Warga RT 24 RW 12 Dusun Awar-awar Desa Tambakrejo Kec. Krembung dibuat geger dengan kemunculan puluhan buaya di daratan Kali Porong Sungai Porong (Brantas). Gegernya warga juga disebabkan lantaran buaya itu muncul setiap siang dan kembali ke air saat sore hari.
Buaya-buaya berukuran kecil dan besar itu tampak muncul di bawah tangkis sungai. Entah fenomena apa hingga membuat banyak buaya-buaya itu. Baru kali ini terjadi saat kondisi debit air Sungai Porong surut atau kecil.
Wakid (62) pencari rumput yang pernah menjumpai buaya berjajar dikubangan air, mengaku kaget. “Saya kaget melihat banyaknya buaya muncul di permukaan,” ucapnya, Minggu (24/5/2 15) lalu.
Warga yang melihat berbondong-bondong, dirundung rasa senang dan khawatir. Melihat binatang predator itu, ada kalanya senang, dan juga takut jika nanti sampai naik ke daratan dan menyebrang mendatangi pemukiman warga.
“Saya saat melihat senang. Tapi juga takut, lokasi buaya-buaya itu juga dekat dengan pemukiman warga. Baru kali ini, buaya-buaya itu muncul ke permukaan,” terangnya.
Kariadi (47) warga lainnya juga merasa heran dengan munculnya buaya-buaya itu. Dia menduga, karena debit air kecil, kena terik panas matahari hingga membuat air sungai hangat dan buaya muncul naik ke daratan.
“Sejak saya kecil hingga besar, baru kali ini saya melihat buaya di Sungai Porong. Di dekat lokasi memang ada rawa-rawa bekas galian pasir,” sebutnya.
Bukan buaya biasa
Selama adanya petugas BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam ) Jatim yang akan melakukan evakuasi buaya-buaya yang dua pekan bermunculan, kini hampir tidak mau muncul lagi.
Bahkan petugas BKSDA yang sejak Rabu (3/6/2015) mendirikan tenda di bantaran Kali Porong, kini tidak ada di lokasi. Entah pindah kemana posko tim gabungan tersebut. Jaring yang semula dipasang sampai tengah kali, juga tidak tampak.
Di lokasi juga tidak tampak adanya petugas BKSDA maupun petugas Taman Safari Pasuruan yang akan berencana memindahkan buaya-buaya muara itu ke habitat asli yang lebih alami di Kali Bajul (buaya) dekat muara Kali Porong jawasan Tlocor Kec. Jabon itu.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, petugas gabungan di bawah Dinas Kehutanan itu meninggalkan lokasi posko, Kamis (4/6/2015) malam. Tidak ada yang mengetahui penyebab petugas meninggalkan lokasi.
“Mungkin buaya tidak muncul karena mengetahui akan dievakuasi atau dipindah ke tempat lain,” ucap salah satu warga Awar Awar, Jumat (5/6/2015).
Adakalanya warga mengatakan kalau mungkin petugas ragu akan melakukan evakuasi karena mungkin melihat sesuatu atau lainnya. “Saya yakin buaya-buaya itu sejatinya bukan buaya biasa,” imbuh pria yang kerap beraktifitas di Kali Porong tersebut.
Seperti diketahui sejatinya warga Dusun Awar Awar tidak setuju dengan rencana adanya pemindahan buaya-buaya yang sempat mengundang perhatian warga luar daerah dan menjadikan Dusun Awar Awar jadi tujuan wisata.
Warga Awar Awar juga banyak yang beralih menjadi pedagang atau penjual makanan yang dijajakan ke atas tanggul Kali Porong tempat warga luar daerah rekreasi ingin melihat buaya Kalu Porong warna keputih-putihan dan kecoklatan itu muncul.
Namun, pihak BKSDA Jawa Timur mulai Kamis sore, 4 Juni 2015, memprakondisikan evakuasi buaya yang muncul di aliran Sungai Porong, Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, kabupaten Sidoarjo.
Kepala Seksi Konservasi BKSDA Jawa Timur, Wiwid Widodo, mengatakan mulai Kamis sore hingga lima hari ke depan proses evakuasi akan dimulai dengan prakondisi. “Proses evakuasi nggak langsung bisa ditangkap hari ini juga. Artinya, yang paling awal adalah prakondisi,” kata dia di lokasi, Kamis, 4 Juni 2015 kemarin.
Lebih lanjut Wiwid mengatakan, prakondisi membutuhkan dukungan warga untuk membatasi pengunjung agar tidak mempengaruhi perilaku buaya. Dari identifikasi BKSDA di lapangan selama sepekan, ada dua buaya di aliran Sungai Porong dusun setempat. Buaya itu, kata wiwid, berjenis buaya muara (Crocodylus porosus). “Bila kedua buaya itu bisa ditangkap akan dikembalikan ke habitatnya,” ujarnya.
Wiwid menjelaskan evakusi akan dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama adalah penangkapan dengan menggunakan peralatan sederhana. Bila masih tidak bisa selanjutnya memakai peralatan jerat. Adapun tahapan terakhir yang tidak memungkinkan adalah tembak bius.
Akan diruwat
Ditengah upaya BSKDA itu, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, memiliki rencana lain. Mereka akan meruwat buaya itu pada Sabtu mendatang, 6 Juni 2015. Ruwatan terhadap buaya yang dianggap siluman itu dilangsungkan bersamaan dengan sedekah bumi.
“Sabtu malam sedekah bumi. Siangnya di sana ada ruwatan,” kata Sutamar, warga setempat, kepada Tempo, 3 Juni 2014. Sutamar mengatakan dulu ketika dilangsungkan sedekah bumi buaya itu sering muncul di permukaan.
Menurut dia, warga setempat sejak dulu telah mempercayai bahwa di Sungai Porong yang melintasi dusun mereka ada penunggunya. Penunggunya dipercayai berupa buaya.
Sabar, tetua warga Dusun Awar-awar, mengaku pada Jumat dini hari lalu sempat ditemui jelmaan penunggu buaya itu. Buaya itu menanyakan perihal sedekah bumi. “Pak, kapan sedekah buminya,” kata dia menirukan jelmaan tersebut.