Raja Salman menolak undangan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk melakukan perundingan damai dengan Yaman di Camp David.
Sebagai gantinya, Raja Salman mewakilkan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Nayef, dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (11/5/2015), Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan ketidakhadiran Raja Salman disebabkan penolakannya terhadap kerja sama antara AS dan Iran khususnya dalam program nuklir.
Arab Saudi sangat khawatir dengan semakin meluasnya pengaruh Iran di Timur Tengah. Hal ini semakin diperkuat fakta bahwa Kelompok Houthi di Yaman dan Kelompok Hizbullah di Lebanon memiliki hubungan erat dengan Iran.
Jatuhnya pemerintahan Yaman oleh Kelompok Houthi, telah menimbulkan kekecewaan bagi Arab Saudi. Hal inilah yang menyebabkan Arab Saudimelakukan serangan ke Yaman untuk menghancurkan Kelompok Houthi.
Sementara itu, Presiden Obama menegaskan jika AS tetap mendukung invasi Arab Saudi ke Yaman. Namun, ia menolak jika negaranya ikut berperang langsung dalam menghancurkan Kelompok Houthi.