Thursday, March 12, 2015

Ini Dia! Penampakan Batu Giok 20 Ton Seharga 30 Miliar Yang Hebohkan Aceh



Seperti diketahui, bahwa Batu Akik tengah jadi tren. Hargany gila-gilaan. Dari puluhan ribu hingga miliaran rupiah. Hal inilah yang membuat batu giok yang ditemukan warga di Nagan Raya, Aceh, yang diduga seberat 20 ton jadi rebutan antara warga dan pendatang. Karena Giok Aceh termasuk batu alam yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia.
Batu Giok Aceh atau “Aceh Nephrite Jade” atau yang sering disebut juga sebagai “Lumut Aceh” yang diyakini seberat 20 ton itu ditemukan pada Selasa (10/2/2015) lalu oleh seorang warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong Ateuh, Kabupaten Nagan Raya, Aceh yang berada ditengah hutan dan berjarak sekitar 18 kilometar dari desa terdekat atau sekitar 2 jam perjalanan.
Kronologi penemuan Batu Giok di Aceh seberat 20 ton
Mayoritas warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong Ateuh, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, hampir saban hari bekerja sebagai pencari batu alam. Mereka menyusuri sungai dan masuk ke dalam hutan untuk mencari batu yang tengah booming. Beberapa hari lalu, seorang warga di sana menemukan giok seberat 20 ton.
Adalah Usman (45) yang pertama sekali melihat batu ukuran raksasa tersebut. Saat mencari batu bersama sejumlah warga lain, matanya tak sengaja melihat ke sebuah benda ukuran besar yang tertutup dedaunan. Lokasinya di dalam hutan lindung yang tumbuh aneka pohon.
Giok Aceh 20 ton 02
Warga dan aparat bersenjata menjaga Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton.
Rasa penasaran Usman dikala itu langsung timbul. Ia bersama temannya kemudian mendekat dan membersihkan daun sehingga terlihat batu besar. Warga memperkirakan ukuran batu seberat 20 ton. Di dalamnya ada giok solar, idocrase dan neon. Ketiga jenis batu ini memang paling digemari masyarakat saat ini.
Usman sudah sekitar setahun lebih mencari batu tapi gak pernah dapat yang bagus. Yang 20 ton ini dia yang dapat pertama. Usman bersama sejumlah rekannya tidak mengambil batu tersebut karena sudah ada aturan dari pemerintah yang melarang warga menambang.
Siang hari, datang sejumlah warga desa tetangga mengajak kerjasama membelah batu tersebut, namun Usman menolak. Setelah mengingat ada aturan yang melarang warga mengambil batu, warga  pulang tanpa membawa giok yang baru ditemukannya.
Batu Giok dijaga bersama oleh Polisi, TNI dan Masyarakat
Pada malam hari, warga Desa Pante Ara mendapat informasi tentang adanya sejumlah warga yang berusaha mengambil batu.  Aksi mereka diketahui oleh warga Desa Meunasah Teungoh. Sekitar pukul 24.00 WIB, warga dari desa tersebut beramai-ramai datang ke lokasi dengan tujuan untuk mencegah ada masyarakat yang hendak mengambil batu sebelum terbitnya peraturan resmi.
Mereka datang ada yang bawa parang karena masuk hutan tengah malam. Saat tiba di lokasi, sejumlah warga yang berusaha “mencuri” batu memilih menghentikan aktivitas mereka. Mereka langsung membubarkan diri dan tidak sampai terjadi keributan.
Giok Aceh 20 ton 04
Sejumlah warga sedang duduk diatas Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton (foto: Agus Setyadi / detikcom)
Moratorium pengambilan batu yang dikeluarkan oleh Pemerintah Nagan Raya pada 5 Februari lalu berlaku hingga 8 Maret 2015. Selama batas waktu tersebut, warga dilarang mengambil batu.
