ULAH Bu Guru di Wokingham Borough, Inggris bernama Emma Webb ini memang ‘ngeri-ngeri sedap’. Meski sudah bersuami dan punya dua anak, Bu Emma ternyata doyan selingkuh.
Masalahnya, sasaran Bu Emma bukanlah pria sebaya atau yang sudah dewasa. Ia menyasar muridnya di sekolah yang masih belia.
Bu Emma yang kini berusia 44 tahun, ketahuan bercinta dengan siswa yang masih ‘belum pengalaman’ untuk urusan begituan selama periode September 2009 sampai dengan Mei 2012. Kala itu, korbannya pun masih berumur 15 dan 16 tahun.
Tapi untuk urusan kenikmatan syahwat, Bu Emma memang nekat. Ia berani berindehoi di rumah sendiri saat suaminya bekerja. Selain itu, ia juga memberi seks oral kepada siswa yang jadi korbannya di dalam mobil Jeep miliknya.
Saat proses pengadilan pada 2012 silam terungkap bahwa ia pernah bercinta dengan siswanya di tangga dan ruang tamu rumahnya di Kingfisher Drive. Dia juga menggarap muridnya di dalam mobil sekadar untuk seks oral maupun bercinta di kursi belakang. Total, Emma mengakui 30 kali melakukan kontak seksual dengan siswa-siswanya.
Lalu bagaimana Bu Emma memancing siswanya untuk bercinta? Modusnya adalah dengan mengirim pesan melalui Facebook ataupun pesan singkat (SMS) agar sang siswa meninggalkan kelas. Alasannya, ia akan memberi les khusus matematika.
Dalam persidangan, jaksa penuntut Michael Roques mengungkapkan, Emma sering mengirim pesan bernada menggoda ke siswanya. Bahkan, tak jarang Emma meminta siswanya mengaktifkan Bluetooth di handphone agar bisa mengirim gambar-gambar jorok.
Yang lebih gila, melalui Bluetooth pula Emma mengirim gambar-gambar dirinya saat hanya mengenakan pakaian dalam dan memainkan alat bantu seks. Ya ampun…
Sementara saat bercinta pun Emma tak pernah meminta ‘berondong’ yang jadi korbannya mengenakan kondom. Ia beralasan tak bisa hamil lagi, jadi tak masalah bila mitra indehoinya tak mengenakan kondom.
Sang murid yang jadi korban pun tak berani buka mulut. Pasalnya, Emma menakut-takuti korbannya bawah ia bersuamikan penyandang sabuk hitam untuk olahraga bela diri. “Inilah alasan korban tak mau mengungkap saat penyelidikan,” kata Roques.
Pengadilan Reading Crown di Inggris pada Desember 2012 menyatakan Emma telah bersalah karena menyalahgunakan posisinya selama menjadi guru di Woodley pada periode 2009-2012. Korbannya adalah 5 siswa sekolah di Wokingham yang tak disebutkan namanya untuk alasan hukum dan privasi.
Pengadilan pun mengganjar Emma dengan hukuman penjara selama 32 bulan. Namun, kala itu Emma merengek belum siap masuk penjara.
Akhirnya hakim memberikan masa percobaan selama 2 tahun sehingga ia tak perlu masuk bui. Hanya saja, ia selama dua tahun berada di bawah pengawasan dan membayar denda sebesar £ 100 atau sekitar Rp 1,9 juta.