanlah serangan teroris pertama di WTC. Ledakan sebuah bom pada bulan Februari 1993 menewaskan enam orang.
3. Pada setiap hari kerja, hingga 50.000 karyawan bekerja di menara kembar WTC, dan ada 40.000 lainnya melewati kompleks.
4. Penyelamatan dan pemulihan 1,8 juta ton puing-puing dari WTC memakan waktu 9 bulan.
5. Penumpang United Flight 93, mendengar tentang serangan pesawat sebelumnya dan berusaha untuk merebut kembali kendali pesawat dari pembajak. Akibatnya, para pembajak menjatuhkan pesawat di lapangan Pennsylvania bukan di target yang tak diketahui hingga saat ini.
6. Video serangan WTC langsung ditayangkan dan beredar dengan cepat. Namun tidak ada rekaman video serangan di Pentagon yang dirilis ke publik sampai tahun 2006.
7. Meskipun kedua polisi dan Departemen Pemadam Kebakaran New York City memiliki prosedur tanggap darurat mereka sendiri, namun departemen tersebut tidak memiliki rencana untuk dikoordinasikan atas insiden besar.
8. Tahun 2001, prosedur evakuasi wajib tim pemadam kebakaran New York untuk lantai yang dikelilingi api. Setelah pesawat menabrakkan diri di 1 gedung WTC. Sementara karyawan di gedung 2 diminta bertahan.
9. 9/11 merupakan peristiwa serangan dari asing di tanah Amerika, yang memakan korban terbanyak.
10. 18 orang berhasil diselamatkan hidup-hidup dari reruntuhan situs World Trade Center.
11. Kasus stres pasca-trauma yang umum di antara 9/11 korban dan petugas penyelamat. Masalah pernapasan seperti asma dan radang paru-paru juga dikembangkan pada tingkat normal bagi mereka di dalam dan sekitar World Trade Center selama dan setelah serangan.