Jika anda memiliki pertanyaan seperti tersebut maka pada postingan berikut saya akan mencoba menelusuri dan mengulas tentang salah satu jenis penyakit psikologi yang sebenarnya cukup populer ini. Ya, penyakit ini cukup populer karena banyak selebritis dan tokoh dunia berprestasi yang diketahui mengalaminya. Sebut saja Chris Brown, Demi Lovato, Mel Gibson, Robin Williams, Kurt Cobain, Jean-Claude Van Damme dsb.
Menurut Wikipedia, Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania. Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.
Berbicara mengenai perubahan mood, tentu saja setiap orang pernah mengalaminya. Akan tetapi dalam kasus Bipolar Disorder ini, penderitanya memiliki pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Pada suatu ketika penderita Bipolar Disorder akan merasa sangat antusias dan bersemangat (mania) akan tetapi pada saat moodnya berubah buruk, ia bisa merasa sangat depresi, pesimis, putus asa dan bahkan bisa memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Pada umumnya, gejala bipolar akan muncul di usia muda antara 15-25 tahun dan bisa terjadi pada pria ataupun wanita. Mereka yang menderita bipolar biasanya masih bisa menjalani rutinitas sehari-hari. Namun, pada suatu ketika mereka bisa mengalami suatu fase aneh yaitu munculnya gejala bipolar yang sering disebut manic phase/episodes yang bisa berlangsung selama beberapa hari atau bahkan hingga bulanan.
Tanda dan gejala Bipolar disorder bisa bervariasi antara individu satu dan lainnya. Gejala bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang lebih rentan terhadap baik mania atau depresi, sementara yang lain bergantian sama antara dua jenis episode.
Ada empat jenis mood episode dalam Bipolar Disorder: mania, hypomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis mood episode bipolar disorder memiliki gejala yang unik.
Jenis-jenis Bipolar Disorder :
Bipolar I Disorder (mania dan depresi). Untuk jenis yang ini termasuk jenis yang paling klasik dan juga yang terparah dibanding jenis yang lainnya. Penderita bipolar I disorder akan mengalami paling tidak satu episode mania atau campuran. Sebagian besar penderita juga akan mengalami paling tidak satu episode depresi.
Bipolar II Disorder (hypomania dan depresi). Jenis ini tidak menunjukkan episode mania, tapi hanya melibatkan episode depresi dan hypomania (mania ringan). Yang termasuk ke dalam jenis ini apabila penderitanya mengalami paling tidak satu episode hypomania dan satu episode depresi. Namun, jika penderitanya juga mengalami satu episode mania, berarti dia menderita bipolar I disorder, bukan lagi bipolar II disorder.
Cyclothymia (hypomania dan depresi ringan). Jenis yang ketiga ini terbilang yang paling ringan. Cyclothymia melibatkan beberapa kali episode hypomania (mania ringan) dan depresi ringan selama paling tidak 2 tahun. Agar tidak berkembang menjadi lebih parah, penderita harus segera mendapat perawatan yang tepat.
Faktor penyebab atau pemicu bipolar disorder :
Genetik
Sebenarnya, untuk penyebab munculnya bipolar disorder belum diketahui secara pasti, akan tetapi diduga faktor genetik bisa menjadi salah satu faktor pemicunya. Bisa saja orangtua yang memiliki gangguan ini akan menurun kepada anaknya.
Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah mengalami satu episode gangguan mood.
Tapi, bisa saja anak yang memiliki "bakat" menjadi bipolar, tidak akan mengalami gejala-gejala bipolar apabila tidak mendapatkan tekanan dari lingkungan. Ini karena penurunan bipolar tidak seperti hukum mendel, yang misalnya jika kedua orangtua albino berarti anak sudah pasti albino. Bipolar penurunannya bukan seperti itu, tetapi ditemukan ada gen tertentu yang menjadi penentu kerentanan. Jadi, kalau bisa dibilang terbawa sejak lahir secara biologis si anak atau individu ini.
Fisiologis
1. Sistem Neurochemistry dan Mood Disorders
Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak.
2. Sistem Neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus. Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity. Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan dorongan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi
Lingkungan
Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab.
Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu. Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya Bipolar Disorder :
Jika anda ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar bipolar disorder atau penyakit kejiwaan lainnya bisa membaca artikel Gangguan bipolar di Wikipedia serta bergabung di komunitas facebook agar bisa berinteraksi secara langsung dengan para penderitanya yang tergabung di grup tersebut.
Menurut Wikipedia, Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania. Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.
Berbicara mengenai perubahan mood, tentu saja setiap orang pernah mengalaminya. Akan tetapi dalam kasus Bipolar Disorder ini, penderitanya memiliki pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Pada suatu ketika penderita Bipolar Disorder akan merasa sangat antusias dan bersemangat (mania) akan tetapi pada saat moodnya berubah buruk, ia bisa merasa sangat depresi, pesimis, putus asa dan bahkan bisa memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Pada umumnya, gejala bipolar akan muncul di usia muda antara 15-25 tahun dan bisa terjadi pada pria ataupun wanita. Mereka yang menderita bipolar biasanya masih bisa menjalani rutinitas sehari-hari. Namun, pada suatu ketika mereka bisa mengalami suatu fase aneh yaitu munculnya gejala bipolar yang sering disebut manic phase/episodes yang bisa berlangsung selama beberapa hari atau bahkan hingga bulanan.
Ada empat jenis mood episode dalam Bipolar Disorder: mania, hypomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis mood episode bipolar disorder memiliki gejala yang unik.
Jenis-jenis Bipolar Disorder :
Bipolar I Disorder (mania dan depresi). Untuk jenis yang ini termasuk jenis yang paling klasik dan juga yang terparah dibanding jenis yang lainnya. Penderita bipolar I disorder akan mengalami paling tidak satu episode mania atau campuran. Sebagian besar penderita juga akan mengalami paling tidak satu episode depresi.
Bipolar II Disorder (hypomania dan depresi). Jenis ini tidak menunjukkan episode mania, tapi hanya melibatkan episode depresi dan hypomania (mania ringan). Yang termasuk ke dalam jenis ini apabila penderitanya mengalami paling tidak satu episode hypomania dan satu episode depresi. Namun, jika penderitanya juga mengalami satu episode mania, berarti dia menderita bipolar I disorder, bukan lagi bipolar II disorder.
Cyclothymia (hypomania dan depresi ringan). Jenis yang ketiga ini terbilang yang paling ringan. Cyclothymia melibatkan beberapa kali episode hypomania (mania ringan) dan depresi ringan selama paling tidak 2 tahun. Agar tidak berkembang menjadi lebih parah, penderita harus segera mendapat perawatan yang tepat.
Faktor penyebab atau pemicu bipolar disorder :
Genetik
Sebenarnya, untuk penyebab munculnya bipolar disorder belum diketahui secara pasti, akan tetapi diduga faktor genetik bisa menjadi salah satu faktor pemicunya. Bisa saja orangtua yang memiliki gangguan ini akan menurun kepada anaknya.
Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah mengalami satu episode gangguan mood.
Tapi, bisa saja anak yang memiliki "bakat" menjadi bipolar, tidak akan mengalami gejala-gejala bipolar apabila tidak mendapatkan tekanan dari lingkungan. Ini karena penurunan bipolar tidak seperti hukum mendel, yang misalnya jika kedua orangtua albino berarti anak sudah pasti albino. Bipolar penurunannya bukan seperti itu, tetapi ditemukan ada gen tertentu yang menjadi penentu kerentanan. Jadi, kalau bisa dibilang terbawa sejak lahir secara biologis si anak atau individu ini.
Fisiologis
1. Sistem Neurochemistry dan Mood Disorders
Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak.
2. Sistem Neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus. Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity. Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan dorongan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi
Lingkungan
Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab.
Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu. Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya Bipolar Disorder :
- Stress - peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
- Penyalahgunaan Zat - Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit.
- Obat - obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan selera makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
- Perubahan Musiman - Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
- Kurang Tidur - Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat-bisa memicu episode mania
Jika anda ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar bipolar disorder atau penyakit kejiwaan lainnya bisa membaca artikel Gangguan bipolar di Wikipedia serta bergabung di komunitas facebook agar bisa berinteraksi secara langsung dengan para penderitanya yang tergabung di grup tersebut.