Batu alam itu berada di dekat aliran sungai di Gampong Krueng Isep, Kecamatan Beutong, Nagan Raya. Lokasinya di kawasan hutan, belasan kilometer dari jalan provinsi, dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 1-2 jam.
Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, garis polisi dipasang di sekitar batu setelah kejadian itu. Tak ada yang boleh mengambilnya secuil pun. Alhasil, hingga saat ini, batu yang ditaksir berbobot 20 ton itu tetap berada di tempatnya.
Batu giok Aceh memang bernilai tinggi. Bila sudah digosok dan sudah jadi, harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan miliaran. Tak heran, ada orang yang rela datang dengan membawa senjata tajam demi batu berukuran besar sebagaimana ditemukan di Gampong Krueng Isep, Kecamatan Beutong, Nagan Raya tersebut. Hingga kini batu tersebut masih dijaga oleh polisi, warga dan TNI.
Giok Aceh 20 ton 03
Sejumlah warga sedang duduk diatas Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton (foto: Agus Setyadi / detikcom)
Ada Bahan ‘Super’ di Dalamnya, Ini Penerawangan Pecinta Batu soal Giok 20 Ton
Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (GaPBA) sudah mendapatkan informasi terkait penemuan batu giok seberat 20 ton yang ditemukan warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, Aceh. Di dalam batu alam tersebut, diperkirakan terdapat idocrase super dengan harga selangit. Berapa taksirannya?
Ketua GaPBA, Nasrul Sufi, mengatakan, batu giok seberat 20 ton yang ditemukan masyarakat diperkirakan jenis idocrase super yang layak dijual dengan harga tinggi. Untuk ukuran cincin besar yang sudah diasah saja, harganya mencapai Rp 15 juta per cincin.
“Ini kalau taksiran saya sekitar 30 miliar harganya kalau 60 persen saja keluar idocrase super,” kata Nasrus saat ditemui usai pembahasan regulasi giok di Gedung DPR Aceh, Selasa (17/2/2015).
GaPBA hingga kini masih melakukan penelitian terkait apakah batu tersebut semua berisi idocrase super atau tidak. Menurutnya, dirinya mengaku belum mendapat informasi tentang batu tersebut yang diperkirakan masih berusia muda.
“Masih dilakukan penelitian, menurut informasi dari teman-teman jenis idocrase super. Tapi kita masih lakukan penelitian,” jelasnya.
Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton, sempat diambil beberapa bagiannya oleh warga.
Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton, sempat diambil beberapa bagiannya oleh warga.
Saran Pecinta Batu ke Pemerintah agar Giok 20 Ton Tak Timbulkan Konflik
Ketua Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (GaPBA), Nasrul Sufi, mengatakan, Pemerintah Nagan Raya harus segera mencari solusi agar batu giok seberat 20 ton tidak menjadi persoalan di tengah masyarakat. Sekarang, warga Desa Pante Ara masih terus menjaga batu agar tidak ada yang mengambil.
“Batu itu ‘kan ciptaan Allah. Pemerintah harus mencari solusi apakah batu itu diambil kemudian dibagi. Tapi jangan diambil oleh pemerintah semua, karena di situ ‘kan ada hak-hak masyarakat juga,” kata Nasrul saat ditemui, Selasa (17/2/2015).
Menurut Nasrul, jika batu itu diambil, masyarakat yang menemukan juga harus mendapat jatah. “Kalau masyarakat tidak menemukan batu itu, kan pemerintah gak tau,” jelasnya.
Giok seberat 20 ton yang ditemukan oleh warga bernama Usman (45), jadi merupakan batu pribadi bukan batu umum. Hal itu karena hanya Usman yang menemukan pertama sekali. “Jadi itu bukan batu umum. Kalau datang orang lain mengambilnya sayang orang yang pertama dapat,” kata seorang warga bernama Kamaruzzaman. (sumber: detik.com).
Penampakan lapisan dalam Batu Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton.
Penampakan lapisan dalam Batu Giok Aceh yang ditemukan di hutan dan diperkirakan seberat 20 ton.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...